chapter 1

40 8 1
                                    

Happy reading

Di pagi hari yang cerah seorang perempuan Masi betah bergulung dengan selimutnya, sebelum ketukan pintu terdengar bersama suara lembut memasuki telinganya.

" Aliya, bangun sayang kamu harus sekolah"
Tak ada suara dari gadis tersebut, bahkan ia justru mempererat gulungan selimut ke tubuhnya, tiba-tiba Suara pintu terbuka mulai mengganggunya, tetapi tetap tak ada pergerakan

"Aliya, bangun dong sayang kamu mau sekolah loh" mama Aliya hanya dapat bersabar membangunkan anak satu-satunya ini.

" Iya ma... Aliya udah bangun" sembari mulai bangkit untuk duduk.

"Yaudah mama mau siapin sarapan, Aliya mandi abis itu turun ke bawah"

"Mmm" setelah itu Aliya bangkit dari kasurnya, dan mulai masuk ke kamar mandi seperti perintah ibunya.

30 menit berlalu Aliya mulai menuruni tangga dengan seragam sekolah yang sudah rapi melekat di badannya. Sampai di meja makan Aliya langsung duduk di sebelah ibunya, tetapi ternyata ibunya tidak sendiri, melainkan ada seorang manusia yang membuat Aliya menghembuskan nafas berat

"Lo kenapa sih selalu datang rumah gue pagi-pagi" keluh Aliya "Lo ngga ada makanan di rumah" lanjutnya

"Hmmm" hanya deheman yang di berikan lelaki tersebut seraya kembali menyuapi makanan ke mulutnya tanpa memperdulikan kekesalan Aliya, bunda Aliya? Hanya menggelengkan kepala melihat kedua remaja ini.

"Udah Aliya jangan emosi terus, kasian itu Rafa lagi makan sayang" seraya mengusap kepala anak satu-satunya itu.

Ya dia Rafa sahabat Aliya dari kecil, Rafa adalah anak dari sahabat Marwah ibu dari Aliya, Rafa memang selalu datang setiap pagi ke rumah aliya ntah itu hanya sekedar sarapan atau hanya datang mengganggu Aliya saja, itu adalah hobinya.

*****

"Lo pulang dari sekolah bareng gue, jangan kemana-mana ntar susah di cariin Lo" suara bariton Rafa menginterupsi

"Apasi Lo, gue ini bukan anak bocah lagi, ya kali gue ilang di sekolah sendiri"

"Mmm" yaa hanya itu suara Rafa. setelahnya hanya keheningan yang ada, mereka berdua beriringan untuk kekelas masing-masing

Tiba-tiba Aliya menyenggol tangan Rafa " raf Lo klau jalan itu sambil senyum, jangan pasang muka datar kayak tembok, liat tuh banyak orang yang takut sama Lo"

"Salahin mereka yang takut, itu bukan urusan gue"

Aliya hanya meroling matanya malas, Rafa adalah lelaki dingin cuek dan susah untuk di bilangin, meskipun begitu dia salah satu lelaki populer di sekolahnya bahkan banyak komunitas perempuan yang menjadi fans dari Rafa.

Di dalam kelas Aliya menyembunyikan mukanya di sela tangannya di atas meja sebelum sebuah suara menginterupsi

"Al, bagi pr matematika dong"

"Ngga punya, gue aja mau minta sama Lo tadi'

"Yaelah Al, bisa mati kita kalau pr nya ngga ada, tau sendiri kan pak Mamat kalau udah mode marah itu gimana"

"Ya Lo juga kenapa ngga ngerjain sih, kan Lo tau otak gue gimana, pr gue Minggu lalu aja si Rafa yang ngerjain"

"Aduh Al gimana dong" resah clara evania, dia adalah salah satu sahabat dekat Aliya di sekolah, dia adalah perempuan yang bawel menurut Aliyah

"Al, Ra, udah ngerjain pr belum" itu suara Vanya klarista, salah satu sahabat Aliya di sekolah juga, mereka memang sahabatan bertiga dari awal masuk sekolah, kalau Vanya sendiri memiliki kepribadian yang bawel juga sama aja sih sama Clara, bedanya perempuan satu ini memiliki otak yang lumayan encer

"Huhuuu akhirnya temen gue yang otaknya encer sebelas dua belas kayak gue datang juga" heboh Clara "bagi pr dong Van, gue sama Aliya belum ngerjain" lanjutnya

"Gampang asal di kantin traktir" tak ada pilihan lain selain hanya menganggukkan kepala, dari pada kena hukum fikir Aliya dan Clara.

Setelah pelajaran selesai, Aliya dan kedua temannya jalan beriringan menuju kantin, sampai kantin sebuah tangan melambai ke arah mereka, secepatnya mereka menuju ke arah orang tersebut.

"Makanan kita mana"

"Tenang gue sama yang lain udah mesenin kok" seraya mendorong kecil mangkok bakso ke hadapan Aliya dan sahabatnya

"Widih tumben si Rio baik banget" itu suara Clara yang memang selalu bertengkar dengan Rio, salah satu teman dari Rafa,

Jadi gini Rafa itu punya banyak teman karena dia adalah perkumpulan dari geng motor, tapi anggota inti doang yang selalu Rafa bawa ke mana-mana udah kayak ekornya Rafa sih mereka, siapa aja? Yang pertama ada varo, dia sih lelaki yang paling normal dari gengnya, kurang lebih sama sih dengan Rafa, yang kedua Azka dia juga rada normal sih cuma sedikit pecicilan doang, yang ke tiga Rio  si lelaki paling ngga normal di perkumpulan nya kerjanya cuma ngegosip doang udah kayak mulut perempuan dia mah.

Teman Rafa dan teman Aliya memang akrab karena ada Aliya dan Rafa sebagai penyambung Antara mereka.

1 jam berlalu Rafa berdiam diri doang di parkiran, nunggu perempuan tomboi yang sialnya temennya dari kecil

"Lo gimana sih, di suru cepetan malah lelet banget ke parkiran, gue jamuran nungguin Lo" keluhnya, ya hanya dengan Aliya Rafa dapat berbicara banyak seperti ini

"Ih bawel banget jadi orang, ayok ah nanti mama nyariin" setelah itu Rafa cepat-cepat menancap gas untuk pulang ke rumah.

"Tok... Tok.."
"Ma.... Aliya pulaaang"

"Oh sayang udah pulang sini duduk sama mama"

Aliya hanya berdiri kaku di depan mamanya yang duduk di sofa, karena keberadaan seorang lelaki di samping mamanya,

"Dia.. siapa ma" tanya nya terbata

"Oh ini kenalin dia om Wibowo sayang rekan kerja mama"

Aliya hanya diam melihat uluran tangan lelaki yang di bawa mamanya ini, kenapa mendadak perasaan Aliya tidak enak dengan keberadaan lelaki ini.

S#Day1 |Salmasr13

True Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang