~39~ ENDING

226 6 0
                                        

untuk part terakhir ini, agak panjang ya teman-teman
happy reading

*
*
*

bara duduk di sofa ruang tamu sambil terus menatap sebuah foto yang ia genggam

" gk terasa ya rak, setahun yang lalu lo ninggalin gue sendirian, gue kangen sama lo, padahal gue berharap lo bisa hadir di acara kelulusan gue waktu itu, tapi ternyata lo gak datang rak "

" lo tau gak rak? disaat hari kelulusan itu semua murid di dampingi orang tua mereka masing-masing, tapi gue cuma sendiri gak ada pendamping "

" tapi gue tetep bahagia rak, karena waktu itu ada temen-temen gue dan bahkan dika sama irfan datang demi gue, mereka berusaha buat hibur gue rak, gue bahagia sekaligus sedih "

" gue bahagia karena ternyata mereka se peduli itu sama gue, tapi lo tau apa yang buat gue sedih? gue sangat berharap lo datang sama mereka rak, tapi_" dada bara terasa sesak, sekuat tenaga ia menahannya, namun pertahanannya runtuh, air matanya mulai menetes di atas foto yang ia genggam

" tapi gue gak bisa liat lo ada di antara mereka, kenapa lo gak datang rak? setidaknya lo muncul di depan gue walau cuma sedetik, lo pulangnya kecepetan bangsat "

" gue sendiri rak gue sendiri, ayah setelah malam itu entah kemana gue gak tau dan gak mau tau lagi tentang dia, nyokap gue gak ada kabar sama sekali setelah pergi untuk berobat kala itu, mungkin omongan lo tentang nyokap gue bener rak, kalau dia udah bahagia sama kehidupan barunya tanpa gue "

" dan cuma lo satu-satunya yang ada di sisi gue, tapi kenapa lo malah pergi? kenapa? gue terlalu jahat ya sama lo? maafin gue rak "

" maafin gue yang masih sering berharap lo balik lagi, gue berusaha ikhlas rak, tapi gue cuma kangen sama lo, gue pengen jadi abang lo lebih lama lagi " bara menunduk dan menumpahkan semua kesedihannya

ceklek

tatapan bara langsung menuju ke sumber suara, tatapan amarah penuh benci itu terlihat di mata merah bara

" ngapain lo kesini? " tanya bara dengan penuh penekanan

orang yang baru saja masuk ke dalam rumah itu pun berjalan mendekati bara yang sedang duduk di sofa

" berhenti, jangan pernah deketin gue, gue gak sudi dekat-dekat dengan pembunuh adik gue "

" bara? "

" JANGAN PANGGIL NAMA GUE BANGSAT, GUE JIJIK DI PANGGIL SAMA PEMBUNUH KAYAK LO "

" maafin ayah bara...maafin ayah, ayah menyesal..." lirih satria

" gak ada kata maaf buat lo di dunia ini, semesta tau betapa  kejamnya lo sama anak lo sendiri, bahkan_bahkan lo tega ambil nyawanya " suara bara bergetar menahan tangisannya

satria hendak melangkah lebih dekat lagi dengan bara " GUE BILANG JANGAN PERNAH DEKETIN GUE LAGI " sentak bara

" bara? ayah sungguh menyesal nak "

" menyesal? lo bilang menyesal? dari kemarin lo kemana aja satria? lo kemana aja di saat raka lo siksa, apa lo sadar dengan perlakuan lo? segila-gilanya manusia, kalau mereka masih punya hati dan perasaan, gak akan sebodoh itu sat "

RakabumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang