happy reading
*
*
*satria bangun lebih awal dari biasanya, sejak kemarin ia belum melihat bara dirumah, duduk di sofa membaca majalah dengan sebatang rokok di jarinya.
raka selesai menjalankan sholat subuh, ia berjalan ke dapur mengambil air mineral
" dimana bara? " tanya satria dengan masih menatap majalahnya
raka berhenti tak menoleh ke ayahnya " gak tau " jawab raka singkat membuat satria menghentikan kegiatannya dan melempar majalah ke sembarang arah
" kamu ini saya perintahkan untuk mengawasi bara raka, bukan hanya di sekolah, tapi di rumah juga " tegas satria berdiri di depan raka
" bara udah dewasa yah, kenapa harus di awasi sih? lagian raka juga punya kesibukan sendiri, hidup raka bukan cuma buat awasi bara doang, ayah kan bisa ngelakuin sendiri, kenapa harus raka "
plak
" kamu saya suruh supaya ada gunanya raka, dari pada kamu keluyuran gak jelas "
" yang keluyuran gak jelas itu bara yah, bukan raka, raka keluar ada tujuannya, sedangkan bara? dia cuma menghabiskan uang ayah dan ayah malah marahin raka? ayah waras gak si "
plak
" jaga etika kamu raka, mahal-mahal ayah biayai sekolah kamu buat nurut sama orang tua, bukannya malah ngelawan " sentak satria
" raka gak pernah ngelawan ayah, tapi ayah selalu nyalahin raka di segala hal, bahkan kesalahan bara ayah lempar ke raka "
" itu karena memang kamu yang salah raka, kamu selalu melawan ayah, bukan ayah yang melempar kesalahan bara ke kamu, kamu aja bisa bunuh orang yang udah ngelahirin kamu, gimana jaminannya denganku? "
" sudah berapa kali harus raka bilang yah, bukan raka yang bunuh ibu "
" sudah raka, omonganmu tidak ada yang bisa di percaya_"
" AYAH AJA GAK LIAT LANGSUNG RAKA DORONG IBU KAN? KENAPA SELALU NUDUH RAKA YAH KENAPAAA? "
bugh
" KARENA KAMU MEMANG PEMBUNUH ISTRIKU RAKA, KAMU PEMBUNUUUHHHH "
prang
satria emosi dengan melempar piring yang ada di meja makan ke sembarang arah, raka sudah tidak kaget lagi, ia sangat paham kalau ayahnya selalu tidak bisa mengontrol emosinya.
prangg
amarah satria meluap, ia melempar gelas dan piring secara brutal, tak sengaja salah satu gelas kaca itu mengenai kening raka hingga berdarah, ia menunduk sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing akibat terkena gelas tadi
disaat amarahnya mulai mereda, satria beranjak pergi menyambar kunci mobil di atas meja, raka hanya diam di tempat. selang 5 menit dari kepergian satria, bara memasuki rumah dengan berjalan sempoyongan, raka yang melihat itu lantas menghampirinya
" kemana aja lo? " tanya raka
" bukan urusan lo " bara tak menghiraukan raka, bahkan ia tak menatap raka sama sekali, ia berjalan kearah dapur, kaget dengan keadaan dapur yang berantakan, ia menatap raka yang membelakanginya

KAMU SEDANG MEMBACA
Rakabumi
Teen Fictionbukan manusia yang jahat, melainkan sebuah takdir yang tak pernah di inginkan. " raka cuma mau merasakan hidup yang benar-benar hidup tuhan...bukan raga yang hidup namun jiwa yang mati..."