happy reading
*
*
*sekarang ini lagi jamkos di mapel terakhir, tidak ada guru yang datang, semuanya sibuk menikmati kekosongan pelajaran hari ini, ada yang makan, bermain, bercanda dan sebagainya. namun raka memilih untuk tidur saja
" ra, lo beneran gak papa kan? " tanya fana khawatir
" gue gak papa fana, tadi dari UKS karena pusing dikit doang kok gak lebih "
" jangan sakit dong ra, gue gak bisa kalau liat lo sakit gini, muka lo sejak dari UKS tadi pucet tau, kayak mayit hidup "
" ya allah fana istighfar, aku cuma pusing dikit doang kok gak usah berlebihan deh "
" gue kristen ya tuhan malah di suruh istighfar " fana menepuk jidatnya
" hehehe gak papa kali fan sekalian join juga oke kok " goda nara
" belum siap gue, nunggu gue bener-bener mateng dulu baru gue join "
" mau di panggang apa di goreng? " tanya nara
" hah? biar apa? " bingung fana
" biar mateng " jawab nara dengan entengnya
" wahh parah lu ra " ucap fana sedikit keras
" shutt jangan keras-keras ngomongnya, kasian raka sedang tidur tuh " tunjuk fana kearah raka yang sudah meletakkan kepalanya diatas meja dengan tangan lurus ke depan dan kepala mengarah ke samping
" eh iya sorry-sorry, btw raka sakit ya? kok tumben pake masker, banyak tidur lagi " tanya fana
" tadi pagi katanya sih agak flu dia "
" flu? eh ra lo liat deh " ucap fana menyuruh nara untuk menatap mata raka
" kenapa fan? "
" raka punya tanda lahir di ujung mata ya? kok gue baru liat " tunjuk fana yang terlihat di ujung mata raka terdapat sedikit memerah
" hah tanda lahir? gak ada kali fan, eh tapi kok agak merah ya " ucap nara yang penasaran kemudian bangkit dari duduknya menghampiri raka
" gue gak pernah liat ini sebelumnya " gumam nara mengamati mata raka yang terpejam
dengan sangat berhati-hati, nara membuka masker raka secara diam-diam karena sangking penasarannya. ia membuka masker raka bagian sampingnya, fana hanya diam menyaksikan sahabatnya berulah
nara di buat membeku di saat masker itu sudah terbuka, ia bisa melihat banyaknya luka lebam di pipi raka dan ujung bibirnya yang terluka, setelah melihat semua itu, nara kembali memasangkan masker raka dengan sangat pelan
nara berjalan kembali ke duduknya tanpa berbicara sepatah kata pun, tatapannya kosong seperti memikirkan sesuatu
" ra? kenapa? ada yang salah sama muka raka? kok lo jadi ngelamun sih? " tanya fana heran
" hah? ada apa fan? " nara tersadar dari lamunannya
" ada apa ra? gue yang seharusnya nanya ke lo, kenapa lo tiba-tiba jadi ngelamun saat liat muka raka? emang ada yang salah? "

KAMU SEDANG MEMBACA
Rakabumi
Novela Juvenilbukan manusia yang jahat, melainkan sebuah takdir yang tak pernah di inginkan. " raka cuma mau merasakan hidup yang benar-benar hidup tuhan...bukan raga yang hidup namun jiwa yang mati..."