Happy reading
Sesampainya Aliya di parkiran renal sudah menunggunya di sana,
"Jadi ke toko buku kan Al"
"Jadi kok ren" setelahnya Aliya pun naik ke motor renal dan melaju pergi dari sekolah
Tokoh buku dari sekolah lumayan dekat jadi Aliya dan renal hanya perlu waktu sekitar lima belas menit dalam perjalanan, saat sampai Aliya lalu memilih buku yang ia ingin kan. Setelah memilih buku mereka langsung terus pulang
"Al, mau singgah makan dulu nggak sih" tanya renal
"Nggak usah deh ren, gue harus cepat pulang, soalnya takut di cari mama, gue tadi nggak sempat ngasi kabar ke mama buat singgah di toko buku tadi"
"Yaudah, langsung pulang" sebenarnya Aliya sedikit gelisah di belakang, ia sangat ingin menanyakan soal perempuan yang di temui renal di sekolah tadi, tapi Aliya sedikit ragu
Tapi sepertinya renal merasakan kegelisahan Aliya di belakangnya, karena tidak tahan akhirnya renal bertanya "Lo kenapa sih Al, dari tadi gelisah Mulu, Lo mau ngomong sesuatu"
Dengan suara keras Aliya menjawab "ren, sebenarnya gue tadi pas disekolah liat Lo lagi ngomong sama cewe di gudang belakang sekolah, gue penasaran aja sama siapa Lo dan apa yang Lo bicarain"
Renal sedikit tersentak dengan pengakuan Aliya, jadi Aliya yang sudah mendengar pembicaraan mereka tadi siang, renal sedikit gelisah sekarang hanya saja ia berusaha tetap tenang agar Aliya tidak curiga
"Oh, jadi tadi siang Lo yang udah nguping pembicaraan gue, sampai mana aja yang lo udah dengar Al"
"Gue nggak mungkin nanya gini ren kalau gue udah denger banyak dari pembicaraan kalian"
"Kalau gitu nggak usah di bahas" perkataan renal sukses membuat Aliya mengerutkan keningnya, suara itu begitu dingin syarat akan kemarahan
"Lo kenapa sih ren, marah gara-gara gue nanya gitu"
"Ngga kok, lagian kejadian itu nggak pentingkan"
"Terus perempuan itu siapa ren" kembali Aliya bertanya syarat akan penasarannya
"Cuma siswi yang lagi minta tolong doang kok"
"Kenapa pake di gudang segala, Lo nggak bohongin gue kan"
Mendengar hardikan dari Aliya, renal pun memberhentikan motornya "turun sekarang Al" suara renal begitu rendah syarat akan kemarahan
"Apaan sih ren, gue mau pulang ini udah sore Loh ren"
"TURUN GUE BILANG" bentakan renal sukses membuat Aliya menegang, lalu setelahnya Aliya pun turun dari motor renal "Lo pulang sendiri, gue paling nggak suka liat cewek yang kayak Lo yang selalu nuduh tanpa bukti" setelah itu renal pun melajukan motornya meninggalkan Aliya yang berteriak memanggil renal
"Renal kenapa sih, kenapa gue di tinggal, ini di mana lagi tempatnya, mana ini udah mau gelap lagi" Aliya terpaksa berjalan kaki pulang
"Gue coba hubungin Rafa deh" saat ingin menghubungi Rafa kembali ponselnya mati
"Gue kenapa sih selalu aja lupa cas handphone" akhirnya ia kembali berjalan pulang, saat sudah lumayan jauh berjalan hujan tiba-tiba turun ia pun berlari dan sampai pada halte, hanya saja bajunya tetap basah kuyup
"Di sini dulu deh nungguin bus" sekitar satu jam Aliya menunggu namun tak ada kendaraan umum yang bisa ia naiki pulang, hari juga semakin gelap dan hujan tidak juga reda, akhirnya ia nekat untuk menembus hujan dan pulang ke rumah
Saat sudah jauh berjalan Aliya kemudian berhenti "ini kan tempat gue malam itu di ganggu sama preman" karena merasa takut Aliya pun memelankan langkahnya, ia juga merasa seseorang mengikutinya ia pun mempercepat langkahnya, Tampa sadar air matanya kembali turun
Ia terus berlari dari orang yang mengikutinya, sampai pada sebuah warung yang tertutup Aliya pun bersembunyi dari orang-orang itu,
"Kurang ajar, kita kehilangan jejak, tetap cari"
"Baik bos" Aliya tampak membekap mulutnya dan terus menangis, ia benar-benar takut sekarang, sekitar lima belas menit kemudian Aliya pun keluar dari tempatnya lalu segera berlari dari sana, terus saja Aliya menangis sambil berlari tiba-tiba ia terjatuh dan membuat lutut nya berdarah
"Hiks.... Gue takut hiks... Tolong gue, gue takut" Aliya kemudian bangkit dan kembali berlari
Lama berada di jalan Aliya pun sampai di rumah, ia lalu membuka pintu dengan bahagia, baru saja ia membuka pintu sebuah tamparan keras mendarat di pipinya, dan ternyata pelakunya adalah mamanya sendiri
"Dari mana saja kamu hah, sudah malam seperti ini kamu baru pulang Al"
"Ma" Aliya tidak bisa berkata-kata mamanya baru saja menamparnya
"Kenapa penampilan kamu begini, mama sudah menunggu mu dari tadi, sekarang jelaskan kamu apakah Cantika di sekolah tadi siang" Aliya lalu memusatkan perhatiannya pada Cantika yang terduduk menangis di sofa
"Kamu kenapa begini Aliya, kamu setiap harinya selalu membuat masalah, Cantika itu saudara kamu kenapa kamu memakinya seperti itu" nada suara mama Aliya begitu tinggi membentak anaknya sendiri, Aliya tidak merasa sakit pada pipinya tapi pada hatinya, hatinya begitu tersayat melihat mamanya seperti ini
"Ma, Aliya nggak ngerti yang mama omongin, Aliya baru pulang ma, tapi sudah di sambut dengan tamparan" Aliya kembali menangis
"Sekarang jelaskan apa ini" marwa lalu menyalakan rekaman pada handphone Cantika yang terdapat suara Aliya yang memakinya tadi siang"BAHKAN KAMU MENDORONG CANTIKA ALIYA, APA SEBENARNYA YANG KAMU FIKIRKAN"
"Ma, itu semua cuma akal-akalan Cantika ma, sebelumnya Cantika dulu..."
"PLAAK" belum sempat Aliya melanjutkan perkataannya sebuah tamparan kedua mendarat di pipinya
"Mama kecewa sama kamu, SEKARANG NAIK KE KAMAR KAMU ALIYA"
"hiks ma..." Aliya tidak sanggup melanjutkan perkataannya, bukannya naik ke kamar Aliya justru keluar dari rumah itu, Tampa memperdulikan teriakan mamanya
Jangan di baca aja
Jangan lupa ninggalin jejak 😁
Up besok 🥰 💜#Day20 Salmasr13
![](https://img.wattpad.com/cover/347821730-288-k957315.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Teen Fiction(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...