Taeui berangkat ke kantor diantar Taekjoo mengendarai sepeda motor besarnya. Taeui turun dengan selamat sampai di lobby lantas bergegas untuk segera bersiap-siap menghadiri sebuah rapat.
Pada hari itu, Taeui secara kebetulan dipilih untuk menjadi salah satu perwakilan divisi bersama tujuh orang pegawai dari divisi lain. Semua orang sudah memenuhi meja melingkar di ruangan meeting lantai empat ketika Taeui duduk, hanya tinggal menunggu direktur saja yang katanya akan sedikit terlambat beberapa menit dari jadwal.
Entah apa alasannya, Taeui bahkan sedikit merasa tersinggung karena harus dibuat menunggu selama hampir lima belas menit sampai pada akhirnya, direktur tidak tepat waktu itu berjalan masuk ke dalam ruangan dengan gayanya yang terkesan elegan.
"Sialan, apa-apaan..."
Jiwa Taeui bagaikan diambil secara paksa mendekati batas antara hidup dan mati tatkala melihat pria familiar yang juga melihatnya dengan seringaian khas. Memasukkan dua telapak tangan ke dalam saku celana, sedikit menjilat bibir atasnya. Wajah licik itu, sialan, Taeui sungguh masih mengingatnya dengan sangat baik!
"...fuck, aku sungguh akan mati!"
Taeui sontak melempar pandangannya ke bawah, mengutuk dirinya sendiri dengan wajah tertunduk ketika pria itu sudah terlebih dahulu duduk di kursi bagian paling tengah, menghadap layar infocus.
"Silakan, dimulai."
Jadi pada akhirnya Taeui, di sepanjang waktu meeting, pemuda itu sama sekali tidak berani menatap siapa pun. Kedua tangannya sibuk, meremas-remas ujung lengan kemeja yang Ia kenakan. Dan ketika meeting berakhir, Taeui menghilang begitu saja, menggunakan jurus seribu bayangan.
"Dasar kampret sialan!"
Ya, kampret sialan itu, Taeui bahkan masih menyimpannya dengan sangat baik di memori. Bagaimana awal di mana Taeui masuk ke dalam mobilnya begitu saja, duduk di pangkuannya, sampai berakhir pada peristiwa memalukan itu. Astaga, sumpah demi apa pun, Taeui sungguh ingat, akan selalu ingat bahkan tidak peduli jika harus bereinkarnasi untuk seratus zaman kehidupan. Taeui setelah malam itu, bahkan berdoa dengan penuh kerendahan hati kepada Neptunus untuk tidak pernah bertemu lagi dengannya. Tapi kenapa sekarang, pria setengah Alligator cabul itu ada di kantornya?
"Dan kenapa juga kunyuk megalitikum itu harus menjadi bosku?"
"Taeui?" Mia datang menyapa, mengambil tempat duduk di sisi Taeui yang kala itu hampir tidak pernah berhenti menggigit kuku-kuku di setiap jari jemarinya. "Apa yang terjadi?" Tanyanya.
"Eung, tidak ada, hanya saja sepertinya, aku ingin memakan sesuatu..." Taeui sedikit membuang napas, memandang wajah Mia. "Ah, Mia, mungkin sebaiknya aku minum kopi saja."
"Kalau begitu, akan kubuatkan kopi untukmu, Taeui, tunggu sebentar."
"T-tidak usah, aku... bisa melakukannya sendiri."
"Tapi wajahmu terlihat pucat sekali, temanku. Apa kau sungguh tidak apa-apa? Katakan saja padaku jika kau butuh sesuatu, Taeui."
"Aku tidak apa-apa, sungguh..." Taeui tertawa begitu canggung sebelum pemuda itu bergegas pergi. Berjalan begitu tergesa-gesa di sepanjang koridor dengan segenap perasaan tak enak hati. Taeui benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi kepadanya setelah hari ini. Kemunculan pria sialan beserta kenyataan di mana orang itu adalah direktur barunya, sungguh membuat Taeui berada di titik stress yang paling ekstrim. Jadi, apa yang harus Taeui lakukan? Haruskah Taeui mengajukan surat pengunduran diri dari pekerjaan? Atau sebaiknya Taeui mulai memikirkan bagaimana cara untuk menikam orang sinting itu sampai mati lain kali?
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui
FanfictionSatu-satunya berkah bagi Taeui adalah dilahirkan ke dunia ini sebagai Beta. Akibat kejadian di masa lalu, Taeui juga memiliki kebencian yang sangat ekstrim terhadap Alpha. Terlebih, Alpha dominan. Taeui menjalani kehidupan yang biasa, sampai pada su...