Bagian 19 : Anak Aneh.

703 88 18
                                    

"Sialan..."

Kwon Taekjoo menaruh kedua kakinya di atas permukaan meja, dalam posisi tegak lurus bagaikan sebuah penggaris.

"...ini benar-benar tidak bisa selesai begitu saja sampai akhir pekan."

"Ada apa dengan wajahmu itu, Joo?"

Alfredo Capriceㅡteman satu profesi dengan Taekjoo, tiba-tiba sudah masuk ke dalam ruangan, mengambil tempat duduk tepat di bagian paling kanan.

"...kau terlihat jauh lebih mengerikan, kawan. Jadi apa masalahnya?"

"Entahlah, aku hanya sedang memikirkan bagaimana cara untuk menyingkirkan semua kekacauan di sana."

"Jadi kenapa tidak kau biarkan saja orang lain yang mengurus kasusnya?"

"Akan menjadi lebih sulit lagi bagi orang lain jika kubiarkan untuk mengurus kasusnya."

"Berkas-berkas di atas mejamu, terlihat familiar. Namun kupikir, mereka sama sekali bukan kasus yang sedang kita bicarakan."

"Ya, semua berkas itu baru saja kuambil dari ruangan arsip."

"Untuk apa kau mengambilnya?"

"Aku juga tidak tahu, hanya sedikit merasa terganggu."

"Jika kau berpikir sama dengan apa yang kupikirkan sekarang, lebih baik sudahi saja, Joo. Orang-orang seperti kita berdua ini, sama sekali tidak pernah berada di level mereka."

Caprice memandang wajah temannya. Mencari sejenis rasa putus asa di sana namun, pada kenyataannya adalah, Taekjoo tetaplah Taekjoo. Seseorang yang bahkan tidak pernah menyerah. Penjahat harus menerima hukuman, begitulah motto hidupnya. Sehingga siapa pun itu yang bersalah, Taekjoo akan terus mengejarnya, tidak peduli meski pun harus ke Neraka.

"Terserahlah, aku mau merokok."

Taekjoo bergegas, keluar dari kantor untuk kemudian berjalan menuju sebuah toserba. Membeli dua kaleng soda lantas duduk di salah satu undakan tangga.

"...sial, kepalaku seperti mau meledak."

Sudah hampir satu bulan lamanya, tapi tidak ada yang berubah.

"Taekjoo, sayangku, bagaimana hari ini? Apakah semuanya berjalan dengan baik?"

Itu Lee Won, baru saja menghubunginya dari sambungan telepon genggam.

"...jangan lupa meluangkan waktu di akhir pekan nanti, aku sudah menyiapkan semua yang kita butuhkan dengan Taeui."

"Apakah bocah itu baik-baik saja?"

"Ya, kurasa Taeui baik-baik saja. Bocah itu juga sudah kembali bekerja paruh waktu di kafe tempo hari. Kau sudah tahu, bukan?"

"Tentu, Taeui meminta pendapatku beberapa waktu lalu perihal itu. Hanya saja, aku masih tidak tahu alasan kenapa Taeui tiba-tiba saja berhenti dari kantor lamanya."

"Entahlah, mungkin saja Taeui merasa bosan terlibat dengan sebuah perusahaan. Mungkin pekerjaan di kafe seperti itu lebih membuatnya nyaman karena tidak perlu melakukan banyak hal."

"Ya, mungkin saja demikian."

"Tapi Joo, kau sungguh baik-baik saja? Suaramu terdengar lain dari biasanya, apa kau sedang sakit?"

"Aku tidak sakit, hanya sedikit kelelahan. Kasus yang kutangani akhir-akhir ini membuat kepalaku rasanya mau meledak."

"Oh, benarkah? Tapi itu lebih terdengar seperti bukan dirimu. Biasanya, kau tidak pernah mengeluh sakit kepala dengan kasus serumit apa pun."

Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang