Happy reading
Pagi harinya Aliya kembali di jembut oleh Rafa menggunakan mobil lelaki itu, hanya saja ada sedikit gelagat aneh dari Rafa. Tidak seperti biasanya lelaki itu lebih diam walau pun memang setiap saatnya lelaki itu suka diam.
"Mmm. Raf kata Vanya sama Clara Lo mau datang ke rumah juga semalam, terus gue tungguin kenapa Lo ngga Dateng, jahat banget emang temannya lagi sakit nggak di jengukin"
Rafa hanya diam Bahkan hanya sekedar mengalihkan perhatiannya pada Aliya pun dia terlihat enggan
"Mm, terus ini muka Lo juga kenapa jadi biru-biru gini, berantem Lo semalam" cerca Aliya ingin menyentuh wajah Rafa, tetapi Rafa menjauhkan wajahnya dari gadis itu
Mendapat perlakuan seperti itu Aliya kembali diam dan mengalihkan perhatiannya pada jendela mobil, Tampa mengetahui Rafa sedikit melirik padanya
"Murung banget Al, Lo kenapa"
"Tau semalam aja bahagia banget sama si renal, eh sekarang Mala kusut lagi tuh muka"
"Kalian ngerasa gue ada salah ke Rafa ngga sih"
"Maksud Lo"
"Pagi tadi pas Rafa jemput gue, dia seakan marah, bahkan ngeliat gue aja dia kayak ngga mau gitu, dia sebenarnya kenapa sih" Aliya benar-benar bingung dengan sikap Rafa yang tiba-tiba mendiaminya bukan kah harusnya dia yang marah sebab tak di jenguk oleh sahabatnya itu saat sakit kemarin
"Al, jam istirahat nanti ikut gue bentar ya, ada yang mau gue omongin sama Lo" itu suara renal yang baru memasuki kelas. Belum sempat menjawab Aliya harus kembali diam sebab kedatangan guru yang ingin mengajar
*****
Saat jam istirahat di mulai Rafa dan teman-teman nya sudah berkumpul untuk memesan makanan
"Raf Lo kenapa dah, muka Lo dari pagi nyeremmin taungga"
"Tau si Rafa, rugi tu ganteng Lo kalau tatapan Lo aja menusuk gitu"
"Lo kenapa raf" dari ocehan Rio dan Azka hanya pertanyaan varo yang santai dan jelas, tentu saja hanya dia yang mendapat balasan
"Gue cuma heran aja sama renal, dia kayak seakan mau Deket banget sama Aliya var"
"Gue tau perasaan Lo raf, Lo cuma khawatir sama Aliya, tapi menurut gue nggak baik Lo diemmin dia tanpa dia tau masalahnya apa" memang Rafa sudah menceritakan soal kemarahannya pada aliya
Mendengar saran dari varo Rafa menghembuskan nafas berat, benar kata varo harusnya dia berbicara secara baik-baik dengan Aliya bukannya bertindak kekanak-kanakan dengan tiba-tiba menjauhi Aliya
Tiba-tiba dari kejauhan terlihat Vanya dan Clara mendekati mereka, anehnya mengapa tidak ada Aliya di antara mereka
"Hallo gays ada yang nungguin gue ngga" heboh Clara seraya menarik turunkan alisnya dengan julid
"Ngga ada yang nungguin Lo, soalnya lo nyusahin" Clara hanya mencibir mendengar perkataan Azka
"Aliya mana"
"Lo gimana sih raf, sekarang aja nyariin, dari pagi ngapain Lo diemin Aliya coba, sampe anaknya galau gitu takut dia ada salah sama Lo"
"Sekarang dia kemana"
"Tadi sih Uda gue ajak ke kantin cuma anaknya ke taman belakang sama si renal, kayaknya mau ngomong serius itu si renal"
"Huhuuu mungkin sahabat gue bentar lagi nggak jomblo, gue jadi terharu"
Mendengar perkataan dari ke dua sahabat Aliya, Rafa seketika berdiri dari duduknya dan segera berlalu dari kantin dengan berlari kecil
"Lo mau ngomong apa ren, serius banget Kayaknya sampai harus ke taman belakang gini"
"Gini Al, mungkin ini bakal buat Lo sedikit kaget dan mungkin terlalu cepat juga sih" dengan senyum kecil Renal mengatakan hal itu
Seketika Aliya meneguk ludahnya susah payah, "jadi...."
"Gue suka sama Lo Al, gue ngga minta lo jawab sekarang, tapi gue cuma mohon sama lo buat mikirin baik-baik tentang gue"
Aliya terdiam kaku mendengar pernyataan renal, jika boleh jujur Aliya memang nyaman dengan renal, hanya saja jika sampai kata cinta rasanya belum ada
"Gue..... Aduh gimana ya ren, gue bingung mau jawab apa"
"Gue benar-benar ngga minta lo jawab sekarang Al, tapi gue mohon biarin gue deketin Lo lagi, supaya Lo bisa yakin sama perasaan gue"
Mendengar hal itu Aliya jadi tidak tega, lagi pula hanya mendekatinya kan mungkin tidak masalah menurut Aliya
"Gue minta maaf sebelumnya ren, tentang perasan Lo sama gue, gue juga mau makasih karena udah suka sama cewek kayak gue, soal Lo mau deketin gue itu nggak masalah sih biar gue bisa pertimbangin perasaan gue ke Lo" dengan senyum kecil Aliya menjawab dan dengan senyum lebar renal membalas senyum Aliya
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang dari tadi menyaksikan hal itu, tak terasa tangannya mulai mengepal dan jangan lupakan tatapannya yang tambah menajam. Tanpa melakukan sesuatu ia kemudian pergi meninggalkan kedua manusia yang mulai tertawa dan bercanda berdua
Up besok lagi💜🥰
#Day7 Salmasr13
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Teen Fiction(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...