Bagian 33 : Head Over Heels.

1K 73 3
                                    

Hujan turun sangat deras sejak beberapa jam lalu. Suara berisik dari ranting-ranting pepohonan yang jatuh menghantam jendela, mengusik kenyamanan tidur Jeong Taeui di pukul tiga pagi.

"Sekretaris Kim yang akan mengurusnya."

Itu Ilay, baru saja melangkahkan kedua kakinya masuk, melewati daun pintu ruangan. Berjalan sampai ke ujung jendela, sedikit meliriknya. Ilay kelihatan sangat serius membicarakan sesuatu dengan seseorang lewat sambungan telepon.

"...baiklah."

Ketika telepon sudah terputus, Ilay melempar pandangannya ke arah tempat tidur. Memandang Taeui tanpa berkedip untuk beberapa detik, sampai lelaki itu berjalan mendekat.

"Maaf, apakah suaraku terlalu keras?" Tanyanya, seraya mengambil tempat duduk, lalu menyentuh kedua sisi wajah kekasihnya dengan penuh kasih sayang.

"....ini masih terlalu awal, matahari juga belum terbit sama sekali, jadi tidurlah lagi, eung?"

Aroma Ilay, entah kenapa menjadi begitu pekat dari biasanya. Lebih menyengat, bahkan tidak hanya di indera penciuman.

"Ilay..."

Taeui menggenggam kedua pergelangan tangan Ilay yang memerah.

"....apa-apaan ini?"

Itu luka yang masih baru. Seperti Ilay terjerat begitu kuat, oleh sesuatu.

"Kau berkelahi?"

"Aku tidak berkelahi."

"Lalu dari mana asalnya semua luka ini?"

"Hanya kecelakaan kecil, sama sekali tidak berarti apa-apa."

"Kecelakaan kecil, ya?"

Taeui sungguh tidak benar-benar mengerti Ilay selama ini. Bahkan dalam keadaan seburuk apa pun, tingkat kepedulian kekasihnya hanya di bawah angka satu, tidak lebih.

"...itu bahkan nyaris memotong urat nadi di pergelangan tanganmu, jadi bagaimana bisa kau bersikap seolah tidak apa-apa, bahkan di depanku?"

"Aku baik-baik saja, sayangku."

"Hey, tidak ada seorang pun manusia yang merasa baik-baik saja dalam keadaan hampir mati seperti itu, kau sungguh tidak tahu?"

"Apakah itu artinya kau sedang mencemaskanku?"

"Jadi kau pikir apa, dasar brengsek gila! Aku mencemaskanmu, tentu saja, kau itu pacarku, bajingan busuk, kau sialan, aku akan memukulmu!"

"Entah kenapa, aku merasa senang sekali mendengarnya, Taeui, cobalah katakan kepadaku sekali lagi..."

Smack!

Satu pukulan menghantam wajah Ilay sampai lelaki itu nyaris saja terjatuh ke belakang.

"Kau...bajingan."

Sementara Jeong Taeui, menyembunyikan diri dalam kepompong selimut, berdoa kepada Tuhan, dengan bersungguh-sungguh, agar dirinya bisa sekali saja dianugerahi kekuatan untuk menghilang, teleportasi sampai ke bulan.

•••••

"Apa yang terjadi?"

Alice datang menemui Ilay di rumah sakit, hanya selisih satu jam, setelah Taeui kembali tertidur nyenyak dalam balutan mimpi.

"....bahkan masih kurang dari empat belas hari, ada apa denganmu sebenarnya, kenapa kau tiba-tiba saja sudah ada di sini?"

"Aku hanya ingin melihat wajah kekasihku yang lucu itu, jadi tidak ada yang terjadi."

"Tsk, dasar bajingan, kepalamu benar-benar penuh dengan Jeong Taeui."

Alice memandang penuh rasa jijik. Memikirkan kenyataan jika pada akhirnya Ilay bisa berada di fase jatuh cinta seperti ini, Alice bahkan tidak sepenuhnya mengerti.

Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang