Happy reading
Sampai rumah Aliya langsung masuk dengan terburu-buru, sampai di dalam ia telah di sambut Rafa yang duduk di sofa
"Senneng keluar seharian sampe malam"
Mendengar hal itu Aliya hanya terdiam dengan menundukkan kepala
"Jawab gue Al" lagi-lagi suara dingin itu menginterupsi nya
"Sorry raf, gue lupa bilang sama Lo" suara itu begitu lirih, Masi dengan kepala yang di tundukkan
"Gue ngga pernah larang Lo keluar asal Lo bilang Al, apalagi sampe malam gini keluar juga sama laki-laki yang bahkan baru dua hari Lo kenal"
Rafa memang sangat menjaga sahabatnya ini, itu juga perintah dari mama Aliya dan almarhumah mamanya, setiap keluar juga Aliya selalu minta izin pada Rafa, bukan apa-apa hanya saja memang bagi Aliya Rafa sudah seperti sosok seorang kaka baginya
"Gue minta maaf raf, gue janji ini terakhir gue keluar tanpa sepengetahuan Lo"
"Masuk kamar sekarang tidur, gue balik kalau mama Lo udah di rumah"
Mendengar itu Aliya seketika mendekatkan diri pada Rafa seraya duduk di sebelah lelaki itu,
"Gue minta maaf raf, gue janji bakal selalu izin sama Lo"
"Hmm"
"Lagian renal baik ko orangnya gue cuma di ajak jalan di pemandian air terjun doang raf"
"Kali ini gue maafin, mau sebaik apapun laki-laki jangan terlalu percaya sama dia"
"Iya" dengan menunjukkan senyum terbaiknya
"Jangan senyum gitu, gue ngeri liat Lo"
Seketika raut muka Aliya berubah datar "apasih orang manis gini" kembali menunjukkan senyumnya
Setelah sedikit perdebatan Aliya akhirnya kembali ke kamar dan Rafa menunggu di bawah sampai mama Aliya datang
*****
Hari ini kembali memulai masuk sekolah setelah seharian libur, Aliya seperti biasa di antar Rafa ke sekolah
"Gue dengar kemarin Lo kena omel Rafa ya al"
"Hmm"
"Lo juga sih salah Al, udah tau si Rafa posesif pake keluar sama anak baru"
"Tapi ya al, si anak baru itu cakep ngga Al" seketika Sebuah pukulan mendarat di tangan Clara
"Lo ya Ra, ada ganteng dikit langsung keluar tu mata heran"
"Yee sirik banget sih Van, makanya jangan kelamaan jomblo gini kan jadinya"
"Sadar diri ya ra, Lo juga jomblo, atau jangan-jangan Lo udah jadian sama si Rio ya" senyum misterius di tunjukkan Vanya pada Clara
"Amit-amit Ama si Rio Lo aja sana"
BRAAAK
Gebrakan meja menghentikan perdebatan mereka berdua
"Plis ya gays gue lagi capek, jadi Lo pada diem sebelum gue lempar dari lantai atas ya"
"Serem banget Al"
"Aliya"
Seketika mata mereka tertuju pada seorang lelaki di depan pintu
"Tuh Al, di cariin anak baru"
"Kenapa"
"Ke kantin sama gue"
"Gue lagi ngga mau ke kantin sih ren, Lo duluan aja ntar gue nyusul kalau udah mood"
"Tunggu ren, Aliya ikut ko" Clara memaksa Aliya untuk bangun dari duduknya dan mendorongnya ke arah renal
"Apasih Ra,"
"Uda lah Al, Lo belum makan jadi Lo harus ikut sama renal"
Tidak ada jalan lain selain mengikuti kemauan sahabat laknat nya, Aliya dan renal berjalan beriringan menuju ke kantin
Sampai kantin Aliya mengedarkan pandanganya mencari seseorang, saat sudah ketemu ia menarik kecil tangan renal ke arah orang itu
Sampai di tempat itu Aliya langsung mendudukkan bangku di sebelah Rafa, lalu menarik mangkok yang berisi mie ayam bekas Rafa, melihat itu renal hanya diam lalu mengikutkan diri untuk duduk di sebelah Rio
"Ini anak baru di kelas Lo Al"
"Hmm"
"Jangan di ganggu Aliya tuh kalau udah makan mah udah kayak patung kalau di tanya"
"Namanya renal, Lo semua boleh kenal sama dia" itu suara Rafa memperkenalkan renal kepada para sahabatnya
"Karna Lo teman Aliya jadi Lo boleh jadi teman kita juga, Lo mau pesan apa" tanya Azka sembari merangkul pundak Renal dengan akrab
Meski sedikit tidak nyaman renal tetap menjawab "gue samain aja sama yang kalian pesan"
"Oke, Rio pesenin sana"
"Anj***, Lo yang nawarin ko gue yang di perintah sih"
"Yaudah sih pesenin aja" Rio hanya mencibir lalu segera berlalu memesan makanan
"Lo pindahan dari mana" sura dingin varo menginterupsi renal
" Gue lulusan luar negeri, nyokap sama bokap mau kerja di sini jadi gue ikut pindah" hanya sampai situ percakapan mereka, tidak ada yang spesial, jangan sangka Rafa sudah bisa menerima keberadaan renal di antara mereka, meskipun tetap membiarkan renal dekat dan kenal dengan teman-teman nya dia tetap akan mengawasi renal, lagian dia hanya ingin menghargai Aliya yang juga berteman dengan renal
*****
Setelah seharian di sekolah saat ini Aliya sudah sampai di rumah, tentu saja di antar Rafa. Saat memasuki rumah Aliya kembali di hadapkan dengan sosok lelaki yang belakangan ini selalu dekat dengan mamanya
"Aliya pulang ma"
"Sini sayang, duduk di samping mama, ada yang mama mau ngomongin sama kamu"
Aliya pun mendekati mamanya dan duduk di sebelah mamanya
"Aku aja yang ngomong"
"Iya mas"
"Jadi begini Aliya, om datang kesini ingin mengungkapkan niat baik om, untuk menikahi mama kamu"
Aliya diam mematung mendengar hal itu, dia sudah tau hal ini akan terjadi, tapi tidak di sangka akan secepat ini
"Aliya, mama benar-benar mencintai om Wibowo dan mama yakin dia bisa mendampingi mama"
Aliya menghembuskan nafas berat "Aliya udah mikirin ini ma, dan Aliya ngijinin mama nikah sama om Wibowo"
Mendengar hal itu mama Aliya seketika tersenyum senang dan memeluk anak gadisnya ini
"Makasih sayang, mama seneng dengarnya" ucapnya lega
"Aliya naik dulu ma, Aliya capek"
Aliya lalu berlalu menaiki tangga dan merebahkan dirinya di kasur, seranya memejamkan mata sedetik kemudian air mata lolos dari mata gadis itu
"Raf, gue mau Lo" itu hal terakhir yang di ucapkan Aliya sebelum sesenggukan hebat karena menangis.
Sudah mulai konflik
Up besok 🥰💜#Day5 Salmasr13

KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Jugendliteratur(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...