(arc forest of death ) pov jenie singkat

44 4 0
                                    

Ian menjahili anak serigala itu dengan menyentuh ekor dan telinganya serta memberikan beberapa pujian seperti mengatakan dia imut atau yang lain nya

Anak itu tidak dapat menahan lagi kekesalan nya dia menghentakkan kakinya dan berteriak dengan kesal
"Berhenti memanggilku bayi serigala nama ku Darwis ******"

Sebelum dia menyelesaikan kalimat nya Ian memasukan permen yang sudah dia buka kedalam mulut nya dalam satu gerakan tangan
"Darwis?"
Tanya Ian memastikan

"Iya, itu nama ku.."
Ucap nya dengan memalingkan muka sembari mengunyah permen yang Ian berikan lalu menambahkan dengan agak malu-malu
"Siapa nama mu"

Ian tersenyum dan berkata dengan ceria mengenalkan dirinya "arian, nama ku arian, tapi kau bisa memanggilku ian"

"Ian......kau bilang kau tidak sengaja ber teleportasi ke sini kan "
Ucapnya

"Iya, kurasa ada kesalahan dalam sihir nya , karena seharusnya itu adalah mantra pemanggil"
Jelas Ian dengan cemberut mengingat banyak nya kesalahan yang dia buat dalam sihir nya

"Aku tidak terlalu mengerti tentang sihir, jadi tidak ada yang bisa ku bantu"

Mendengar itu Ian menundukkan kepalanya dan berfikir sejenak, hutan yang lebat dan rimbun dengan udara yang tenang dan tanah yang lembab.
Apa aku berteleportasi ke tengah hutan di dekat kekaisaran?, atau hutan lain nya yang jauh dari kekaisaran?, dimana pun dia berteleportasi sekarang dia harus pindah dari sini dan segera menuju ke pemukiman, hutan bukan suatu tempat yang bagus untuk anak kecil seperti nya, banyak hewan berbahaya atau pun monster yang tinggal di dalam nya.
Yang pasti dia harus segera pergi dari sini

Ian menatap ke arah Darwis dan berkata
"Bisakah kau mengantar ku ke pemukiman manusia?"

"Tidak mau, itu sangat jauh dan ada di pinggir hutan, itu juga berbahaya untuk pergi melewati nya karena banyak monster yang tinggal di sana"

Wajah Ian seketika berubah, dia sudah tahu bahwa mungkin saja ada monster di sini, tapi dia tidak memperkirakan bahwa dia akan jauh
Dari pemukiman manusia.
'seberapa jauh aku terlempar.... bagaimana.....bagaimana kalau mereka tidak bisa menemukan ku ' batin nya dengan panik

Kakek pasti akan mencari ku mengingat sebelum nya saat aku menghilang dia langsung mengerahkan pasukan untuk mencari ku. Dan guru Anna pasti juga ikut kan bagaimana pun dia masih berhutang maaf pada ku.
Lalu jenie dan Oscar.......tunggu!!

"Uakh aku lupa!!"
Teriak Ian dengan panik

"Uh? Ada apa?"
Tanya Darwis dengan kebingungan melihat Ian yang tiba-tiba berteriak

"Aku lupa! Ada teman-teman ku yang juga mungkin terlempar seperti ku!!"
____________
____________
________

"Jadi, kalian menggunakan mantra yang ada di buku ini yang menyebab kan Ian menghilang?"
Tanya Olivia dengan tegas tanpa mengedipkan mata nya sembari memegangi buku yang jenie bawa dari rumah nya

"I..iya"
Jawab Oscar dengan gugup karena ketakutan melihat Olivia.

Jenie menatap olivia dengan dingin, dia seakan tidak peduli dengan segala nya, pikiran nya sekarang di penuhi berbagai hal.

Dia hilang lagi....
dan kali ini juga salah ku...
aku selalu menyebab kan masalah untuk nya, bagaimana aku bisa membalas Budi nya kalau terus begini....

