chapter 4

12 5 0
                                    


Happy reading

Selepas dari taman Rafa dan Aliya mengunjungi supermarket sebelum pulang, katanya Aliya ingin menikmati eskrim terlebih dahulu.

Setelah seharian berada di luar bersama Aliya, Rafa segera pulang, tentunya dengan mamastikan Aliya selamat sampai rumah, saat ingin menaiki tangga tiba-tiba suara seseorang membuatnya berhenti dari langkahnya

"Darimana raf" maheswara selaku ayah rafa yang sedang duduk di sofa bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari koran yang ada di tangannya

"Rafa jalan bentar tadi sama teman pa"

"Aliya lagi" seketika memusatkan perhatiannya pada Rafa

"Iya pa Rafa keluar bareng Aliya"

"Cih... Kau menyukai gadis itu raf" tanya sang papa dengan mencibir

"Itu bukan urusan papa" setelah mengatakan itu Rafa ingin segera beranjak namun tertahan lagi dengan suara sang papa

"Papa tidak menyukai gadis itu, kau harus menjauhinya raf, atau papa yang akan bertindak sendiri"

Mendengar penuturan papanya emosi Rafa sudah memuncak hanya saja iya Masi mampu menahannya lalu beranjak segera ke kamarnya.

********

Sampai di rumah Aliya langsung mandi lalu segera berbaring di atas kasur dengan nyaman, tiba-tiba mendengar notifikasi handphone yang berbunyi

082578******
Hai Al, gue renal
Jangan lupa SV

Me
Sip udah gue SV
Btw Lo ngambil nomor gue
Dari mana

Renal
Itu ngga penting
Gue mau nanya boleh ngga

Me
Apa?

Renal
Besok libur Al
Gue mau ngajak jalan?

Me
Mm gue harus izin dulu

Renal
Yaudah kabarin gue ya

Me
Emang mau kemana sih

Renal
Besok lo bakal tau kok

Me
Yaudah besok gue kabarin

Renal
Oke...
Good night Al

Percakapan mereka hanya sebatas itu, karena jam baru menunjukkan pukul 20:00 dan Aliya belum mengantuk ia lanjut menghubungi seseorang

"Mm"

"Rafa, Lo udah tidur"

"Belum, kenapa hubungin malem-malem"

"Ya ngga papa gabut doang"

"Hmmm"

Saat asik bercerita dengan Rafa Aliya mendengar ramai-ramai di bawa, sepertinya mama sudah pulang, tapi kenapa seperti mamanya tidak sendiri

Karena penasaran Aliya meminta Rafa untuk mengakhiri telepon dan segera beranjak mengecek keadaan di bawah

"Kamu mau minum apa mas, biar aku ambilin"

True Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang