(border village)teman lama

17 2 0
                                    

Rombongan prajurit Thadeus yang mengikuti nya segera menyebar di seluruh wilayah kecil suku kanibal di depan nya, Di Setiap sudut rumah yang terbuat dari jerami itu terdapat prajurit yang mengacungkan pedang, sedang kan di langit-langit wilayah tempat rumah itu berdiri terdapat belasan penyihir yang mengarahkan tongkat mereka.

Mata mereka yang menatap tajam kearah semua anggota suku yang berkumpul di tengah-tengah mereka terlihat seperti sekelompok tikus yang dikepung puluhan kucing.
Mata para anggota suku yang terlihat ketakutan melengkung kebawah dengan tubuh yang gemetaran, Diatas semua tekanan yang mereka terima itu Thadeus menggosok pedang besar nya seakan ingin mempertajam nya untuk memotong sesuatu

"Dimana"
tanya nya dengan dingin.

Ketua suku yang sudah tua dan renta itu dengan berat menelan ludah nya mencoba memberanikan dirinya

"Aku sudah bilang tidak ada orang yang memiliki ciri-ciri seperti yang kau sebutkan "
ucap nya dengan tegas mencoba mengesampingkan kegugupan nya.

Thadeus yang ada di hadapannya memicingkan mata nya, perasaan nya yang telah memburuk seiring berjalannya waktu, semakin memburuk, dia telah menahan nya sangat lama sampai rasanya tubuhnya ingin meledak seketika.

"Apa kau pikir aku percaya itu?"

Wajahnya menjadi suram saat dia mengatakan itu dengan berat.

Warna kulit ketua suku itu menjadi semakin pucat, dia takut tapi karena dia tetua di kelompok nya dia tidak bisa terlalu menunjukkan nya demi Haraga dirinya

"apa urusannya dengan kami!!, pemaksaan seperti ini tidak dibenarkan"

dia mencoba mengatakan itu dengan tegas seakan dia tidak terkena intimidasi nya, namun itu malah membuat dirinya terlihat arogan. Seakan telah melakukan kesalahan dia dengan cepat ingin memperbaiki nya namun sebelum dia mengucapkan sepatah kata, Thadeus telah mengangkat pedangnya yang telah sangat tajam karena telah di gosok nya beberapa kali.
Aura biru gelap dengan nuansa dingin keluar dari pedang itu, tato mawar biru yang merambat muncul disekitar tangannya yang memegang pedang itu

"Aku telah lama bermurah hati, Seperti nya harus ada contoh agar kalian tidak semena-mena terhadap kebaikan ku"

Ucapan Thadeus barusan membuat sekelompok orang yang berkumpul di tengah-tengah itu merinding, contoh? Mereka jelas tahu apa yang di sebut contoh itu, keringat yang mengalir karena ketakutan di kulit pucat mereka semakin memperjelas penderitaan mereka.

Teriakkan kering keluar dari mulut mereka,
Siapa? Siapa yang harus dijadikan contoh!?
Itulah pertanyaan yang mereka tanyakan pada diri mereka sendiri. Melihat Thadeus yang semakin mendekat dengan pedang besar di tangan nya yang telah menjadi sebuah bukti pembantaian masa lalu nya Semakin membuat mereka menjadi panik.

Pertanyaan yang berhimpitan tentang siapa yang harus dijadikan contoh membuat mereka gemetaran dan tertekan yang mana itu sontak membuat pikiran semua orang menyatu, Mereka seakan kompak siapa yang harus mati lebih dahulu.
Dimulai dari satu tangan yang mendorong punggung tetua yang sudah panik itu di ikuti dengan tangan lain yang semakin banyak mendorong nya, Tetua suku itu yang telah mengabdikan hidupnya pada sukunya justru dikhianati oleh sukunya sendiri,
Dia menjadi kesal dengan pupil Mata nya yang terus mengecil.

"apa ini!!!!??"
Teriak nya dengan marah.

Dia telah banyak disudut kan oleh Thadeus, dan dengan disudutkan kembali oleh anggota nya sendiri membuat dia semakin marah sekaligus panik, Dia dibuang? Tapi apa alasannya!?

Thadeus mengangkat pedang nya keatas tetua itu dengan wajah kaku nya, jika bukan karena Ian yang menghilang sekarang dia mungkin akan tertawa terbahak bahak karena penghianatan yang diterima orang di depan nya, pikiran nya telah menjadi kacau Sejak beberapa hari terakhir, dia tidak bisa fokus atas apa yang dilakukan nya dan ingin segera bertemu dengan cucu kecil nya itu.

Saint who looks like an angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang