Chapter 13

7 3 0
                                    


Happy reading

Setelah kejadian di parkiran sekolah Rafa tidak langsung mengantar Aliya kerumah melainkan ke sebuah tempat yang Aliya belum pernah datangi sebelumnya

"Loh Rafa, ini di mana, kok Lo nggak bawa gue balik sih"

"Bawel banget udah turun dulu nanti Lo bakal tau kok"

Setelahnya Aliya dan Rafa keluar dari mobil lalu segera memasuki sebuah bangunan yang cukup sederhana

"Loh nak rafa ada di sini, sudah lama Lo nak rafa baru datang lagi" seorang perempuan paru baya menyapa rafa dengan sebuah pelukan

"Maaf ya Bu, Rafa baru ada waktu soalnya di sekolah lagi ujian jadi sedikit susah cari waktu luang"

Aliya melihat percakapan itu hanya diam, dia tidak tau siapa perempuan yang menyapa Rafa ini

"Kak afaaaa" sebuah teriakan anak-anak mengalihkan perhatian mereka, terdapat sekitar tiga anak yang dua adalah lelaki dan yang satunya seorang gadis kecil sekitar empat tahun yang datang lalu memeluk kaki Rafa syarat akan kerinduan, Rafa yang melihat itu lalu berjongkok di depan anak-anak itu seraya tersenyum manis

Aliya sendiri hanya heran dengan senyum Rafa sepanjang ia tau rafa tidak pernah menunjukkan senyum setulus ini

"Oh kalian udah pada besar ya sekarang hampir setinggi kak afa loh"

"Hehehe, nanti kak afa kalah deh sama tinggi kita beltiga" ucap anak laki-laki dengan cadel

Aliya yang melihat interaksi itu jadi gemmas sendiri ia tau sekarang bangunan apa yang ia datangi saat ini, ya ini adalah panti asuhan pantas saja saat ingin memasuki ruangan Aliya sempat melihat banyak anak-anak yang bermain

"Kak afa ada hadia tau buat kalian mau liat ngga"

"Mau...mau...mau" ketiga anak itu berseru dengan sangat bahagia, lalu Rafa mengeluarkan cemilan yang sempat ia beli di jalan tadi lalu membagikannya tak lupa juga menyuruh anak-anak itu untuk membagi pada anak lain karena cemilan yang ia beli lumayan banyak

Sedang asik membantu Rafa membagikan cemilan tiba-tiba Aliya di datangi salah satu anak perempuan tadi

"Kakaknya cantik" dengan senyum lucu gadis itu mengatakannya

"Kamu juga cantik, nama kamu siapa"

Dengan mengulurkan tangan kecilnya gadis itu memperkenalkan dirinya "nama ku ana, kalau kakak namanya siapa" meskipun baru empat tahun tapi ana sudah lancar dalam berbicara

Dengan menyambut tangan kecil itu Aliya menjawab" nama kakak, kak Aliya panggil aja kak Al"

"Hehehe kak Al cantik"

"Kamu juga cantik, oiya nanti kalau besar ana mau jadi apa" tanya Aliya

Ana lalu menaru telunjuknya di dagu syarat bahwa ia sedang berfikir, Rafa dan Aliya yang melihat itu benar-benar gemas

"Mmm, ana kalau besar mau jadi pacarnya kak afa" dengan menunjuk rafa, jangan lupa senyum dan tatapan polosnya itu

Aliya yang mendengarnya langsung terbahak, ternyata Rafa tidak hanya populer di sekolahnya tetapi juga di kalangan anak kecil

Anak-anak lelaki sudah pergi semua hanya tinggal rafa dan Aliya dengan gadis kecil itu yang berada di sana

"Ana belajar kata pacaran dari mana, ana kan Masi kecil nggak boleh ngomong gitu, ana waktunya itu belajar nggak boleh pacar-pacaran" omel Rafa pada ana

"Maaf kak afa" dengan cemberut dan mata yang berkaca-kaca dan kepala yang di tundukkan, sepertinya gadis itu mengira ia sedang di marahi

"Iss, Rafa apa deh pake marahin segala, nggak kok ana jangan nangis kak afa aja yang jahat" ucap aliya membujuk ana, gadis itu lalu melihat takut pada Rafa

Dengan nafas yang di hembuskan Rafa menarik ana lalu memeluknya "kak afa nggak marah ko sayang, kak afa cuma ajarin ana kan" lalu Tatapan ana langsung berbinar dan memeluk kembali Rafa

Mendengar perkataan lembut rafa serta kata-kata sayang yang di ucapkan Rafa Aliya jadi salting sendiri

Setelahnya Aliya dan Rafa menghabiskan waktu sampai malam berada di panti asuhan mereka bermain dengan anak-anak yang ada di sana, bahkan Aliya bisa melupakan semua masalahnya dengan tertawa bahagia

****

Sampai rumah Aliya pamit pada Rafa, setelahnya segera memasuki rumah setelah melihat Rafa sudah pergi.

Sampai dalam rumah baru saja ia ingin melangkah menaiki tangga tapi kemudian menghentikan langkahnya dengan seseorang yang memanggilnya

"Aliya" Aliya pun berbalik dan melihat mamanya serta Wibowo dan jangan lupa dengan gadis ular yang ada di sebelah mamanya

"Kenapa ma, Aliya capek mau naik dulu bentar"

"Sini duduk mama mau ngomong serius" mendengar perkataan dingin mamanya Aliya pun mendekat

"Kamu apain Cantika sampai pipinya merah gini"

Aliya tau sekarang apa permasalahan nya dengan santai Aliya menjawab "dia itu udah nuduh mama godain papanya karena aku nggak terima yaudah aku tampar dia ma, lagian itu aku nggak sengaja kok"

"Aliya, om tau kamu tidak suka dengan keberadaan om apalagi anak om, tapi om nggak terima kalau kamu sampai fitnah anak om seperti itu"

"Fitnah kata om, mama, Aliya nggak bohong ma Cantika emang jellekin mama tadi makanya Aliya nampar dia"

"CUKUP ALIYA, mama nggak pernah ngajarin kamu kasar sama orang apalagi Cantika ini saudara kamu sekarang"

Aliya benar-benar kaget dengan bentakan mamanya, ini pertama kali mamanya membentaknya dan itu semua karena anak tiri mamanya, tak terasa air matanya meluruh

"Ma, m-mama bentak Aliya" katanya dengan terbata

"Cukup sekarang kembali ke kamar kamu, mama kecewa sama kamu Al"

Mendengar itu Aliya mengalihkan perhatiannya pada Cantika yang hanya senyum menyeringai, setelah nya Aliya benar-benar pergi memasuki kamar dengan tangisannya

"Kamu harus lebih merhatiin anak kamu marwa, baru satu Minggu Cantika di rumah dia sudah dapat tamparan, besok apa lagi yang dia dapat"

"Iya mas aku akan nasehatin dia, sekarang cantika ke kamar terus istirahat"

Cantika pun berlalu dengan senyum mengejek di wajahnya "ini belum seberapa Al, nantiin aja penderita Lo" ucapnya dalam hati

Up besoook lagii🥰💜

#Day13 Salmasr13

True Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang