Happy readingPagi yang begitu cerah bagi sebagian orang, tetapi tidak dengan Aliya yang melihat ngeri pantulan dirinya di depan cermin, matanya begitu bengkak karena semalam terus menangis tanpa henti, berangkat sekolah pun seakan tidak semangat ia memutuskan menghubungi Rafa
"Halo raf"
"Kenapa, gue baru mau otw kesitu jemput Lo"
"Ngga usah, hari ini gue sedikit ngga enak badan, jadi ngga kesekolah" dengan merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur
"Lo sakit" nada khawatir terdengar di seberang sana
"Ngga kok, cuma pusing dikit, udah lah ngga usah khawatir mending Lo berangkat sana, ntar telat"
"Yaudah, abis dari sekolah gue langsung ke situ, inget jangan kemana-mana jangan lupa makan abis itu minum obat, biar sakitnya ngga tambah parah"
Mendengar perhatian kecil Rafa hati Aliya menghangat setidaknya ia Masi memiliki sahabat seperti Rafa,
"Iya bawel" dengan senyum yang mengembang
Tak ada percakapan lagi setelahnya, Aliya menghembuskan nafas lelahnya dan berbaring sampai tertidur
*****
Di sekolah Vanya dan Clara kelimpungan mendengar kabar Aliya yang sakit
"Tapi raf, Aliya beneran nggak papakan" ngomong-ngomong mereka sekarang lagi di kantin buat makan, soalnya jam istirahat
"Gue juga ngga tau, soalnya pagi tadi dia cuma ngabarin kalau dia cuma pusing dikit"
"Huhuuu, kasian sahabat gue, Van nanti pokoknya balik dari sekolah kita ke rumah Aliya"
"Iya elah, gue juga baru mau ngomong gitu"
"Lo pada mau ikut apa nggak"
"Sorry gue sama yang lain ada urusan dikit, tapi nanti kita bakal nyusul ko, yakan Rafa" perkataan rio dengan merangkul bahu Rafa, sedangkan Azka hanya menganggukkan kepala menyetujui
Satu lagi, si varo lagi nggak ada soalnya lagi urus olimpiade, sudah di katakan bahwa teman Rafa yang satu itu memiliki otak yang jenius. Kembali ke topik
"Nanti kalau urusan gue sama anak-anak Uda selesai gue bakal nyusul"
Setelah perkataan Rafa itu mereka melanjutkan makan yang sempat terhenti
*****
Di sini lah mereka sekarang berkumpul di rumah Aliya, hanya Vanya dan Clara saja soalnya yang laki-laki lagi ada urusan,"Lo kenapa si Al, tumben sakit"
"Gila Lo nanya gitu Ra, sakit kan kapan aja bisa datang gimana sih" mereka lagi berada di kamar Aliya dengan menonton tv dan memakan cemilan
"Katanya Rafa, Rio sama Azka juga mau datang, mereka di mana"
"Kata si Azka sih lagi ada urusan tapi kalau urusan mereka Uda selesai sih langsung ke sini katanya"
Aliya hanya menganggukkan kepala tanda mengerti
Took......took
Suara pintu di ketuk dari bawah mengalihkan perhatian mereka
"Itu mungkin Rafa sama anak-anak, gue bukain pintu dulu Al"
Sampai kebawah Vanya membuka pintu
"Lama banget Ra...." Blum selesai kata-kata yang di ucapkan Vanya ia di kagetkan dengan seseorang yang berada di depan pintu
"Ini beneran rumahnya Aliya kan"
"Oh.. Lo renal ya, anak baru di kelas"
"Iya, gue mau jengukin Aliya, soalnya katanya dia sakit"
"Iya masuk aja gue panggilin Aliya dulu"
Di sini lah mereka sekarang duduk di sofa dengan canggung, tanpa ada yang mau membuka suara
"Gimana keadaan Lo sekarang Al"
"Gue udah baikan, lagian cuma pusing dikit ko"
"Gue bawain buah buat Lo, soalnya setau gue buah itu bagus buat orang yang sakit"
Aliya hanya tertawa canggung, "makasih ya ren Lo udah repot-repot"
Percakapan mereka mulai panjang, bahkan tak sadar mereka kadang bercanda dan tertawa bersama, tanpa di rasa pula Aliya mulai nyaman dengan keberadaan renal di sisinya, menurutnya renal adalah lelaki yang baik dan perhatian.
******
Di tempat lain Rafa dan teman-teman nya sedang berkumpul di sebuah tempat sepi, bahkan terlihat di hadapan mereka beberapa anak muda dari sekolah lain
"Ketua gue hari ini lagi nggak Dateng, soalnya ada urusan kalau Lo mau ngomong langsung sama gue aja"
"Banci ketua Lo udah tau pertemuan penting Malah nggak Dateng, takut dia sama kita" pertanyaan Azka seketika membuat tawa teman-teman nya pecah
"Kurang ajar Lo, mau cari ribut sama kita"
"Gue ngga mau banyak basa-basi pertemuan selanjutnya bawa ketua Lo ke sini, gue perlu sama ketua Lo bukan sama pesuruh kayak Lo semua" ucap Rafa dengan suara dingin dan pandangan yang mendominasi semua orang yang ada di sana
Mendengar perkataan Rafa, emosi lelaki dari sekolah lain itu tersulit
"Bangs**, lo semua seraaaang" mendengar itu kelompok dari dua kubu benar-benar saling adu kekerasan, tak ada yang mau mengalah di antara mereka, rafa melawan musuhnya dengan brutal, hanya saja ia tidak menyadari satu dari musuhnya memukulnya menggunakan balok kayu, seketika pelipisnya mengeluarkan darah
Tapi ia tidak memperdulikan hal itu ia tetap menyerang musuhnya dengan brutal
Setelah perkelahian itu, tentu saja di menangkan oleh Rafa dan temannya. Rafa benar-benar menyusul ke rumah Aliya tetapi teman-teman nya tidak bisa ikut karena hari sudah mulai gelap, jangan lupa dengan luka di wajah nya yang begitu kentara
Sampai di depan rumah Aliya rupaya pintu terbuka sedikit dan jangan lupa suara tawa yang terdengar dari dalam
"Kayak rame banget di dalem" saat ingin mengetok pintu tak sengaja Rafa melihat Aliya dan renal serta Vanya dan juga Clara sedang tertawa bahagia, sebenarnya Rafa hanya fokus pada Aliya dan renal yang begitu akrab bahkan duduk mereka pun hampir tidak ada jarak
Rafa merasa emosi melihatnya lalu segera berlalu dari sana tanpa memasuki rumah aliya
Up besok 🥰 💜
#Day6 Salmasr13
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Teen Fiction(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...