~05~

135 3 0
                                    

happy reading

*
*
*

nara, dika, dan irfan menunggu di depan ruang IGD. mereka semua panik dengan kondisi raka saat ini, nara sedari tadi hanya mondar-mandir bukannya duduk

" duduk dulu aja gak papa, gak usah cemas, raka pasti baik-baik saja kok, gue tau dia anak yang kuat " ucap dika menenangkan nara

" gue gak bisa tenang, gu-gue takut raka kenapa-napa " cemas nara

" dia pasti baik-baik saja, percaya sama gue...eemm btw lo siapanya raka? kenapa juga kejadian ini bisa terjadi? gimana ceritanya? " dika bertanya secara hati-hati kepada nara

" gue temen sekelasnya, tadi raka nawarin buat bareng pas pulang soalnya rumah kita searah, eh tau-taunya ada yang ngikutin, ternyata itu kak bara sama teman-temannya "

" motor raka di tendang sampai oleng dan kita terjatuh, saat raka mau bantuin gue berdiri, dia udah di tarik paksa sama teman-teman kak bara, lalu terjadi perkelahian yang gak imbang deh " jelas nara dengan suara yang masih bergetar

dika bisa melihat begitu takutnya nara dengan kejadian ini, dia juga melihat lutut nara yang terluka

" ikut gue bentar " ucap dika menggandeng nara, sontak membuat nara kaget dan takut

" e-enggak mau, lo mau ngajak gue kemana? "

" lihat lutut lo, berdarah kan, obati dulu bentar, biar irfan yang nungguin raka selesai ditangani sama dokter "

" ee yaudah deh " nara mengikuti dika di belakang, ia kemudian mendapat perawatan atas lukanya akibat jatuh tadi, ia dan dika kembali menyusul Irfan yang terlihat masih di depan ruangan IGD

" raka belum selesai? " tanya nara kepada Irfan

" raka udah di pindah keruang rawat inap, ikut gue " ucap irfan dan di ikuti nara dan dika, mereka menuju ruang rawat raka. disana mereka bisa melihat raka yang masih memejamkan matanya

mereka bertiga masuk mendekati ranjang raka " apa kata dokter fan? " tanya dika

" kata dokter, bersyukur luka raka tidak terlalu parah, hanya luka akibat pukulan keras dan lukanya melukai organ dalamnya, mungkin rasanya akan nyeri disaat dia udah siuman, dokter juga udah memberinya obat pereda nyeri " jelas Irfan

" syukur deh kalau tidak terlalu fatal, gue lega dengernya "

nara hanya diam menatap mata raka yang masih tertutup, ia merasa kasihan kepadanya, ia tak bisa membayangkan gimana sakitnya jadi raka waktu pengeroyokan tadi, belum lagi waktu kejadian di perpustakaan

" lo gak pulang? gak di cariin sama ortu lo? " tanya dika

" nanti dulu pulangnya nunggu raka bangun " jawab nara

" raka biar sama kita, lo pulang aja gak papa, nyokap bokap lo pasti nyariin lo "

" nyokap bokap gue gak bakal nyariin kok tenang aja "

" gimana gak nyariin? lo anak cewek dan sekarang udah jam 7 malam " tutur dika pelan

" ortu gue udah gak ada sejak gue kecil, jadi tenang aja, mereka gak bakal nyariin kok, gue di rumah sendiri sama art gue "

RakabumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang