Happy reading
Satu Minggu telah berlalu, hubungan Aliya dan Rafa menjadi lebih dekat, bahkan mereka berdua tak segan menunjukkan keposesifan mereka masing-masing, berbicara masalah renal ia sudah keluar dari rumah sakit dan sudah mulai kuliah kembali
Lapangan basket sangat ramai sekarang, tampak tim basket renal serta Rafa sedang bermain dengan seru, memang Rafa masuk ke tim basket, Rafa bahkan sekarang menggantikan renal menjadi ketua basket, karena renal yang sempat sakit seminggu yang lalu
"Huhuuu ayok ayang Rafa semangaat"
Teriakan demi teriakan terus bergema di tempat para penonton, tentu saja di sana juga terdapat Aliya dan kedua sahabatnya
"Astaga ayang gue Rafa ganteng banget pliiis"
"Pada gatel banget sih sama Rafa, Lo ngga marah Al?" Tanya Vanya pada Aliya
"Apaan sih biasa aja kok" mulut memang mengatakan biasa aja namun wajah tidak dapat berbohong dari tadi Aliya terus memandang jengkel orang-orang yang meneriaki Rafa, ia tampak terus cemberut di sana
"Iya deh si paling ngga papa, padahal muka udah masam gitu" Aliya tidak perduli dengan ocehan kedua sahabatnya
Di sana Rafa tampak membawa bola, lalu mengopernya pada Rio, saat sudah mendekati ring, Rio kembali memberikannya pada Rafa, lalu Rafa pun berhasil mencetak angka lagi, Rafa tampak tersenyum manis tentu saja itu semua di sambut pekikan dari tempat penonton
Sekitar satu jam bermain akhirnya tim rafa membawa kemenangan, renal tampak menghampiri Rafa di sana "selamat bro, gue akuin Lo emang pantes gantiin gue jadi ketua basket" Rafa hanya tersenyum
"Lo juga hebat kok ren, dan makasih pujian lo" Aliya pun mendekati mereka berdua
"Minum Lo raf" Aliya pun menyodorkan minum pada Rafa yang langsung di terima baik olehnya
"Rafa doang Al, gue mana?" Aliya pun hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Sorry ren gue cuma beli satu, tapi kalau Lo mau gue beliin dulu"
"Hahaha becanda kali Al, Lo ngga liat sahabat lo itu udah kayak mau nerkam gue Al, jadi ngeri gue" ucap renal dengan sengaja menekan kata sahabat
"Ya Lo seenaknya aja nyuruh Aliya, ngga punya tangan Lo"
"Elah santai raf, ngegas banget"
"Tau Rafa ngga baik tau Lo gitu sama orang"
"Mmm" benar-benar penurut, hanya Aliya yang dapat membuat Rafa seperti kucing peliharaan yang penurut
"Hay gays lagi ngomongin apaan sih ngga ngajak deh" kedua teman Aliya dan teman-teman Rafa semuanya datang ikut bergabung
"Sebenarnya ada yang mau gue omongin sama kalian semua" ucapan renal berhasil membuat mereka jadi hening, lalu memusatkan perhatian pada renal
"Gue sebenarnya mau lanjutin kuliah di luar negeri, soalnya bokap bakal pindah kerja di sana, jadi mau ngga mau gue harus ikut sama mereka"
"Terus gimana sama basket ren" tanya Azka
"Hahaha apa yang Lo khawatirin, sekarang kalian udah punya kapten basket yang lebih baik dari gue" ucapan renal menepuk kecil pundak Rafa
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Teen Fiction(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...