Bagian 22 : Aku Ingin Hidup Selamanya Seperti Ini Bersamamu Sampai Mati.

959 96 11
                                    

Itu pukul tiga pagi ketika Jeong Taeui menggeliat dari balik selimut, dengan lengan seseorang yang terus menerus memeluk tubuhnya dari belakang.

"Eung..."

Aroma hujan memukul keheningan. Membuat warna pekat di seluruh penjuru ruangan.

"...Ilay..."

Kedua kelopak matanya berkedip-kedip, berbalik, untuk kemudian membuat tubuhnya semakin tenggelam dalam dekapan kokoh sang dominan.

"Jatuh cinta tidak butuh alasan. Sama halnya seperti bagaimana ketika seseorang lahir ke dunia ini."

Dalam ingatan Taeui, Chang In pernah mengatakannya sekali.

"Tidak butuh alasan..."

Entah, Taeui bahkan tidak bisa menghitungnya, tapi sudah berapa lama sekiranya sejak hari itu? Pertemuan aneh mereka berdua, kejadian memalukan yang bahkan membawa dirinya masuk ke dalam hidup pria sialan ini begitu saja.

Memikirkan bagaimana pada kenyataannya bahkan mereka berdua sudah sampai sejauh ini, Taeui semakin tidak mengerti.

"....ya, mungkin saja."

Tanpa alasan, Taeui pada akhirnya jatuh cinta kepada Ilay seperti pemuda itu memiliki sejenis sel kanker. Dibiarkan hidup terus menerus, menyebar hampir ke seluruh jaringan vital, membunuhnya perlahan, tanpa bisa dipulihkan.

"Kau, bajingan busuk, aku rasanya sudah benar-benar gila karena jatuh cinta kepadamu, kau kampret sialan, Ilay, dasar babi hutan, bangsat cabul, setengah naga, kuda lapar, aku benci, brengsek, enyahlah dari kepalaku!"

Semakin dipikirkan, Taeui tiba-tiba saja merasa sangat tersinggung. Pemuda itu lantas duduk, memukul wajah Ilay secara acak menggunakan sebuah bantal.

Smack, smack.

"....enyah, enyah, enyah, enyah, kau sialan!"

Smack, pow, pow, smack.

"Sayang..."

Kedua kelopak mata itu terbuka perlahan, begitu mempesona, dan lagi-lagi, si anak nakal yang jatuh cinta hanya tak punya pilihan selain bersembunyi, membuat wajahnya tenggelam di salah satu lengan Ilay dengan erangan-erangan yang sangat lucu sekali untuk diungkapkan.

"....ah, ya, kemarilah."

"Diam, bangsat."

"Aku hanya ingin melihat wajah cantik pujaan hatiku."

"Brengsek ini sungguh tidak tahu kosakata diam."

Taeui menekan wajahnya sedikit lebih keras di dada Ilay. Pemuda itu sudah tidak punya keberanian lagi meski hanya untuk bisa sekedar menatap kekasihnya.

"Taeui, sayangku..."

"Aku mencintaimu."

Ilay bisa mendengarnya meski Taeui mengatakan kalimat itu tidak dalam nada bicara yang jelas. Bagaimana Taeui terus saja menggosok wajahnya di dada Ilay, sungguh terlalu lucu untuk dibayangkan.

"Ya, aku tahu..."

Ilay mengambil salah satu lengan Taeui, membuat tubuh mungil itu terkunci di bawah tubuhnya tanpa bisa melarikan diri. Wajah merah jambu yang dimaksud, benar-benar lebih dari sekedar membuat candu.

"Ilay, kau tidak tahu..."

Sejak jatuh cinta pada Ilay, Taeui sungguh selalu mendengarkan banyak sekali lagu cinta yang sama sekali tidak pernah disukainya. Taeui tidak pernah mengatakan ini terhadap siapa pun. Tapi, karena Ilay, fakir asmara itu menjadi lebih sering memperhatikan bagaimana penampilannya. Pakaian seperti apa yang harus dipakai, gaya rambut model apa yang cocok untuk wajahnya, semua itu, Taeui bahkan tidak pernah berpikir untuk melakukan semua itu sebelum Ilay ada di sana.

Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang