Happy reading
Keesokan harinya Aliya sudah menuruni tangga menuju tempat sarapan, ia ingin segera berangkat ke kampus. Sampai di meja makan tak ada yang membuka percakapan, tampak Wibowo serta marwa Masi saling diam, begitu pun dengan Cantika sepertinya ia enggan ikut campur
"Aliya berangkat ma" saat Aliya ingin pergi tangannya di tahan oleh mamanya
"Aliya mama mau bicara sama kamu"
"Ngga sekarang ma, nanti saat Aliya pulang kampus Aliya akan bicara sama mama" marwa lalu mengangguk, setelahnya Aliya pun pergi
"Aku berangkat, ayok Cantika"
"Hati-hati mas"
"Mmm" marwa yang melihat respon suaminya hanya bisa menghela nafas, ia harus segera menyelesaikan masalah ini
Sampai di kampus seperti biasa anak-anak yanga dan di kelas Aliya sedang melakukan pembelajaran, namun dari tadi Aliya tampak tak memperhatikan penjelasan dosen di depan, ia hanya terus menghela nafas, sampai membuat kedua sahabatnya menjadi bingung sendiri
"Shuut, shuut, Al, aliyaaa" panggil Vanya dengan berbisik, Aliya pun berbalik dengan menaikkan sebelah alisnya seakan mengatakan 'apa'
"Lo kenapa sih, murung banget"
"Ngga papa" asik berbisik tiba-tiba mereka mendapat teguran dari dosen
"Heh yang di sana, kalian ngapain bisik-bisik"
"Itu buk anu" Vanya tampak gugup "saya cuma negur Aliya yang bengong buk, iya hehehe" mendengar itu Aliya pun mendelik melihat Vanya apa-apaan kenapa ia yang di salahkan
"Kamu Aliya, sekarang ibu hukum lari keliling lapangan lima kali, berani sekali tidak memperhatikan saya di depan" Aliya hanya pasrah, ia pun berdiri dari duduknya dan segera menuju lapangan, Vanya yang melihat itu jadi merasa bersalah
*****
Jam istirahat sudah di mulai sejak dua menit lalu, Vanya dan Clara segera menghampiri Aliya yang sudah duduk duluan di kantin
"Al, sorry ya, gara-gara gue Lo jadi di hukum tadi" sesal Vanya
"Iya ngga papa kok, lagian gue juga salah kok" sedang asik berbincang Rafa dan teman-teman nya pun menghampiri mereka, banyak yang menatap iri pada Aliya memilih pacar sebaik dan seganteng Rafa
"Kamu kenapa, keringetan gitu" tanya Rafa seraya duduk di sebelah Aliya, dan di ikuti oleh para sahabatnya
"Tadi di suruh dosen keliling lapangan, soalnya di kelas aku kurang fokus"
Rafa pun menghapus keringat di kening Aliya "yaudah aku pesenin makan sama minum, kamu capek banget kayaknya" Aliya hanya mengangguk dan tersenyum manis pada Rafa
"Yaelah bucin aja terus, ngga nyadar apa kita Masi di sini" kesal Rio
Namun tak ada yang memperdulikan perkataan rio itu, seakan angin lalu saja
****
Semua mahasiswa pun sudah meninggalkan kampus, karena jam pulang sudah dari lima menit lalu, Aliya dan Rafa jalan beriringan menuju ke parkiran
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
Teen Fiction(Tersedia dalam bentuk buku) Sebuah masalah yang tidak pernah ada habisnya, perjalanan hidup yang seharusnya mencari kebahagiaan dari orang sekitar tetapi justru banyaknya siksaan yang ia dapat. Perjalanan hidup seorang gadis bernama Aliya, yang mer...