~03~

71 3 0
                                    

happy reading

*
*
*

di perjalanan pulang, raka mampir ke sebuah minimarket dekat sekolahannya yang lama, ia membeli minum dan beberapa roti lalu memakannya di depan minimarket yang tersedia meja dan kursi

menyantap roti dengan tatapan yang kosong, sampai tidak sadar kalau sekarang ini sudah ada dika dan irfan di sebelahnya

" woi rak " teriak dika melambaikan tangannya di depan wajah raka

" eh kalian, sorry-sorry gue gak tau " raka tersadar dari lamunannya

" gue kangen lo anjirr kenapa lo harus pindah sih? " ucap dika meneguk es kopi di tangannya

" aelah baru sehari kali ka udah kangen aja lo " omel irfan

" isshh diem lo, rak? lo belum jawab pertanyaan gue " raka bukannya menjawab pertanyaan dari dika tetapi malah kembali ngelamun

" eh gimana-gimana ka? " kaget raka

" astaga raka, lo budek apa gimana? mangkanya jangan ngelamun terus, kesambet baru tau rasa lo "

" gak bakal kesambet kali ka dia, kan dia setannya "

" anjir lo berdua "

" jadi gimana? lo di pindah karena apa woi? " tanya dika sedikit emosi

" biasa lah bokap gue, dia nyuruh gue buat awasi si bara soal absensi dan bolosnya " jawab raka

" lah kenapa jadi lo yang ngawasi? emang kenapa harus di awasi coba? "

" bokap gue gak mau namanya tercemar cuma gara-gara anak kesayangannya si bara buat ulah, lo berdua tau sendiri bokap gue gengsinya kayak gimana " jelas raka

" oo jadi itu alasannya, btw telapak tangan lo kenapa? " tanya dika yang salfok sama telapak tangan raka yang tertempel kapas dan plaster

" siapa lagi kalau bukan satria? " jawab raka singkat

" njirr gak habis pikir gue sama bokap lo rak, emang bokap lo dendam apa gimana sih sama lo, segitunya banget? " tanya irfan penasaran

raka menghembuskan nafas berat kemudian menjelaskan semua kejadian yang membuat ia di benci oleh ayahnya sendiri

" jadi gini...waktu gue umur 12 tahun, gue sama nyokap bokap gue mau liburan ke pantai buat ngerayain ultah gue. gue yang masih 12 tahun bisa di bilang masih bocil lah ya, gue seneng banget dong pastinya "

" nah di saat bokap gue udah siap nih tinggal berangkat doang, gue malah belum siap sama sekali, otomatis nyokap gue bantuin gue siap-siap kan. nyokap gue nyamperin ke kamar gue yang ada di lantai dua, beberapa menit doang semua sudah siap, gue di gandeng sama nyokap gue buat turun "

" nah pas di tangga mau turun, nyokap gue tersandung kakinya sendiri dan akhirnya jatuh menggelinding di tangga, bokap gue waktu itu posisi lagi duduk di sofa ruang tamu langsung kaget dengar teriakan nyokap gue "

" bokap gue noleh kearah gue dan nyokap gue saat itu, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau istrinya jatuh menggelinding di tangga dari atas sampai bawah, bokap gue panik gak karuan laku nyamperin nyokap gue yang sudah gak sadarkan diri dengan kondisi kepalanya sudah bocor "

RakabumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang