(border village) mirip?

21 4 0
                                    

Setelah pembicaraan yang cukup lama sembari makan, Yara menjadi sedikit membuka dirinya pada Ian, Walaupun masih memiliki ekspresi kosong dia tidak lagi bertindak acuh pada Ian seakan dia adalah robot, Dia akan marah jika Ian terus menerus menggoda nya dan akan cemberut begitu Ian mempermainkan nya.

Walaupun tidak ada sedikit pun senyuman yang terlihat di wajah nya, Ian masih dengan perlahan mencoba mengubah pemikiran nya, Tapi tidak dengan cara yang berlebihan seperti dia benar-benar ingin menyelamatkan nya.
Jika dia melakukan itu, itu hanya akan memberangkatkan nya dan membuat nya semakin menjauh darinya.

'aku bukan ahli psikolog, tapi mencoba membantu nya tidak terlalu memberatkan dan menyulitkan '

Ian berjalan ke arah pemilik tokoh yang menjaga kasir di ikuti oleh Yara di belakang nya.

Denyutan yang timbul di kepalanya membuat nya tertekan, janji yang di buat nya saat ibu nya meninggal kan nya adalah untuk tidak mengungkit ataupun mengigat soal dan tentang ibunya lagi, Tapi sekarang setelah semua kesalah pahaman nya di selesaikan janji kosong yang di buat nya sebelum nya tampak tidak lagi berguna.

Ian menutup rapat kedua mata nya dan mulai fokus pada pikiran nya.

"Oke, hanya gerakan seperti ini, seperti ini...."

Dia mulai menggerakkan tangan nya membentuk sebuah pola abstrak di depan nya, ketika garis pola lengkungan terakhir dibentuk

".....dan seperti ini!!"

Muncul sebuah lubang tembus pandang di depan Ian, seakan itu adalah tempat kosong tempat angin dapat berkeliaran dengan bebas, lubang itu mengeluarkan cahaya redup dari dalam nya.

Ian memasukan satu tangan nya sembari meraba-raba ruang terpisah di dalam lingkaran sihir itu, Dia mengambil beberapa koin emas dari sana, lalu menutup kembali lubang itu dengan meletakkan satu tangan nya di tengah lingkaran itu.

Dia tidak memperhatikan ketiga pasang mata yang menatap nya,
Ketika dia mengalihkan pandangannya ke arah pemilik tokoh yang sedang terkejut menatap nya, Ian seketika memiringkan kepalanya merasa bingung.

Ada apa? Bukan kah sihir adalah hal normal di dunia ini?

Situasi hening di sekitar nya membuat Ian merasa tidak nyaman, Yara memang pendiam jadi dia tidak mempermasalahkan nya, tapi dengan kedua pemilik tokoh yang ikut diam.....

Dia berniat membuka mulut nya, untuk memecah situasi hening di sekitar nya, Ketika dihentikan oleh sebuah suara yang terdengar keras datang dari arah pintu keluar di belakang nya, Ian dengan cepat menatap ke arah itu.

"tidak mungkin, sihir itu!! Apa kau bagian dari keluarga kekaisaran Barney??"

Tanya seorang pria yang memiliki otot besar di tubuhnya dengan semangat.

Ian terdiam, tidak bisa menjelaskan apa yang di tanyakan orang tersebut padanya, Dia tidak tahu apa-apa tentang sihir itu selain fakta bahwa sihir itu adalah sihir yang di berikan ibunya padanya.

Dia menggeleng kan kepalanya dengan bingung pada orang yang bertanya didepan nya.

Minat nya yang membara sebelumnya seketika menghilang dia menghela nafas kecewa dengan jawaban singkat Ian

"Jadi itu hanya sihir dimensi bisa ya......"

Siapa yang peduli dengan kekecewaan orang itu, Ian ingin segera pergi dari sini dan mencari tempat lain untuk di kunjungi, Ian meletakan satu koin emas itu di depan meja tempat pemilik tokoh itu masih terdiam.

Dia juga tampak kecewa seperti orang di belakangnya namun tidak terlalu menunjukkan kekecewaan nya itu, Ian tidak tahu tentang mata uang di daerah ini sehingga dia hanya mencoba-coba saja untuk memberikan uang dari kekaisaran nya. Dia mengira jika ternyata uang itu tidak dapat di terima dia akan melakukan negosiasi seperti menawarkan nya agar mau menunggu samapi kakek nya datang menjemput nya sehingga dia dapat membayar nya, Tapi lebih dari yang diperkirakan nya dia justru mendapat kan kembalian dari uang yang di berikan nya, Walupun bentuknya berbeda.

Saint who looks like an angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang