Happy reading
Dua hari berlalu sejak masuknya Rafa ke dalam universitas tempat Aliya kuliah, namun dalam rentan dua hari ini belum ada sama sekali Aliya sempat berinteraksi dengan Rafa, ia rasa Rafa juga sedikit menjauh darinya seolah ia tidak di kenal oleh Rafa, sampai akhirnya pagi ini Aliya kembali masuk ke kampus namun berbeda dari kemarin-kemarin, sekarang ini tak ada lagi orang yang berbisik tentangnya, bahkan loker yang biasanya banyak sampah di dalamnya sekarang sudah di penuhi oleh stik note yang berisi permohonan maaf dari para mahasiswa
Sampai di kelas Aliya di buat terheran oleh teman kelasnya yang bergantian mendatanginya dan memberi snacks pada Aliya
"Al, gue wakilin teman kelas yang lain, mau minta maaf ke Lo sama semua kejahatan yang kita lakukan selama ini" ucap ketua tingkat di kelas Aliya
"Ini sebenarnya kenapa ya, kok pada minta maaf sih" heran Aliya
Lalu Clara maju bersama Vanya di hadapan Aliya
"Renal semalam ngirim vidio di grup lagi Al, dia klarifikasi masalah Lo yang kemarin itu sama om-om dia juga minta maaf sama Lo" Alya pun mengerut kan keningnya lalu membuka grup dan benar saja di situ ada klarifikasi renal mengenai dirinya
"Udalah Al ngga usah di fikirin yang penting sekarang Lo udah terbebas dari mantan Lo itu" meskipun Masi sedikit heran Aliya tetap tersenyum manis dan duduk di bangkunya
*****
Bel istirahat sudah kembali berbunyi baru sekarang Aliya berani menuju kantin karna tidak ada lagi yang membelinya seperti hari-hari sebelumnya, saat di kantin Rio dan teman-teman nya mengajaknya bergabung tentu saja dengan Clara dan Vanya, namun ada sedikit yang berbeda di sini, rafa juga tampak berada di sana
"Lo bahagia banget kayaknya Al" tanya Azka
Aliya hanya membalasnya dengan senyum manis
"Pulang kampus, temuin gue di parkiran Al, Lo pulang sama gue" ucapan rafa membuat Aliya sedikit kaget namun tetap mengangguk
Di sini lah mereka sekarang berada di tepi pantai yang jauh dari kota, rafa memang mengajak Aliya ke sini untuk berbicara berdua
"Gimana kabar Lo Al"
"Gue baik kok, gimana sama Lo"
"Gue jelas baik, tapi Lo gue tau Lo ngga baik-baik aja kan Al, jangan bohong sama gue" perkataan Rafa sukses membuat Aliya memusatkan perhatiannya pada Rafa yang juga menatapnya lembut, tak terasa liquid bening kembali jatuh dari matanya, tak ada kata yang dapat ia ucapkan melainkan Aliya langsung berhambur memeluk Rafa erat
"Hiks kenapa Lo ninggalin gue raf hiks gue sakit raf, fisik sama perasaan gue semuanya hancur hiks, ngga ada yang jadi pelindung gue hiks" Aliya tampak memukul pelan dada Rafa dengan terus menangis tersedu
"Sorry Al, sorry" Rafa hanya mampu mempererat pelukannya pada sahabatnya ini, ia ikut sakit melihat penderitaan sahabatnya. Cukup lama mereka dalam posisi itu, ketika Aliya sudah mulai tenang Rafa pun melepas pelukannya dan memegang kedua bahu Aliya
"Liat gue Al, sekarang ada gue di sini, baik Cantika mau pun renal ngga bakal ada yang nyakitin Lo lagi, pegang janji gue" Aliya hanya mampu menanggung menyetujui lalu kembali memeluk Rafa sebagai penyaluran kerinduannya pada sahabatnya ini
****
Keesokan harinya, bertepatan pada hari libur kuliah, hari ini pula Aliya memiliki rencana pergi bersama rafa ke panti asuhan yang pernah mereka datangi
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Teen Fiction(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...