Happy reading
Pagi harinya ruangan Aliya di rumah sakit di penuhi oleh teman-temannya, tentu saja teman-teman Rafa juga ikut serta meramaikan, mumpung hari ini bertepatan dengan hari libur
"Rafa, gimana sama lengan Lo, kenapa gipsnya Lo buka lagi" pertanyaan Azka seketika mengalihkan semua tatapan orang-orang itu pada Rafa, terutama Aliya yang mengerutkan keningnya
"Emang tangan Rafa kenapa" semua orang jadi saling menatap canggung
"Nggak papa kok Al, nggak usah dengar perkataan Azka" ucap Rafa
"Jadi gini Al, semalam itu kita semua ikut balapan eh si musuhnya malah nyerang Rafa pake balok, jadi lengannya patah deh, di tambah semalam dia nolongin Lo pas di ganggu Ama preman sampe dia lupa tangannya di perban, jadi yah Tamba parah jadinya Al" jelas Rio panjang lebar
Rafa hanya mampu menghembuskan nafas nya berat, ia tidak mau membuat Aliya khawatir malah temannya yang satu ini menjelaskan nya dengan rincih
"Jadi Lo yang udah nyelamatin gue semalam"
"Iya itu gue Al, udah lah nggak usah di fikirin lebih baik Lo semua pulang Aliya mau istirahat" jelas Rafa pada semua orang
"Semua yang cowok pulang biar gue sama si Vanya yang tinggal" sambil cengengesan Clara menjelaskan
"Lo juga pulang biar gue yang tinggal jaga Aliya" Rafa tampak tak terima
"Tapi rafa gue juga mau tinggal"
"Udah ngga usah bawel, kita semua pamit Al, Rafa, baik-baik ya bro lengannya di perhatikan" ucap Vanya yang segera menarik paksa Clara
Setelah mengatakan hal itu semua teman Rafa pun keluar dari kamar rawat Aliya, hanya Aliya serta Rafa yang sekarang mengalami kecanggungan di dalam ruangan itu
"Gue dari pagi nggak liat pacar Lo Al, dia dimana"
"Kemarin ada kok, cuma ya sedikit ada pertengkaran aja kemarin"
"Lo bertengkar, gue bukannya nggak suka sama renal, tapi jangan terlalu nyerahin semua hati Lo sama dia Al, Lo sendiri nantinya yang sakit"
"Iya bawel, Lo udah kayak perempuan deh Raf ceramah Mulu" "oiya gimana sama lengan loh, gue mau makasih sama Lo karna udah nolongin gue semalam"
"Iya, sama-sama lagian loh kenapa sih sama Tante marwa sampai Lo larian gitu semalam"
"Gara-gara waktu itu gue nampar Cantika, mulai dari situ mama udah nggak percaya sama gue, bahkan malam itu mama juga bentak gue buat yang pertama kalinya, dan itu semua karena Cantika, gue hancur raf semua yang gue takutin dari awal mama nikah, sekarang udah kejadian, om Wibowo dulu juga baik sama gue, tapi sekarang dia udah mulai nunjukin jati diri dia yang sebenarnya, gue nggak tau harus pulang ke mana lagi raf" Aliya hanya bercerita masalah mamanya, tanpa bercerita masalahnya dengan renal, ia tak mau Rafa emosi dan berakhir bertengkar dengan renal
Rafa yang mendengar perkataan Aliya yang begitu lirih menjadi ikut sedih, mengapa ada masalah sebesar ini yang di alami sahabat nya ia malah tidak tau
"Sorry Al, gue sekarang jadi sahabat yang nggak becuskan, keadaan Lo yang nggak baik-baik aja gue nggak tau Al, sorry gue bukan lagi sahabat baik Lo"
"Nggak usah lebay raf, lagian dengan Lo nolongin gue semalam gue masih rasa ada orang yang setidaknya peduli sama gue, makasih ya Rafa, tolong tetap gini sama gue tetap jadi sahabat yang baik buat gue" senyum manis di tunjukkan aliya pada Rafa
Sedangkan Rafa yang mendengar kata sahabat dari Aliya, seketika menyadarkan dirinya sendiri, ia sudah tidak ada kesempatan ia hanya sahabat gadis ini, sekali lagi hanya sahabat
*****
"Gimana ren, gue denger-denger Lo malah ada masalah sama gadis itu, padahal Lo nggak boleh gini ren, ingat gadis itu alat buat menghancurkan musuh Lo kan"
"Gue tau apa yang udh gue lakuin, Lo nggak usah ceramahin gue, lagian Lo aja belum ada pergerakan sama sekali, padahal Lo selalu ada di samping perempuan itu kan"
"Sekarang emang belum, tapi Lo tunggu aja, gue bakal jalan perlahan buat hancurin dia"
"Gue ngga butuh janji Lo, tapi bukti. tunjukin secepatnya ke gue, lagian gue yakin dengan tersakiti nya cewe itu dia pasti juga ikut rasain sakitnya"
Seringai kejam terpatri apik di bibir keduanya entah rencana seperti apa lagi yang mereka berdua jalankan, benar-benar penuh ambisi
****
Pagi ini semua murid kembali memasuki sekolah seperti biasa, setelah kemarin seharian libur
Aliya sudah keluar dari rumah sakit, dan sekarang ia sudah berada di rumah tentu aja ia masih tidak di izinkan untuk sekolah
"Al, mama Sama om Wibowo berangkat dulu, kamu baik-baik di rumah jangan keluyuran kamu itu masih sakit"
"Iya ma" setelahnya marwa, Wibowo serta Cantika pergi meninggalkan rumah
Aliya pun juga pergi ke kamarnya dan lanjut bermain handphone, sebelum sebuah panggilan masuk, dan itu dari renal
"Hallo"
"Al, Lo dimana, kenapa nggak ke sekolah"
" Masih peduli Lo tanya gitu"
"Al, sorry ya gue mau ketemu sama Lo, mau ngomong, gue nggak mau hubungan kita jadi gini gara-gara kesalahpahaman aja Al"
"Gue masih nggak mau di ganggu ren, kita ketemu besok aja"
"Yaudah, nggak papa Al, gue matiin ya udh ada guru ini, istirahat yang cukup ya biar cepat sehat"
"Mmm"
Setelah itu handphone pun di matikan lalu Aliya pun lanjut tertidur
Up besok lagi 🥰 💜
#Day17 Salmasr13
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Fiksi Remaja(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...