happy reading
*
*
*raka menunduk dengan perasaan yang gelisah, menunggu di depan ruang IGD yang terasa sangat sepi di tengah malam, ia berharap ada kabar baik dari dokter yang menangani bara
ceklek
" dokter gimana keadaan bara dok? " tanya raka dengan spontan ketika mendengar pintu IGD di buka dan menampakkan seorang dokter keluar dari ruangan
" kondisinya kritis, pasien mengalami gegar otak ringan, tulang belakangnya juga sedikit retak, dia juga kehilangan banyak darah, kami secepatnya membutuhkan donor darah untuk pasien " jelas sang dokter
" golongan darah yang dibutuhkan apa dok? " tanya raka
" kami membutuhkan golongan darah AB "
" ambil darah saya saja dok, golongan darah saya AB juga " ucap raka
" baik, kalau begitu kamu ikut saya untuk pengecekan dan pengambilan darah "
" iya dok " raka mengikuti dokter itu di belakang, menuju sebuah ruangan, ia membaringkan tubuhnya diatas brankar sesuai perintah dokter
" saya akan periksa kamu dulu ya " ucap salah satu suster, raka hanya mengangguk
" kamu yakin ingin mendonorkan darah kamu? " tanya suster setelah memeriksa raka
" saya yakin sus "
" tapi kamu mempunyai anemia, dan tekanan darahmu rendah, sedangkan kami membutuhkan 2 kantong darah "
" tidak masalah sus, ambil aja darah saya sesuai yang dibutuhkan "
" kamu yakin? ini akan berpengaruh dengan kesehatan kamu "
" gak papa sus, cepetan ambil darah saya dan selamatkan bara "
" baiklah, saya akan melakukannya " suster mulai mengambil darah raka, selang beberapa menit darahnya sudah terkumpul 1 kantong dan masih kurang 1 kantong lagi, namun wajah raka sudah terlihat sedikit pucat
" kenapa berhenti sus? " tanya raka yang merasa darahnya berhenti di sedot
" kamu gak akan sanggup meneruskannya, kamu bisa pingsan dan lemas jika memaksa untuk terus mendonorkan darahmu "
" gak masalah sus, saya gak akan pingsan, bara lebih membutuhkannya "
" tapi saya tidak bisa meneruskannya, karena kondisimu sekarang " suster itu berdiri hendak pergi namun ditahan oleh raka
" saya mohon sus, selamatkan bara, ambil saja darah saya sebanyak yang di butuhkan untuk dia, saya mohon.." ucap raka memohon dengan menahan tangan suster itu
suster itu menarik nafas berat " baiklah jika kamu memaksa, saya akan ambil darah kamu 1 kantong lagi, setelah itu saya akan beri kamu obat penambah darah "
" makasih sus makasih "
suster kembali menusukkan jarum ke lengan raka, menyedot darah raka sebanyak 1 kantong, kepala raka rasanya sangat pusing, wajahnya juga sudah sangat pucat, namun ia harus kuat demi mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan bara

KAMU SEDANG MEMBACA
Rakabumi
Teen Fictionbukan manusia yang jahat, melainkan sebuah takdir yang tak pernah di inginkan. " raka cuma mau merasakan hidup yang benar-benar hidup tuhan...bukan raga yang hidup namun jiwa yang mati..."