"Taeui, apa kau sudah melihatnya? HRD mengirim internal memo kemarin."
Taeui baru saja berjalan masuk ke ruangan ketika salah satu temannya berbicara dari tepi jendela. Dengan mulut sibuk mengunyah sepotong hamburger, pemuda itu hanya menatapnya tak selera.
"Aku belum melihatnya, tapi soal apa?"
Taeui duduk di depan meja, menyalakan komputer tanpa berhenti mengunyah.
"Kita akan mendapatkan Direktur baru."
"Benarkah?"
Taeui cepat-cepat membuka akunnya, tidak sampai satu menit setelah internet terhubung lewat Wi-Fi central gedung ini. Dengan teliti, pemuda itu membaca setiap kalimat dalam internal memo yang dikirim oleh pihak HRD.
"Sangat disayangkan, bagaimana Tuan Aaric pada akhirnya harus mengundurkan diri lebih awal dari waktu yang ditetapkan."
Meski pun Taeui tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sudah lama bekerja di sana, Taeui cukup mengerti jika Aaric BeerwinㅡPresiden Direktur sebelumnya, sudah terlampau dekat sekali dengan masa pensiun. Usia pria itu bahkan sudah menginjak angka tujuh puluhan tahun ini. Jadi wajar saja jika sekarang, posisinya diambil alih seseorang yang mungkin lebih muda darinya.
"Riegrow..."
Pandangan Taeui terus saja terfokus pada permukaan layar, tidak ada gambar apa pun yang bisa Ia temukan, hanya sebatas nama milik seseorang yang konon katanya, akan menggantikan posisi Tuan Aaric.
"Riegrow adalah nama Direktur kita yang baru. Kudengar Ia masih bagian dari Keluarga Hubert. Aku juga tidak pernah bertemu dengannya, tapi Taeui, bagaimana menurutmu?"
"Terdengar seperti seekor anjing gila."
"Sialan, Jeong Taeui!"
"Jadi apa yang harus kukatakan? Aku bahkan sebetulnya tidak begitu peduli tentang Direktur baru atau apa pun itu. Karena bagiku sama saja, tidak ada bedanya. Kita semua hanya perlu bekerja keras untuk menyenangkan hatinya tanpa banyak bicara."
"Ya, kau benar. Tapi jika kau ingin melihat seperti apa Direktur kita yang baru, maka jangan sampai terlambat di hari esok. Serah terima jabatannya akan dilakukan pukul sepuluh pagi."
"Ah, baiklah, kalau begitu aku harus mulai bekerja keras dari sekarang."
"Bekerja keras untuk apa?"
"Tentu saja untuk merayu Taekjoo-ku agar sayangku yang itu mau meminjamkan sepeda motornya untukku."
"Aku bahkan hampir lupa jika selama ini, kau selalu berangkat dan pulang kantor menggunakan angkutan umum. Ah, itu pasti sulit sekali untukmu, Taeui."
"Tempat tinggalku yang sekarang itu sedikit jauh ke pinggiran kota, aku harus berjalan kaki sampai ke stasiun dan itu memakan waktu hampir setengah jam. Aku juga harus menempuh satu jam perjalanan kereta, ditambah bus untuk bisa sampai di sini. Jadi cara paling benar adalah meminjam sepeda motor Taekjoo-ku."
Itu pun jika Taekjoo benar-benar meminjamkannya, pikir Taeui. Bukan berarti Taekjoo orang yang pelit, hanya saja untuk urusan sepeda motor, kakak laki-lakinya yang itu akan menjadi sangat-sangat posesif. Taeui pernah mengalami kecelakaan lalu lintas karena mengemudi sepeda motor seorang diri, mengalami banyak sekali luka sehingga, Taekjoo terus menyimpan rasa cemas. Selama ini, Taekjoo hanya memberinya uang saku untuk menggunakan layanan transportasi umum, dan hanya beberapa kali mengantar Taeui tatkala dirinya sedang bebas tugas. Kwon Taekjoo bekerja di salah satu kantor kepolisian, jadi terkadang pria itu menjadi orang sibuk.
"Kalau begitu, Taeui, menginap saja di rumahku."
Mia, salah satu pegawai di sana, secara tiba-tiba ikut dalam diskusi tak penting ini. Taeui lantas memandang wajah wanita itu sedikit penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui
FanfictionSatu-satunya berkah bagi Taeui adalah dilahirkan ke dunia ini sebagai Beta. Akibat kejadian di masa lalu, Taeui juga memiliki kebencian yang sangat ekstrim terhadap Alpha. Terlebih, Alpha dominan. Taeui menjalani kehidupan yang biasa, sampai pada su...