Happy reading
Handphone terus berbunyi di samping Rafa tapi lelaki itu tidak sedikit pun menyadarinya, sampai akhirnya bunyi ketiga, varo menyadari handphone Rafa berbunyi
"Woy raf handphone Lo bunyi itu"
Rafa pun memeriksa handphone nya dan ternyata itu telpon dari Clara, tanpa fikir panjang Rafa pun mengangkat nya
"WOY RAF LO DI MANA" mendengar teriakan itu Rafa seketika menjauhkan handphone nya
"Lo kenapa sih Ra"
"Lo di mana sekarang Rafa, Aliya ngga ke sekolah hari ini, gue tanya sama saudara tirinya katanya dia bertengkar sama mamanya" mendengar itu Rafa seketika mematikan handphone nya lalu segera berdiri dan pergi dari tempat itu, bahkan teriakan teman-temannya pun tidak di hiraukan
Clara memang tidak tau bahwa Aliya sempat datang kesekolah, karena Aliya hanya sampai parkiran saja.
Sedangkan Rafa pergi dengan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, iya bahkan tidak menghiraukan tangannya yang masih di perban
Bukan tanpa alasan Rafa kelimpungan seperti ini, karena Aliya paling tidak bisa jika harus bertengkar dengan mamanya makanya Rafa sangat panik
Tempat pertama yang Rafa datangi yaitu taman tempat mereka sering bermain bersama, tetapi nihil Aliya tidak ada di sana
"Lo di mana Al" dengan putus asa Rafa mengatakannya, setelahnya Rafa pun menghubungi Aliya tapi sayang nomor Aliya tidak aktif, kemudian Rafa kembali menaiki motor lalu melaju untuk lanjut mencari Aliya
Tempat kedua yang di datangi Rafa adalah rumah Aliya sendiri mungkin saja Aliya sudah pulang fikirnya, saat mengetuk pintu ternyata pekerja rumah yang membukanya.
"Maaf bi, apa Aliya ada"
"Maaf den Rafa tapikan non Aliya lagi sekolah"
Mendengar perkataan pekerja itu sudah bisa di simpulkan bahwa Aliya sedang tidak di rumah, dengan tergesah Rafa kembali meninggalkan rumah Aliya lalu lanjut untuk mencarinya.
****
Di tempat lain seorang gadis sedang lantung-lantungan di jalan, ia bahkan tidak tau sekarang dia berada di mana,
"Sebenarnya gue di mana sih sekarang, gara-gara bolos sekolah gue malah apes"
Karena malam sudah makin gelap Aliya pun memutuskan untuk duduk di depan sebuah warung makan yang sudah tutup
"Raf, gue takut, gue mau Lo Rafa" tanpa sadar air matanya kembali mengalir ia begitu abis hari ini, ingin menghubungi Rafa handphone nya malah mati kehabisan batrei, ingin menaiki kendaraan umum ternyata ia lupa bawa uang bahkan seharian Aliya rasanya belum makan sama sekali
"Hiks... Gue takut Rafa, hiks.. mama udah ngga sayang sama gue, hiks... Renal juga udah selingkuh dari gue hiks Lo di mana gue butuh Lo raf" hanya nama Rafa yang selalu ia ucapkan,
Sedangkan di tempat lain, sudah seharian Rafa mencari Aliya, bahkan perban di tangannya sudah hilang ia sekali-kali tampak meringis sakit setiap berlari mencari Aliya
Hari sudah semakin gelap namun handphone gadis itu selalu tidak aktif, ketika Rafa menelepon ke rumah Aliya, pekerja di sana selalu bilang Aliya belum pulang
"Lo di mana sih Al, gue khawatir sama Lo" Masi berlarian Rafa di jalan mencari Aliya, tiba-tiba sebuah suara teriakan mengalihkan perhatiannya
"Toloooong, tolooooong"
"Itu suara Aliya" dengan tergesa Rafa pun mencari keberadaan gadis itu, dan benar saja di hadapannya sekarang Aliya sedang di ganggu oleh beberapa preman,
Rafa pun berlari kesana lalu melepaskan cengkraman preman itu pada pergelangan Aliya, sekitar lima preman Rafa lawan malam itu dengan lengan yang mulai mengeluarkan nyeri karna belum sembuh, tapi Rafa berhasil menang dari mereka, lalu ia beralih pada Aliya yang sedang menunduk menangis dengan menutup telinga
"Hiks...takut hiks... Takut"
"Al, gue di sini Al" Rafa berusaha mengguncang Aliya untuk menyadarkannya, tetapi sedetik kemudian Aliya jatuh pingsan di pelukan Rafa
"Al, bangun Al, aliyaa" Rafa terus berusaha membangunkan Aliya tapi nihil, akhirnya Rafa mengangkat tubuh Aliya dan segera membawa nya pergi ke rumah sakit
*****
Di tempat lain tepatnya di rumah Aliya marwa terus mondar-mandir tidak jelas di ruang tamu, Cantika dan Wibowo yang melihat itu jadi pusing sendiri
"Kamu ini kenapa sih, tidak bisa tenang dari tadi, sini duduk di samping ku lalu menonton lah dengan tenang" geram Wibowo
"Mana mungkin aku bisa tenang mas, Aliya belum pulang bahkan kata Clara dia seharian membolos sekolah"
"Aliya itu sudah besar aku yakin sekarang dia lagi keluyuran dengan teman-teman nya" marwa tidak memperdulikan perkataan Wibowo, tiba-tiba sebuah dering ponsel membuyarkan lamunannya
"Halo"
"Maaf dengan ibu marwa"
"Iya dengan saya sendiri"
"Begini ibu anak anda yang bernama Aliya sedang di rawat di rumah sakit ***** "
"Astaga, yaudah sus saya akan segera kesana"
"Mas Aliya masuk rumah sakit kita harus segera kesana mas" dengan tergesa mereka pun berangkat ke rumah sakit
Sampai di rumah sakit mama Aliya pun masuk kedalam ruangan rawat Aliya, rupanya Aliya sudah sadar dan jangan lupa dengan seseorang yang berada di sebelah Aliya
"Sayang gimana keadaan kamu, apa ada yang sakit" khawatir marwa pada Aliya
"Aliya ngga papa ma" dengan lemah Aliya menjawab
"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu Al, kenapa sampai masuk rumah sakit begini"
"Handphone Aliya lowbet ma, terus Aliya nggak tau jalan pulang, terus tiba-tiba ada preman yang gangguin Aliya abis itu ada yang nolongin Aliya tapi Aliya udah nggak sadarkan diri"
Mama Aliya hanya meringis mendengar cerita anaknya "mama minta maaf ya sudah kasar sama kamu" hanya di jawab deheman singkat oleh Aliya
"Om mau berterimahkasi sama kamu renal sudah menyelamatkan Aliya dari preman itu"
"Iya om, itu juga sudah kewajiban saya sebagai pacar Aliya" mendengar itu semua orang tersenyum kecuali Aliya, ia merasa bukan renal yang menyelamatkan nya sayang sekali malam tadi ia keburu pingsan sebelum melihat siapa yang menyelamatkan nya
Tampa mereka sadari seseorang di balik pintu mendengar semua itu, ya benar itu Rafa tanpa di sadari Rafa meremas tangannya yang kembali di gips setelah kejadian semalam
"Syukurlah kalau Lo udah baik-baik aja Al" kata Rafa dengan lirih lalu segerah berlalu dengan Rio yang tadi menemaninya mengobati tangannya
Up besok lagiii🥰💜
#Day15 Salmasr13

KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Fiksi Remaja(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...