happy reading
*
*
*bara tidak pulang sejak dari kemarin, ia memilih menginap dirumah irfan menemani raka, irfan sudah tidur sedangkan bara belum mengantuk dan memilih menonton tv
melihat seseorang menghampirinya, ia kemudian menyalakan lampu yang tadinya mati karena memang sudah malam
" ada apa rak? lo butuh sesuatu? lo bisa panggil gue " ucap bara
raka duduk di sampingnya " gue mau ketemu dika bar, temenin gue yuk " ucap raka
" lo mulai saat ini gak bisa keluar bebas rak "
" kenapa? " tanya raka
" gak baik buat lo " jawab bara
" emang kenapa gak bisa bebas? lo juga kenapa nyuruh gue sementara buat nginep di sini? gue udah biasa ngadepin ayah bar "
" rak, ini bukan soal udah biasa atau enggaknya, tapi ini menyangkut nyawa lo "
" maksud lo? " tanya raka sedikit bingung
" semakin lama mental ayah semakin tidak terkontrol rak, kewarasannya sudah mencapai cuma 30 persen, mungkin kemarin-kemarin ayah masih bisa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan kerja, tapi saat ini gak bisa rak " bara menoleh menatap raka
" ayah semakin gila, ayah mulai gak waras " lanjutnya
" lo tau dari mana bar? " tanya raka
" gue liat sendiri dengan mata kepala gue rak, yang biasanya ayah di kamar cuma buka laptop ngurus kerjaan, sekarang udah enggak lagi, gue liat ayah ngomong sendiri, kadang tersenyum tapi kadang juga nangis "
" gak cuma sekali atau dua kali rak, tapi gue liat ayah sering kayak gitu, bahkan gue pernah liat ayah mainan pisau dengan di tancapkan ke bantal dan guling sambil tertawa bahagia, dan lo tau apa alasan gue ngelarang lo keluar bebas? "
" emangnya kenapa bar? kenapa lo larang gue? "
" karena gue denger sendiri dari mulut ayah, kalau dia bakal nagih hutang lo ke istrinya "
" hutang? hutang apaan? "
" hutang nyawa "
deg
raka membeku, terkejut dengan apa yang bara barusan bilang
" lo harus hati-hati rak, kalau bisa jangan sendirian di luar, ajak gue atau yang lain, walaupun lo mau keluar ketemu nara, gak papa lo ajak gue, asalkan jangan sendiri "
" bar, sebesar apapun ayah benci sama gue, dia gak bakal bisa melupakan fakta kalau gue ini anaknya, ayah gak akan tega melakukan hal diluar kendalinya "
" rak, lo juga jangan lupain fakta kalau ayah bukan lagi ayah yang dulu, bahkan sekarang dia seperti orang lain dengan raga yang sama "
" kalau pun takdir gue udah ditulis, dan berakhir di tangan ayah sendiri, gue ikhlas bar "
" rak, lo gila apa gimana? lo mau nyerah gitu aja? lo gak mau bahagia sama nara? lo juga pasti punya impian kan? "

KAMU SEDANG MEMBACA
Rakabumi
Teen Fictionbukan manusia yang jahat, melainkan sebuah takdir yang tak pernah di inginkan. " raka cuma mau merasakan hidup yang benar-benar hidup tuhan...bukan raga yang hidup namun jiwa yang mati..."