Chapter 23

8 4 0
                                    

Happy reading

Angin pagi berhembus begitu dingin langit tampak tak menunjukkan adanya matahari melainkan mendunglah yang menyapa pagi, Aliya kembali bersiap menuju universitas dengan menuruni tangga

"Al, gue berangkat sama Lo, sama varo ya" senyum manis di tunjukkan Cantika padanya, Aliya hanya melewatinya Tampa menjawab lalu duduk di samping mamanya

Setelah selesai sarapan Aliya bergegas keluar melihat varo yang telah menunggunya

"Lama nggak var"

"Nggak kok ayok" baru saja Aliya ingin masuk tapi Cantika tiba-tiba muncul dan menggesernya hingga sedikit mundur lalu Cantika masuk tepat di samping kemudian

"Apaan sih Lo" Aliya lalu menarik Cantika keluar dari mobil

"Nggak usah kasar deh Al, gue kan cuma mau berangkat bareng"

"Tapi bisa kan Lo duduk di belakang" baru saja varo ingin menengahi marwa tampak keluar dari rumah

"Nggak usah debat Aliya, kamu hal seperti ini saja kamu debatkan, biarkan Cantika duduk dengan varo di depan"

"Nggak ma, lagian kenapa sih om nggak anterin anak om ini, nyusahin deh"

"ALIYA, jaga mulut kamu sama om Wibowo dia itu papa kamu"

"Aliya nggak pernah Sudi anggab dia ayah"

"PLAAAK" kembali sebuah tamparan di rasakannya "berani kamu ya, berangkat sekarang dan jangan pernah debatin Cantika dia juga anak mama"

Aliya pun masuk di mobil dengan varo yang menatapnya khawatir, tak ada yang bisa ia lakukan karena ini masalah keluarga mereka bukan urusannya, mengapa bisa varo yang menjemput Aliya, jawabannya karena ternyata varo masih satu kompleks dengannya jadi sekalian saja berangkat bersama. Tampa sadar air mata Aliya kembali mengalir lagi, belakangan ini mamanya seperti hobi menamparnya

Sampai di kampus Aliya langsung turun dari mobil Tampa ucapan apapun, varo hanya memaklumi nya dan juga ikut berlalu dari sana, di sepanjang koridor semua mata tertuju pada Aliya dan tampak bisik-bisik juga terdengar

"Jadi perempuan gatel banget deh"

"Tau tuh mukanya aja sok polos tapi kelakuannya nggak ngotak" aliya mengerutkan kening mendengarnya

Sampai di dalam kelas semua mata kembali tertuju padanya, dengan bingung Aliya pun menghampiri Clara dan Vanya

"Mereka kenapa sih pada liatin gue"

"Lo cek grup deh Al" setelahnya Aliya pun melihatnya, seketika matanya terbelalak kaget

"Renal kecelakaan"

"Iya Al dia kecelakaan kemarin waktu pulang kampus, dan vidio Lo bertengkar sama dia di parkiran juga tersebar, sedangkan renal kecelakaan karena remnya blong dan itu semua di kaitkan sama Lo" jelas Vanya panjang lebar

"Maksud Lo mereka ngira gue yang udah sabotase mobilnya renal"

"Iya Al" Aliya seketika menunduk, apa lagi ini belum saja masalah mamanya terselesaikan kenapa ada saja ujian baginya

True Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang