~23~

60 1 0
                                    

happy reading

*
*
*

bara menghampiri raka yang sedang duduk di ranjang rumah sakit dengan ponsel di tangannya, setelah semuanya sudah pulang, ia menemui raka di tengah malam

" kenapa lo belum tidur? " tanya bara menghampiri raka dan duduk di kursi samping ranjang

" belum ngantuk " jawab raka meletakkan ponselnya

" mikir apaan lo sampai begadang? lo harus banyak istirahat biar cepet sembuh, biar gue gak makin lama ngurusin lo "

" gue gak nyuruh diurus sama lo kali bar "

" kalau bukan gue yang jaga lo, siapa lagi? ngandelin bokap? jangan harap rak, denger nama lo aja paling juga muak tu satria "

" gue bisa sendiri, kalau lo ada urusan tinggalin aja "

" emang bisa? lo aja jalan masih butuh tembok buat nopang tubuh lo " bara mengambil ponsel dari sakunya

" gue gak lemah anjirr " ucap raka berusaha meyakinkan bara dengan berdiri dan berjalan sempoyongan tanpa berpegangan menuju kamar mandi, bara hanya cuek masih asik main ponsel sendiri

" sok kuat lo rak " gerutu bara setelah raka sudah masuk ke kamar mandi

setelah beberapa menit raka di kamar mandi, ia keluar berjalan pelan dengan memegangi perutnya, masih 3 langkah dari kamar mandi, perut raka terasa sakit dan berhenti sejenak

" arkhh sshtt masih sakit juga ternyata " gumam raka yang hanya bisa di dengar olehnya, ia berjalan lagi menuju ranjangnya

" heh bangsat " umpat bara menaruh kasar ponselnya ketika melihat darah mengalir dari luka di perut raka, sedangkan raka hanya sibuk memegangi perutnya yang sudah berlumuran darah

" kenapa lo diem aja anjing " sentak bara sedikit panik berusaha menghambat darah itu agar tidak terus keluar

" tahan bentar, gue panggil dokter " bara berlari keluar meninggalkan raka sendiri

" se khawatir itu lo sama gue bar? pake acara gengsi segala lo " ucap raka

" kemana sih ni anak, manggil dokter kayak manggil alien lama banget, duh pake pusing segala lagi " raka mulai merasakan kepalanya yang pusing seperti di hantam

beberapa menit memanggil dokter, bara buru-buru lari masuk keruangan raka dengan seorang dokter dan perawat di belakangnya

" RAKA " bara tambah panik ketika melihat raka yang sudah tidak sadarkan diri, dokter dan perawat itu langsung menangani raka dan memberinya obat bius, menjahit kembali luka raka

" dok raka gak papa kan? " tanya bara sedikit panik

" tenang saja, raka tidak apa-apa, tadi jahitannya hanya kebuka karena mungkin banyak bergerak, dan dia pingsan karena efek lukanya itu tidak perlu terlalu khawatir " jelas dokter

" syukur deh makasih banyak dok " bara merasa lega sekarang, ia duduk kembali setelah dokter dan perawat pergi

" anying lo rak, buat gue takut aja " gerutu bara

RakabumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang