Happy reading
Hari demi hari terus berlalu kehidupan Aliya benar-benar telah merasakan kebahagiaan, ia terus di kelilingi orang-orang yang sayang padanya seperti Rafa, mamanya juga sudah kembali seperti dulu di tambah sekarang aliya sudah bertemu dengan papanya
Hari ini Aliya ke kampus di antar oleh papanya, sebenarnya Rafa sudah ingin mengantarnya tadi pagi namun Aliya memilih papanya, katanya ia juga ingin merasakan di antar papanya ke kampus, Rafa pun hanya pasrah dengan permintaan pacar nya
"Papa pergi ya Aliya, kamu belajar yang baik di kampus" ucap Hermawan dengan mengusap kepala Aliya sayang
"Iya pa, Aliya masuk yah, papa hati-hati" setelahnya Hermawan meninggalkan kampus Aliya, Aliya pun memasuki kampus, selama di koridor mata Aliya tak sengaja melihat Cantika kembali menjadi bulan-bulanan para kakak senior, meski terbesit dalam hati untuk membantu, namun Aliya kembali mengingat sakit hatinya yang dulu, biarkan Cantika membayar semua itu
"Bahagia banget Al, di antar sama om Hermawan ya" tanya Clara
"Hehe iya, tadi papa yang anterin, ya gue bahagia lah bisa rasain gimana di antar sama bokap sendiri" mereka ikut bahagia melihat Aliya yang selalu tersenyum sekarang, tak lagi menjadi Aliya yang selalu murung setiap ke kampus
Tak lama jam pelajaran pun di mulai, sedangkan di tempat Cantika ia tidak masuk kelas sekarang sebab bajunya yang bau karena di lempari sampah "sial, kenapa sekarang kehidupan gue jadi gini, ngga Cantika Lo ngga boleh nangis, misi lo belum selesai, Lo harus perjuangin hidup Lo, ngga ada yang bisa lawan gue" bisiknya pada diri sendiri
****
Jam istirahat pun sudah di mulai, semua mahasiswa kembali memenuhi kantin begitu pun Aliya serta para temannya
"Nanti kamu pulang sama aku atau di jemput om Hermawan Al"
"Aku sama papa dulu yah, seharian ini aja kok besok aku berangkat sama kamu lagi" terdengar nada tak enak dari Aliya hal itu sukses membuat Rafa tersenyum
"Iya sayang ngga papa kok, ngga usah ngga enak gitu, aku tau kamu mau habisin waktu sama papa kamu" seraya mengelus rambut Aliya lembut
Para temannya yang melihat itu hanya menatapnya malas, sudah biasa mereka melihat pemandangan seperti ini,
Saat ini waktunya bagi para mahasiswa untuk pulang, namun dari tadi Rafa uring-uringan mencari Aliya, sebab ia sudah mengatakan pada Aliya untuk menunggunya di parkiran karena Hermawan berhalangan menjemput nya, sehingga Rafa yang akan mengantarnya pulang, namun saat sampai di parkiran, Aliya tidak ada, Rafa sudah bertanya pada Clara dan Vanya mereka mengatakan sudah dari sepuluh menitan lalu Aliya keluar duluan ke parkiran
Rafa terus mondar-mandir tak jelas, sudah berapa kali ia menghubungi Aliya namun handphone nya selalu tidak aktif
"Aliya sebenarnya kemana" Rafa sudah mengelilingi semua kampus namun tak ada Aliya di sana, Rafa pun menghubungi Hermawan serta marwa menanyakan Aliya pada mereka tetap saja tak ada yang tau kemana Aliya sebenarnya
Malam sudah semakin larut, Rafa serta para sahabatnya juga Hermawan sedang berkumpul di rumah marwa, pasalnya seharian mereka mencari Aliya namun tak membawakan hasil
"Hiks Aliya di mana sekarang mas hiks, aku takut Aliya kenapa-kenapa hiks" marwa terus menangis sedari tadi
"Tante sabar ya, Clara yakin pasti Aliya akan cepat di temukan" Clara serta Vanya hanya terus menenangkan marwa
"Bagaimana suruhan om, apa ada berita dari mereka"
"Belum ada Rafa, padahal om sudah menyuruh mereka semua untuk berpencar"
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Teen Fiction(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...