Bagian 14 : Rumah.

769 97 2
                                    

Kota Hantu, Meksiko Tengah, di pertengahan bulan desember, pada tahun 2016.

Tujuh yang lalu, sebelum masa kini.

•••

Pria dalam balutan mantel berwarna hitam kelam itu berjalan tanpa tujuan di bawah salju. Turun sedikit lebih lebat daripada hari biasanya; sudah mulai memasuki tahapan maksimum untuk musim dingin yang datang lebih awal tahun ini.

Kedua bola mata cerah, berwarna kuning keemasan, melempar pandangan ke sembarang arah; selalu menunjukkan sesuatu yang kosong, tanpa kehangatan.

Memiliki postur tubuh tinggi tegap, setiap helai rambut perak dibiarkan panjang terurai, hidung mancung, beserta tekstur bibir yang khas. Mulutnya kala itu sibuk merokok, dengan satu telapak tangan terselip di balik saku mantel. Itu adalah ciri khas dirinya yang paling mutlak.

"Tsk..."

Pada sebuah persimpangan, langkah kakinya berhenti. Pandangannya memutar, melihat ada banyak sekali keramaian yang selalu saja terjadi setiap hari. Sekali pun ini sudah memasuki puncak musim dingin, semua orang seolah tidak pernah mau melewatkan satu pun waktu mereka untuk tetap menjalani rutinitas seperti bekerja, jalan-jalan, berkencan, dasar sialan!

"Kau sudah lama di sini?" Kata seorang pria tinggi yang lain, mungkin sedikit lebih tua, berambut kecokelatan, berjalan dari sebuah arah mendekatinya.

"Tidak sampai membuatku menjadi sejenis Artefak." Ujarnya, membuat pria berambut kecokelatan tadi terkekeh sinis, menepuk-nepuk bahunya dengan penuh rasa empati.

"Aku baru saja kembali dari La Vaquita."

Dua orang itu lalu berjalan beriringan, menyusuri jalanan berbatu, yang selalu terasa menjenuhkan setiap hari.

"...kau tidak bertanya apa saja yang kulakukan di sana?"

"Aku bahkan tidak mau tahu."

"Kau selalu saja tidak mau tahu. Padahal di sana ada banyak sekali Omega cantik."

"Aku tidak tertarik."

"Jawaban macam apa itu, Rick? Apa kau sungguh tidak mau sekedar bersenang-senang dengan semua Omega itu? Ada banyak Omega perempuan juga di sana. Mereka memiliki buah dada yang besar. Bokong mereka sangat seksi, dan kau bisa melakukan apa saja termasuk sekedar meminta mereka mengulum batang penismu."

"Hentikan omong kosongmu itu, dasar bajingan."

Chang In, pria berusia sepuluh tahun lebih tua darinya itu tertawa terbahak-bahak. Memandang bagaimana kekesalan terpancar begitu meriah di wajah teman anak mudanya. Dan setelah setengah jam berjalan, mereka berdua sudah sampai di suatu area bekas pertambangan. Keadaan jalan di sana sedikit berbeda dengan yang mereka lewati di kota. Akses masuk ke tempat ini juga begitu kotor dan rusak. Benar-benar seperti area berhantu di dalam Kota Hantu.

Chang In masuk terlebih dahulu lewat salah satu pintu besi berkarat di gedung paling belakang. Di sana terdapat tiga gedung yang di zaman dahulu sempat digunakan untuk kepentingan sebuah lumbung. Beroperasi sekitar dua atau tiga puluh tahun sampai sepuluh tahun berikutnya, sebelum pertambangan tidak bisa lagi berjalan karena masalah sengketa dan sekarang, kawasan itu dibiarkan begitu saja tanpa aturan atau pun rencana pembangunan ulang yang jelas.

Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang