Bagian 5 : Jangan Katakan Ini Kepada Siapa Pun.

1.4K 146 18
                                    

"Setidaknya kau tidak datang begitu saja ke kantorku dengan wajah penuh luka seperti ini, Jeong Taeui."

Ilay bicara sedikit mencubit hidung Taeui ketika Ia sudah selesai mengobati bekas luka lebam di beberapa titik kulit wajah pemuda itu. Mereka berdua sekarang, ada di ruang kerja Ilay karena lelaki ini bahkan menculik Taeui sampai di sana; mengangkat tubuhnya seperti sekarung beras di atas bahu tanpa peduli apa pun. Taeui hanya terus menutup mulut, sebagai respon tanpa ingin berbicara lebih banyak. Bekas luka masih sangat menyakitkan, tapi bagaimana dengan hatinya yang bahkan sudah terlalu sakit sejak lama? Bagaimana cara mengatasinya?

"...istirahat saja sampai kau pulih."

"Aku baik-baik saja... ugh! Direktur, kenapa anda memukulku? Itu sakit!" Kata Taeui, sedikit marah-marah ketika satu telapak tangan Ilay menepuk tepat di bagian keningnya sampai memerah. "Anda sungguh menyebalkan!"

"Begitukah?" Ilay tertawa samar, menepuk sekali lagi kening Taeui lantas mengusapnya begitu halus dengan ibu jari. Menekan lembut di bagian kulit yang memerah, seperti pijatan-pijatan kecil. "Tapi kau bahkan lebih menyebalkan, Jeong Taeui, tidakkah seseorang pernah memberitahumu soal itu?"

"Ya, ya, baiklah, jadi menurut anda, kita berdua sama-sama menyebalkan?"

"Tentu saja, kau dan aku sudah sama-sama menyebalkan sejak awal, bukan? Itukah yang selalu ingin kau katakan? Jadi kenapa kita tidak langsung saja berciuman?"

"Ilay, asal kau tahu saja ya, kau itu kampret sialan!"

Ilay semakin tertawa dibuatnya, hanya sedikit bermain-main dengan Taeui, rasanya tidak buruk.

"Kau juga punya kepala yang keras, seharusnya aku lebih berhati-hati."

"Apa maksudmu?"

"Tidak ada, hanya saja untuk sekarang, lebih baik, kau ambil saja waktu cuti."

"Aku tidak mau."

"Ini mulai membosankan, jadi cukup iyakan saja kata-kataku."

"Bagaimana bisa kuiyakan jika kau secara sepihak menyuruhku untuk mengambil cuti hanya karena wajahku seperti ini? Anda pikir, bisa seenaknya begitu saja, untuk memotong gajiku di awal bulan nanti?"

"Putuskanlah terlebih dahulu, dengan bahasa seperti apa kau sebenarnya ingin bicara denganku."

"Jangan mengalihkan pembicaraan, aku sangat serius kali ini, Ilay."

"Ya, begitu saja. Aku lebih suka kau memanggil namaku seperti itu, Taeui. Tanpa embel-embel direktur, atau apa pun karena kurasa, hanya membuat telingaku berdarah ketika semua orang melakukannya di sepanjang hari."

"Aku sungguh serius, Ilay, kenapa kau bahkan tidak pernah mendengarku?"

"Siapa yang tidak mendengarkan siapa di sini?"

"Aku tidak mau kau memotong gajiku karena aku membutuhkan semua uang itu."

"Siapa juga yang akan memotong gaji siapa?"

"Direktur!"

"Ilay, namaku Ilay. Jadi tolong panggil aku saja mulai sekarang, kalau tidak, aku benar-benar akan memotong gajimu seperti yang kau pikirkan di kepala kecilmu itu."

"Kau benar-benar sesuatu..."

Ilay menjentik hidung Taeui lantas menempatkan kedua telapak tangan besarnya di wajah pemuda itu. Menghapus peluh yang mengembun dari setiap pori-pori kulit, meski pun suhu di ruangan ini sangatlah sejuk.

"Berhentilah membuat ekspresi itu di wajahmu."

"Terserahku, jadi apa masalahnya denganmu?"

"Masalahnya adalah batang penisku mengeras, dan aku ingin sekali mengunyah pantatmu."

Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang