Chapter 2

17 4 0
                                    

Happy reading

Setelah berkenalan dengan Wibowo yang merupakan rekan kerja mamanya, Aliya memilih untuk segera menaiki tangga menuju kamarnya.

"Marwa, aku liat seperti nya Aliya tidak menyukai keberadaan ku"

"Maaf mas, mungkin Aliya hanya sedikit kurang terbiasa dengan keberadaan kamu, lagi pula dia taunya kan kamu itu rekan kerja aku, jadi aku mohon sama kamu untuk sabar sebentar aja ya mas"

"Yaudah, setidaknya aku sudah berkenalan dengannya, di lain waktu aku akan mengatur waktu untuk dapat lebih dekat lagi dengannya"

Marwah selaku mama Aliya hanya menganggukkan kepala sebagai tanda menyetujui perkataan lelaki itu

*****

Rafa sedang bersiap untuk menjemput sahabat tomboinya, siapa lagi kalau bukan aliya. Saat sampai di kamar tadi Aliya memang menghubungi Rafa untuk segera menjemputnya dan membawanya keluar dari rumah sebab keberadaan teman mamanya yang membuatnya tak nyaman.

"Raf, Lo kemana sih lama banget perasaan, jamuran nih gue nunggu"  suara telpon di seberang menginterupsi Rafa yang sedang bersiap

"Sabar elah, Lo itu udah ganggu waktu istirahat gue tau, mana pake bawel banget lagi"

"Gue ngga bakal gini klau ngga ada teman nyokap di bawah, buat gue ngga nyaman tau ngga"  terdengar begitu lirih suara Aliya di seberang sana, apa perempuan ini memang ada masalah, fikir Rafa

Setelah bersiap Rafa segera turun dari kamar untuk menjemput Aliya, sebelum sebuah suara membuatnya berhenti dari langkahnya.

"Mau kemana kamu, baru pulang sekolah sudah langsung pergi lagi, apa kamu tak ada kerja lain, dasar anak Tak berguna"

"Rafa mau jemput Aliya pa"

"Oh... Si wanita anak dari teman ibu mu itu, sudah lah Rafa tidak perlu bertindak seperti kau adalah pesuruhnya, atau kau menyukai gadis itu"

"Tolong pa, jangan ikut campur urusan Rafa"

Mendengar itu seketika emosi maheswara selaku papa Rafa terpancing

"Dasar anak tidak berguna, kamu itu sudah papa besarkan dengan kerja keras papa, di mana sopan santun mu, kau sama saja dengan ibu mu tak berguna"

"STOP PA, papa ngga berhak bawa-bawa nama mama" emosi Rafa juga ikut tersulut mendengar nama mamanya, yah begitu lah jika dua lelaki yang sama-sama keras kepala di satukan, tak ada perdamaian dalamnya hanya ada emosi yang tidak terkontrol

"Sudahlah mas, dia itu anak kamu, ngga baik meninggikan suara seperti itu"

Rafa hanya berdecak malas melihat wanita ular yang selalu menempel pada papanya, gara-gara wanita ini lah mamanya meninggal, gara-gara papanya yang berselingkuh dengan wanita ini akhirnya mamanya memilih untuk pergi selamanya.

"Pergi sekarang, lakukan apapun yang kamu mau, lagi pula tak ada gunanya untukku dasar menyusahkan" setelah mendengar perintah papanya Rafa segera pergi dari rumah itu guna menjemput Aliya yang membutuhkan nya

Ceritain masalah Rafa dulu ya. Jadi rafa itu dua bersaudara, dia punya Abang namanya Kinan Adriano Maheswara kalau nanya Kinan mana? Dia itu lagi urus perusahaan papanya di luar negeri, makanya dia sering di beda-beda kan oleh papanya dengan abangnya, mama Rafa selaku sahabat mama Aliya sudah meninggal sebab perselingkuhan papanya dengan ranti, perempuan manipulatif yang sudah menghancurkan keluarganya.

Dulu keluarga Rafa adalah keluarga yang harmonis, hanya saja semuanya hancur begitu saja karena perbuatan papanya, di tambah dengan kehadiran Ranti yang selalu mencuci otak maheswara sehingga selalu kasar padanya, hal ini juga yang membuat Rafa suka berkunjung ke rumah Aliya, untuk mencari kasih sayang dari seorang ibu, yaitu mama Aliya yang menyayangi nya seperti anak sendiri

Singkat cerita Rafa ini ngga mau ikut serta nerusin perusahaan papanya makanya selalu di bilang ngga berguna sama papanya, tapi hal itu sudah biasa bagi Rafa dan yang paling penting dia punya sahabat tomboinya yang selalu ada untuknya ketika ingin bercerita.

******

Di sinilah mereka sekarang, di taman kota di kelilingi banyak anak-anak dan orang dewasa yang sedang bermain, bahkan ada yang sekedar duduk untuk bercanda bersama

"Gila, gue sebbel banget sama tu om-om yang ada di rumah, buat ngga bettah tau ngga"

"Itu perasaan Lo doang, kan mama Lo bilang itu rekan kerja" ya.. Aliya sudah menceritakan semua keluh kesahnya pada Rafa

"Ya gue takut aja nyokap tiba-tiba mau nikah, kan ngga lucu gue udah bahagia hidup berdua doang ama nyokap soalnya"

"Tapi Al, Lo harus mikir bahagianya Tante marwa juga, kali aja dia emang butuh suami kan"

Seketika Aliya memandang Rafa tajam, "apasih, ngga mau gue raf, gila kali udah tua juga, lagian kan gue selalu ada ko buat mama, ngapain nikah lagi coba"

Rafa hanya tertawa kecil dengan tingkah sahabatnya ini, dia selalu bersyukur punya teman seperti Aliya, meskipun kelakuannya agak nyusahin dia adalah sahabat terbaik dalam hidupnya, hal ini juga yang membuatnya takut terhadap perasaannya, apa yang harus ia lakukan

"Kalau nyokap gue beneran nikah, gue kayaknya bakal nyari pacar juga sih, ya kali nyokap udah dua kali dapat laki-laki, lah gue pacaran sekali aja belum" senyum manis Aliya tunjukkan untuk Rafa yang terdiam memandangnya

"Kasian sih gue sama pacar Lo nanti"

"Maksud Lo"

"Ya kasian aja gue, dia harus ngadepin perempuan tomboi dan ugal-ugalan kayak Lo"

Seketika Aliya memukul Rafa secara brutal "gila Lo ya.... Rafa kurang ajar, benar-benar ya, bukannya temen di bantuin malah di katain"

Rafa kembali tersenyum melihat tingkah sahabatnya, "lagian ada-ada aja, Tante marwa ngga bakal nikah Tampa minta restu ke Lo, jadi tenang aja" seraya merangkul Aliya

Aliya hanya berdecak melihat tingkah sahabatnya ini, responnya dikit banget kan Aliya jadi heran.

****

Di tempat lain seorang sedang berkumpul dengan ramai-ramai

"Jadi kapan bos kita mulai rencana kita"

"Iya ni bos, ngga sabar gue hancurin musuh kita itu"

"Lo semua tenang aja, gue udah tau kelemahan dia di mana" sambil menyeringai kecil dia berkata dalam hati "tunggu aja pembalasan gue, Lo ngga bakal tenang setelah ini"

Huhuuu capek juga, lanjut besok🥰

#Day2 Salmasr13

True Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang