Olivia

52 5 0
                                    

Setelah nya Ian di marahi habis-habisan oleh Thadeus, dia mengatakan kalau Ian sampai hilang lagi seperti hari ini dia tidak akan mengizinkan Ian melangkah keluar dari mansion nya.
Ian tidak mendengarkan semua Omelan Thadeus dan hanya mengangguk seakan dia akan menurut. Oscar dan jenie telah dikirim kembali pulang oleh Thadeus, saat mereka kemari mereka memang sudah ditemani pengawal nya, tapi karena hari yang sudah semakin gelap Thadeus khawatir mereka akan mendapatkan masalah saat dalam perjalanan, jadi dia mengirim beberapa prajurit untuk mengawal mereka.

Ian pergi membersihkan dirinya dengan kelelahan karena semua Omelan yang Thadeus berikan padanya, dibantu oleh Olivia pelayan pribadi yang di kirim oleh Thadeus untuk menjaga nya, Olivia sangat tegas dan sama sekali tidak lembut, omongan nya bahkan terasa pedas dan menusuk tapi untung lah di balik sikap nya yang seperti itu dia cukup baik dan bertanggung jawab

Sesudah makan malam Ian membaca buku yang tadi di beli nya di samping nya ada juga beberapa buku yang di beli Oscar yang masih di tumpukan yang sama dengan buku yang tadi dia beli, karena terburu-buru kurasa dia melupakannya.

Lembar demi lembar telah Ian baca, tidak seperti harapannya dia masih tetap tidak menyukai buku, mau apapun jenis nya kalau dia tidak tertarik membacanya dia tidak akan mau membacanya.

Ian menyengit kan mata nya dan memanggil Olivia yang ada di luar kamar nya
"Olliee!! "

Olivia melangkah masuk lalu menunduk hormat dia berjalan dengan ringan dan sangat anggun untuk hanya seorang pelayan,
Wajah nya yang kaku terasa dingin saat dia menghampiri Ian
"Ada apa tuan muda"

Ian menepuk pinggir tempat tidur nya dan melempar kan buku yang ada di tangan nya kepada Olivia, lalu berkata
"Duduk di sanaa dan bacakan cerita untuk ku"

"Baiklah"
Olivia mengangguk mengerti dan tanpa banyak omong duduk lalu membacakan cerita itu dengan kaku seakan dia adalah mesin

Ian merasa frustasi, dengan orang-orang yang ada di mansion ini, para pelayan yang baru di ganti memperlakukan nya seperti anak kecil seakan mereka adalah baby sitter nya, lalu Duke yang tidak sudah-sudah mengajaknya mengobrol dan membicarakan semua hal yang biasa dibicarakan oleh orang tua, seakan mereka adalah teman seumuran, aku bisa menanggapi pembicaraannya dengan normal karena sudah terbiasa berbicara dengan lansia yang ada di dekat rumah ku di kehidupan ku sebelum nya.
Mereka biasanya membicarakan masa muda Mereka, cucu mereka atau wanita cantik yang baru-baru ini mereka temui.

Lalu Olivia dia sangat kaku, seperti dia hanya robot yang akan mengerjakan tugas yang sudah di setting dalam dirinya, wajah nya dingin dan suram.....

Ian mendekatkan diri pada Olivia yang duduk di samping nya, dia mengambil satu tangan Olivia yang membuat nya tersentak dan menatap ke arah Ian ,

Tidak mempedulikan tatapan menusuk yang ditunjukan Olivia pada nya, Ian  meletakan tangan Olivia ke atas kepalanya tanpa peduli pendapat dari orang yang memiliki tangan tersebut, dia menutup matanya mengharapkan Olivia membelai rambut nya sama seperti yang biasa di lakukan ibunya dulu.

Seakan mengerti maksud ian
Olivia menghela nafas dan membelai rambut Ian dengan lembut menggunakan satu tangan nya sementara tangan lain nya memegang buku untuk lanjut membacakan bukunya.
_____

Aku sudah merawat anak ini selama beberapa hari, awalnya aku mengira akan merawat seorang anak yang pendiam dan penakut,karena aku mendengar dia hanya anak dari seorang bangsawan yang telah jatuh.
Tapi yang kutemui justru sebaliknya dia justru anak nakal yang selalu membuat ulah saat dia bosan, dan melakukan segalanya sesuka hati nya.

Ini membuat ku cukup terkejut pada awalnya, Duke biasanya selalu tampak suram seperti akan mengakhiri hidupnya saat aku terakhir kali melihat nya, namun sekarang... kepribadian nya banyak berubah. dia sekarang tampak lebih jujur, dan tidak terlalu terpaku pada dirinya yang seorang bangsawan seperti sebelumnya.

Entah kenapa tapi lingkungan keluarga ini juga telah banyak berubah sejak bocah ini muncul.

keluarga barthe kami telah mengikuti keluarga rozine sejak Duke pertama memerintah, dan telah menyaksikan setiap bakat yang muncul di keluarga ini.
Sejauh ini, tidak ada banyak perbedaan dengan generasi saat ini dan sebelumnya, di setiap generasi keluarga ini selalu saja ada pertumpahan darah untuk perebutan kekuasaan yang hanya akan menyisakan satu pewaris pada saat terakhir.

Seperti Duke sekarang yang telah menghabisi seluruh saudara nya untuk naik ke posisinya yang sekarang. tapi kali ini berbeda, pewaris yang sekarang tidak membasahi tangan nya dengan darah untuk menjadi Duke seperti Duke yang Sekarang...... Karena memang hanya dia lah satu-satunya pewaris yang tersisa.

..........
Sejujurnya aku tidak percaya dia sama sekali tidak ikut campur, pasal nya kematian tuan revier terlalu.... janggal, meskipun begitu tetap saja tidak akan ada yang berubah meski aku menyadari nya, aku tidak bisa asal menuduh bagaimana pun pewaris yang sekarang terlalu muda untuk melakukan hal keji seperti itu

Dan... tugas ku sekarang hanya mengurus anak nakal ini, aku tidak pantas untuk mengurusi hal yang di luar tugas ku.

Olivia menyelesaikan membaca cerita nya dan beralih menatap Ian yang telah tertidur pulas sembari memegangi tangan kanan nya.

"Aku penasaran seberapa banyak perubahan lagi yang akan kau bawa pada keluarga ini "
Ucap Anna sembari menarik tangan nya yang dipeluk Ian dengan lembut dan penuh kehati-hatian, dia memasang kembali selimut Ian yang telah bergeser dan hanya menutupi ujung kakinya saja.
________

Seperti biasa setiap pagi Ian akan pergi mempelajari sihir dengan Anna,
Yang mana hasil nya sudah ditentukan
"Kenapa tidak ada kemajuan apapun?"
Ini sudah seminggu dan mereka tidak mendapatkan hasil apapun.

Ian merasa sangat putus asa dan memutuskan untuk menyerah
"Guru...kita sudahi saja disini, aku tidak tertarik lagi pada sihir"

Ucapan Ian membuat Anna terkejut, apa ini salah nya karena asal meninggalkan Ian kemarin? Dia kemarin benar benar mempunyai pekerjaan mendadak karena ada rapat antar penyihir yang dia lupakan karena terlalu bersemangat melatih Ian.

Perasaan gugup dan kekhawatiran memuncak di pikiran nya.
tidak....kalau seperti ini aku tidak akan bisa bertemu dengan nya lagi....
Terlebih aku belum mendapatkan petunjuk apapun tentang kekuatan suci itu.

Dia dengan cepat mengeluarkan beberapa batu mana tersayang nya dan memberikan itu pada Ian dengan sedikit rasa sakit hati yang memberatkan di hatinya.
"Itu hanya karena masalah waktu, ini ayo coba lagi"

Ian menatap batu mana itu beberapa saat lalu mengambil nya, karena Ian mengambil batu nya itu membuat Anna senang walau dia kehilangan batu mana cantik nya tapi setidaknya dia tidak kehilangan murid nya yang imut.

Namun itu di luar harapan nya, Ian memasukan satu batu itu ke saku nya sementara yang lain dia berikan kepada chirpe yang selalu mengemis ingin memakan batu itu di setiap saat mereka berlatih.
Spirit seperti nya bisa memakan apapun, tapi umum nya mereka hanya memakan batu mana agar bisa berkembang. Tidak ada yang buruk dengan investasi pada peningkatan kekuatan nya. 'Batin ian

"Tidak!"
Anna berteriak putus asa melihat chirpe yang menggerogoti batu mana berharga nya, Yang  seharusnya digunakan Ian untuk berlatih

Ian menatap Anna yang frustasi dengan tatapan datar dan berkata dengan acuh
"Guru, sejak awal kau mendekati ku hanya karena ingin mencari petunjuk tentang kekuatan suci itu kan?, jadi cari saja petunjuk nya dan jangan berdalih mengatakan akan mengajariku sihir"

Anna membeku mendengar ucapan Ian, yang sangat tidak pedulian, dia ingin berbohong dan mengatakan ada kesalahpahaman di sini, namun melihat mata Ian yang tidak bergerak sedikit pun terlihat seperti dia sangat yakin pada ucapnya.
Dia tidak percaya, akan melihat anak nakal yang selalu bermain ini, akan tampak serius sekarang.

Terlebih....pada pengungkapan kebohongan nya.

Melihat Anna yang linglung Ian menambahkan
"Kau tidak usah berbohong, aku sudah tahu semua nya sejak awal,"
Sedari awal tidak ada yang bisa dipercaya dari seorang penyihir hebat yang tiba-tiba menawari nya belajar sihir, sebanyak apapun Ian berfikir tidak ada alasan yang tepat untuk dirinya mau mengajari Ian sihir.
.... tidak, ada satu yaitu alasan dia pertama kali datang pada ku
"Kekuatan suci itu"

Anna dengan gugup berkata
"T..tidak itu tidak benar...aku"

"Kau bisa menyelidiki kekuatan suci itu semau mu, namun aku tidak akan mengubah keputusan ku, aku tetap tidak akan belajar sihir lagi"
Ucap Ian berbaik pergi meninggalkan Anna____

Saint who looks like an angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang