Happy reading
Sesuai dengan janji Aliya, hari ini ia mulai bersiap untuk bertemu dengan renal, sebab hari ini ia belum masuk sekolah alasannya tentu saja mamanya yang melarang, katanya ia belum cukup sembuh, Aliya hanya mengikut saja lagi pula ia memang masih perlu menenangkan dirinya sendiri.Di sini lah Aliya sekarang di taman kota duduk seorang diri menunggu renal yang belum datang.
"Al, sorry Lo udah lama nunggu" itu suara renal yang baru saja datang, seraya duduk di samping Aliya
"Ngga kok, duduk aja ren" setalah nya renal pun duduk dan hanya terdiam dalam kecanggungan
"Gue nggak bisa lama, Lo mau ngomong apa"
"Al, gue mau minta maaf soal malam itu di rumah sakit, harusnya gue nggak ke bawa emosi dan akhirnya malah bentak Lo Al dan soal perempuan itu, gue minta maaf al sebenarnya gue di paksa sama dia Al, soalnya papa gue kerja sama papanya dan gue di ancam kalau nggak mau sama dia papanya bakal batalin kerja sama sama papa gue, gue nggak mau nanti gue yang kena amuk papa Al, tolong ngertiin gue ya Al"
"Gue akuin, hubungan kita belakangan ini emang sedikit kurang baik karena kekurangan waktu untuk berdua sama Lo, tapi al gue beneran sayang sama Lo" penjelasan panjang renal tak membuat sedikit pun perubahan pada wajah Aliya ia tampak biasa-biasa saja
"Gue hancur hari itu ren, gue nggak pernah banyak nuntut sama Lo, tapi Lo malah main belakang ren, gue sakit malam itu juga Lo malah bentak gue, lagian gue rasa selama hubungan kita, gue nggak yakin kalau selama ini Lo banyak tau tentang gue, begitupun sebaliknya gue juga nggak banyak tau tentang Lo seakan-akan kita berdua sama-sama nggak peduli sama hidup kita masing-masing, masalah hubungan cuma kayak sekedar formalitas aja" Aliya kembali menjatuhkan air matanya, ia benar-benar terlalu sering menangis belakangan ini
"Al, pliis jangan ngomong gitu Al, kasih gue kesempatan satu kali lagi Al, dan gue bakal buktiin sama Lo kalau perasaan gue ke Lo itu tulus Al gue bakal jauhin perempuan itu dan lebih milih Lo Al plis" Aliya menatap renal dengan serius, Lalau setelahnya hanya memberi anggukan
"Ini kesempatan terakhir ren, setelahnya nggak akan ada lagi" entahlah Aliya merasa hubungan dengan renal memang tidak pernah sehat kan, tapi melihat keseriusan lelaki itu seperti nya tidak ada salahnya memberikan kesempatan terakhir lagi pula renal ada alasan mengapa ia selingkuh darinya
******
Di lain tempat Rafa sedang berada di rumahnya sekarang, ia juga tidak ke sekolah ngomong-ngomong tentu saja karena tangannya yang masih sakit
Sebuah ketukan pintu mengalikan perhatiannya
"Rafa, ini Abang boleh masukkan"
"Masuk aja bang" setelahnya Abang Rafa pun masuk dan duduk di pinggir kasur Rafa
"Gimana tangan lo"
"Udah nggak papa kok"
"Raf, Abang Minggu depan mau ke luar negeri lagi, mau urus kantor papa yang di sana, kan Minggu depan kamu juga udah lulus sekolah kan, gimana kalau kamu ikut Abang, terus sekalian liburan atau bahkan cari tempat kuliah di sana ajah raf'
"Rafa belum mikirin itu bang, nanti kalau kelulusan baru Rafa ngasih tau ke abang, lagian buat kuliah keluar negri kayaknya Rafa nggak bisa bang"
"Apa karna gadis itu" pertanyaan abangnya seketika membuatnya mengerutkan keningnya tanda bingung
"Maksud Abang siapa"
"Aliya, anak dari sahabat mama kan" jawaban itu membuatnya terdiam, abangnya memang mengetahui masalah perasaan Rafa pada Aliya
"Bukan bang, itu nggak ada sangkut pautnya kok"
Abang Rafa hanya tertawa kecil "Abang menginginkan yang terbaik buat Lo raf, kalau gadis itu buat bahagia Abang nggak pernah larang kok"
Setelah itu Abang Rafa keluar dari kamar meninggalkan Rafa yang terdiam sendirian
"Sampai kapan gue bakal bawa perasaan gue ini, gue juga mau jujur tapi gue rasa persahabatan gue lebih penting dari ini" Rafa menghembuskan nafasnya lelah lalu membaringkan badannya dan mulai tertidur
****
Pagi hari ini semua murid kembali bersekolah seperti biasa, Minggu ini adalah Minggu terakhir berada di sekolah sebelum melanjutkan pendidikan pada jenjang tinggi
Aliya menelungkup kan wajahnya pada lipatan lengannya, kemudian mendapat tatapan aneh dari para sahabatnya
"Lo kenapa lagi sih Al, mendung banget, atau Lo Masi sakit"
"Tau Al, kalau Lo Masi sakit biar gue anterin ke UKS yah"
"Gue nggak papa" lalu Aliya bangkit dari duduknya "gue mau ke toilet bentar" setelahnya Aliya pun berlalu dari sana
Setelah menyelesaikan urusannya Aliya pun keluar dari toilet dan mulai berjalan menuju ke kelas, namun belum sampai kelas Aliya melihat renal dengan seorang perempuan yang membelakanginya sedang mengobrol, Aliya pun seketika bersembunyi
Perempuan itu seperti tidak asing bagi Aliya, lalu kedua orang itu pun pergi menuju ke sebuah gudang sekolah yang sudah lama tidak terpakai
"Mereka mau kemana sih, obrolan nya serius benget gue harus ikutin mereka" lalu Aliya pergi mengendap-endap mengikuti kedua orang itu
Ke dua orang itu pun masuk ke dalam gudang tersebut, lalu Aliya mulai menguping, samar-samar suara yang Aliya dengan sedikit tidak jelas
"Gimana ren, hubungan lo berdua udah baikan kan"
"Tenang aja persoalan itu gampang buat gue, dan sekarang gue udah baikan"
Sebelum mengatakan hal lebih lanjut Aliya tidak sengaja menginjak botol plastik yang berbunyi
"Siapa itu"
Mendengar teriakan renal, Aliya pun berlari dengan terburu-buru, namun tiba-tiba seseorang menariknya dan membekap mulutnya
Lebaran pun harus tetap up, 😁
Pokoknya harus semangaaat
Up besok lagi 🥰 💜#Day18 Salmasr13
![](https://img.wattpad.com/cover/347821730-288-k957315.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Fiksi Remaja(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...