Untuk : Taekjoo-ku.
[Taekjoo!]
[Hari ini, aku datang ke rumah sakit untuk melihat paman sebentar.]
[Aku juga ingin sekali melihatmu.]
[Apakah baik-baik saja?
Bagaimana pekerjaanmu?]
[Aku pikir Taekjoo-ku sangat sibuk.]
[Jadi, ayo kita makan sesuatu
yang enak nanti.]
Pesan itu terkirim, hanya saja tidak pernah sedikit pun mendapatkan balasan. Meski sudah menunggu hampir satu jam dengan gelisah, layar ponselnya sama sekali tidak menunjukkan apa-apa. Taekjoo mungkin sedang sibuk mengurus kasus, pikir Taeui.Rumah sakit di mana pamannya dirawat itu adalah rumah sakit yang sangat besar. Karena begitu besar, Taeui bisa memikirkan semahal apa ketika seseorang memutuskan untuk datang sebagai pasien begitu pun sang paman. Namun, sejauh ini, Taeui sudah dibebaskan dari segala macam embel-embel tagihan berkat Caesar dan juga Lee Won. Apa pun alasannya, Caesar, mengatakan agar paman bisa pulih secepatnya di bawah pengawasan dokter yang hebat.
Selama hampir dua tahun ini, paman mungkin tidak akan pernah bisa mendapatkan segala macam fasilitas yang memadai jika bukan karena tunangan Lee Won yang itu. Caesar bahkan tidak segan mengeluarkan uangnya lebih dari sekedar dikatakan banyak. Dari sejak awal, mereka berdua benar-benar berjasa di dalam hidup Taeui. Taeui tidak akan pernah lupa, bagaimana mereka berdua adalah penyelamatnya. Jadi Taeui akan berhutang budi sampai mati.
Sudah jelas, Taeui lahir dari sebuah keluarga yang sangat sederhana. Pekerjaan kedua orang tuanya di masa lalu, hampir tidak bisa mencukupi setiap kebutuhan keluarga mereka. Taeui adalah anak bungsu dari dua bersaudara, namun dari umur sepuluh tahun, Taeui sudah berusaha untuk bisa meringankan beban di pundak sang ayah.
Pemuda itu sudah terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan ringan sejak kecil. Untuk sekedar memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, apa pun itu, Taeui sungguh sudah biasa melakukannya. Bahkan ketika ayahnya meninggal dunia, Taeui dengan berani, mengambil alih peran untuk menafkahi dirinya beserta sang kakak di usia lima belas tahun.
Kakak Taeui juga seseorang dengan kebutuhan khusus. Benar-benar sulit, tapi setidaknya sesulit apa pun, Taeui tetap bersyukur karena bagi Taeui, keluarga adalah segalanya. Taeui bersyukur sekali pun Taeui tidak pernah memiliki banyak uang, Taeui masih bisa selalu hidup bersama-sama dengan kakaknya. Sekiranya, kebahagiaan itulah yang membuat Taeui terus merasa hidup. Sampai pada beberapa tahun berikutnya, peristiwa pahit itu terjadi. Peristiwa yang bahkan, sangat ingin sekali Taeui lupakan. Tapi bagaimana cara untuk melupakannya?
"Jika kau tidak segera berhenti untuk terus membuat wajah seperti itu, aku akan membuatmu telanjang dan memohon kepadaku untuk penisku."
Ilay sudah ada; berdiri hanya satu langkah di depannya. Lelaki itu mengambil sebuah kursi untuk duduk dengan manik mata memandang wajah Taeui tanpa berkedip.
"Ilay..."
"Haruskah aku melakukannya sekarang?"
"Eung?"
"Membuatmu telanjang dan memohon kepadaku untuk penisku?"
Sialan, Taeui terus lupa di mana letak jantungnya.
"Ilay, serius, kau tidak boleh tiba-tiba muncul di depanku lantas berkata kotor seperti itu, dasar bajingan cabul."
"Terserahku."
Siapa pun, tolong bantu Taeui untuk memukul kepala Ilay sampai kedua bola matanya keluar!
"Tapi, Ilay, kenapa kau tiba-tiba saja ada di sini? Bukankah kau mengatakan akan menjadi sangat-sangat sibuk hari ini? Bukankah banyak sekali pekerjaan di kantor yang harus kau tangani? Kau mengatakannya tadi pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Sky Beside You // Ilay x Taeui
FanfictionSatu-satunya berkah bagi Taeui adalah dilahirkan ke dunia ini sebagai Beta. Akibat kejadian di masa lalu, Taeui juga memiliki kebencian yang sangat ekstrim terhadap Alpha. Terlebih, Alpha dominan. Taeui menjalani kehidupan yang biasa, sampai pada su...