Pada awalnya karena sebuah penyakit....tidak itu adalah kutukan, itu adalah sebuah kutukan yang didapat karena ibu membuat marah sebuah spirit tingkat tinggi karena secara tidak sengaja membunuh anak nya, kutukan itu tidak di tunjukkan untuk ibu ku tapi untuk ku yang saat itu ada di kandungan nya ,seakan spirit itu ingin ibu merasakan apa yang dia rasakan, saat aku lahir ada sebuah tanda hitam besar yang seperti bekas terbakar di punggung ku, ibu mengatakan itu adalah tanda karena spirit itu telah menargetkan ku, kutukan itu membuat ku selalu dihantui dan di ikuti oleh spirit yang memberikanku kutukan, dia selalu datang dimana pun aku berada dan selalu mencoba membakar tubuh ku disaat dia datang. Keluarga ku mengurung ku di rumah dan tidak mengizinkan ku keluar karena hal itu agar mereka mudah melindungi ku dari nya.
tahun lalu ibu menemukan artefak yang bisa menangkal serangan tipe api spirit itu, dan aku jadi lebih mudah bergerak bebas setelahnya,
Namun tetap saja itu tidak menyelesaikan semuanya, spirit itu tetap terus menyerang ku walaupun tidak mempan karena ada artefak itu bersamaku.
Hidup ku perlahan pulih dan aku bahkan sudah bisa menghadiri pesta-pesta yang biasanya tidak bisa ku hadiri.

Dan sehari sebelum pesta di istana di mulai, aku merasa bahwa artefak nya sudah menjadi agak...rusak, aku tidak mengatakan nya pada ibu karena itu pertama kalinya aku bisa datang ke istana, pada awalnya itu baik-baik saja aku bahkan mendapat teman yang sama-sama baru menghadiri pesta kerajaan *Oscar, aku dan Oscar hanya pergi keluar untuk menghirup udara segar dan secara tidak sengaja melihat kelinci yang bercahaya biru terang yang sangat indah, kami lalu mengejar nya. Dan berakhir mendapatkan masalah, terjebak di labirin mengerikan dan hampir tenggelam.

Saat aku membuka mata ku kembali setelah kehabisan nafas, kupikir aku melihat malaikat saat itu, rambut putih di bawah pantulan cahaya bulan dengan mata biru nya yang jernih seakan ada lautan luas di dalam nya.

Itu sangat cantik....

Di tengah dingin nya malam, dia memeluk ku dan Oscar mencoba menjaga kami agar tidak terlalu kedinginan yang membuat tubuhnya ikut basah,....

Sesaat sebelum aku menutup mata ku aku merasakan bahwa Ian bergumam beberapa kali, lalu setelah nya seakan ada api unggun di sekitar kami lingkungan tempat kami berada bercahaya terang, yang membuat ku terhipnotis dan merasakan kehangatan sesaat.
'itu....kekuatan suci?'

Itu bukan hanya perasaan ku, rasa nyaman dan lembut dengan arus yang jernih, itu seperti seakan ada dewa sendiri yang datang pada ku.

Sepulang nya dari istana aku mengatakan semuanya pada ibu ku kecuali tentang kekuatan suci itu.

Mereka lalu mengambil artefak itu dan seperti biasa menjaga ku dengan ketat seperti sebelumnya, aku memang selalu di temani saat melakukan segala hal oleh ibuku secara langsung, entah itu Makan ataupun tidur karena dia khawatir spirit api itu muncul, saat aku mandi dengan ibu, ibu tersentak dan terkejut karena melihat tanda yang ada di punggung ku sudah menghilang, aku tentu saja ikut terkejut karena aku sendiri tidak tahu kapan tanda itu hilang. dia menanyakan padaku bagaimana aku menghilang kan nya karena arti dari tanda yang hilang itu menandakan aku tidak di kutuk lagi.....

Aku menjadi sangat senang karena itu, aku jadi bertanya tanya apa anak yang waktu itu kutemui benar-benar Malaikat?

Setelah nya aku mencari tahu semua tentang Ian dan mulai mendekati nya. Walaupun aku sedikit berperilaku kekanakan dan kasar itu semua murni karena aku ingin menarik perhatian nya. Aku selalu datang menemui Ian dan menempel padanya karena ingin menjadi akrab dengan nya,.... juga membalas Budi karena kebaikan nya waktu itu.
'malaikat seperti nya, aku berjanji akan melindungi nya'

"Huh, sekarang apa, janji itu hanya omong kosong"
Gumam jenie dengan mata kosong yang perlahan menitihkan air mata,
Dia terisak sembari mengelap air mata nya yang terus berjatuhan.

Oscar menatap jenie dengan khawatir dan berjalan mendekati nya lalu memeluk nya
"Tidak apa-apa Ian akan baik-baik saja"

"Ugh...Buku terkutuk itu, aku seharusnya tidak membawanya kemari..."

Mendengar itu
Beberapa pengawal dan Pelayan yang ada di sana membatin setelah Mendengar perkataan jenie barusan
'mengatakan buku yang ditulis langsung oleh mage legendaris sebagai buku terkutuk itu agak....'

Saint who looks like an angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang