Pekerjaan pada hari itu baru bisa benar-benar selesai di pukul sepuluh. Namun ketika Ilay sampai di apartemen, Taeui sudah terlebih dahulu tertidur; begitu nyenyak, memeluk erat semangkuk cookies, yang masih utuh.
"Bocah itu duduk di sana sejak dua jam lalu." Kata Zhenya, lelaki itu berjalan dari arah dapur, menggenggam sebotol sampanye.
"...dan ya, aku juga membuka kotak besi harta karunmu, kawan."
Ilay tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangkat tubuh Taeui untuk kemudian membawa pemuda itu pergi dari ruang tengah, masuk ke dalam satu-satunya kamar di lantai dua, membersihkan tubuh kekasihnya menggunakan washlap, memakaikan pakaian bersih lantas membantunya tidur dalam posisi paling nyaman, tanpa melupakan bantal-bantal mengelilingi pemuda itu, agar tidak terjatuh ke bawah ranjang jika kebetulan saja menggeliat.
Setelah memastikan sang pujaan hati tertidur nyenyak dengan cukup baik, Ilay mulai mengurus dirinya sendiri di kamar mandi selama dua puluh menit, sampai pria itu keluar lagi untuk mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana longgar.
"Kenapa?"
Ilay kembali ke ruang tengah, lantas duduk di samping Zhenya.
"...apa yang terjadi?"
"Tidak ada yang terjadi, aku hanya ingin melihatmu saja, jadi aku datang ke sini."
"Oh."
"Jadi bocah itu keponakan Chang In?"
"Ya."
"Terlihat jauh lebih manis dari yang bisa kulihat di gambar."
"Hey, aku serius soal itu..." Ilay menyulut sebatang rokok di mulut, menatap Zhenya.
"...menyentuh seujung kuku jemarinya saja, aku akan langsung membunuhmu. Tidak peduli, bahkan jika kau adalah temanku."
"Ya, ya..." Zhenya terkekeh, "....jadi bagaimana keadaannya sekarang?"
"Chang In terus membicarakannya hampir di sepanjang waktu. Bahkan dalam ingatan terakhir yang dibagikan bersamaku, Chang In sangat mencintai bocah itu."
"Tapi sudah sampai sejauh ini, kenapa kau tidak pernah datang ke sana untuk melihatnya?"
"Aku tidak bisa datang sekali pun aku ingin melihatnya."
"Sudah sering kukatakan, berhentilah merasa bersalah soal apa pun itu. Ada beberapa hal di dunia yang terjadi di luar batas kemampuanmu, jadi tidak perlu terus menerus merasa terganggu."
"Aku hanya tidak tahu bagaimana cara untuk berhenti memikirkannya, aku bahkan berpikir, jika Chang In tidak pernah menemukanku..."
"Hey, hey, berhentilah di sana, aku tahu apa yang akan kau katakan..." Zhenya menghardik, melempar gulungan kertas tepat di wajah Ilay.
"...dasar kau, bajingan sialan."
Ilay tertawa samar, memandang jauh keluar jendela.
"Aku tidak tahu lagi..."
"Yang sekarang terjadi pada Chang In, sama sekali tidak ada hubungannya denganmu, kutukan atau apa pun itu, Rick..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui
FanfictionSatu-satunya berkah bagi Taeui adalah dilahirkan ke dunia ini sebagai Beta. Akibat kejadian di masa lalu, Taeui juga memiliki kebencian yang sangat ekstrim terhadap Alpha. Terlebih, Alpha dominan. Taeui menjalani kehidupan yang biasa, sampai pada su...