(arc forest of death )suku

48 7 0
                                    

Darwis berjalan dengan membawa Ian diatas punggung nya, satu tangan nya memegangi Ian sementara yang lain nya membersihkan jalan yang ditutupi rerumputan. Tangan nya yang telah berubah setengah nya menjadi cakar menebas akar dan semak belukar dengan mudah nya.

Mata Ian yang sedikit menutup karena lesu mulai mengigat kejadian awalnya bagaimana dia bisa di gendong sekarang.

Ian awalnya memang berjalan dengan kakinya sendiri namun saat di perjalanan dia selalu tertinggal jauh dari Darwis yang punya fisik yang kuat, keringat yang jatuh di kulit putih Ian dengan wajah nya yang Sanga lelah seperti akan pingsan. Melihat hal itu membuat Darwis terdiam, dia menatap Ian dengan mengejek sembari mengatakan bahwa tubuhnya sangat lemah.

Ian dengan kesal membalas nya menggunakan beberapa kata sarkas
"Haah!! kau sendiri bahkan tidak bisa mengejar tubuh lemah ini saat itu, apa itu artinya kau lebih lemah!?~~"

Ian berhenti berjalan dengan Tubuhnya sangat kelelahan dengan nafasnya yang terpotong, dia menundukkan badannya dengan satu tangan nya yang memegangi lutut sementara tangan yang lain mengelap keringat nya yang bercucuran.

Darwis tidak peduli dengan apa yang di ucapkan ian seakan sarkas yang di ucapkan nya tidak berarti apa-apa, dia mengambil langkah untuk berjalan mendekati Ian, tubuhnya perlahan menunduk sejajar dengan Ian dan menampakan punggung nya pada Ian. bibir nya yang terangkat dengan telinga nya yang memerah tampak agak seperti dia sedang malu-malu sekarang, saat dia menawari Ian dengan nada bicara yang acuh itu membuat Ian semakin menjadi kesal.
"Naik lah kita harus cepat"

Ian menatap punggung didepan nya dalam diam sesaat sebelum melempar kan tubuh nya pada punggung itu.
Walaupun dia kesal, itu adalah pilihan yang bodoh jika menolak nya
"Jagan mengatakan lelah nanti~"
Ucap nya tanpa tahu malu memikirkan bahwa jika ada jalan cepat dan mudah mengapa dia harus mengambil jalan lambat dan sulit.

"Kau sangat tidak tahu malu"
Ucap Darwis sembari berdiri membawa Ian di punggung nya

"Memang"
Lagi pula harga dirinya memang sudah rendah, untuk apa dia memikirkan martabat yang bahkan tidak dia miliki sejak awal. Kenyamanan nya jauh lebih penting sekarang

Darwis bergumam dengan nada yang agak bergetar seperti menahan tawa setela mendengar ungkapan Ian,
Dia lalu mencibir kepercayaan diri Ian yang terlalu tinggi
"rasa percayaan diri mu yang tidak tahu malu itu selalu terlihat lucu"
________________

Sepanjang perjalanan mereka berdua membicarakan tentang diri mereka masing-masing, Darwis berkata bahwa sukunya itu sangat jahat dan kejam sehingga sangat berbahaya bagi Ian jika sampai terlihat oleh salah satu anggota suku nya, walaupun suku mereka menjalin hubungan yang cukup baik dengan penduduk di luar hutan, mereka tetap buruk karena pandangan dan cara hidup mereka. Suku nya sering melakukan ritual untuk kelangsungan suku mereka dengan mengorbankan mahluk hidup tidak peduli dengan ras apapun itu..

"Ras apapun.......apa itu termasuk manusia?"
Ucap Ian dengan wajah yang agak suram setelah mendengar cerita nya

"Bisa dibilang begitu, karena dikatakan kalau mahluk yang di korbankan itu memiliki akal ritual nya akan semakin berhasil"

Ian menelan ludahnya, jika yang dikatakan Darwis itu benar maka ada kemungkinan besar mereka pernah menumbalkan manusia, jika tadi dia terlempar lebih dekat ke arah suku mereka dan bertemu dengan anggota lain selain Darwis, bisa saja dia sekarang sudah menjadi calon dari tumbal mereka selanjutnya.

Ian menampakan wajah nya yang ketakutan dengan garis alis nya yang mengkerut dia dengan gugup bertanya "hei~ kau tidak sedang membawaku ke suku mu kan!?" Berfikir positif untuk sekarang adalah yang terbaik.

Mendengar nada suara Ian yang terasa seperti ketakutan, sebuah pemikiran jahil terlintas di pikiran Darwis, dia menyeringai kecil.
Tangan nya yang memegangi Ian di belang nya perlahan mengendur, dia menurunkan Ian dari punggung nya yang membuat Ian agak menjadi heran dengan keringat yang mengalir.
Darwis menarik pergelangan tangan Ian dengan tangannya yang lain memegangi pinggang nya, dia menarik ian untuk jauh lebih dekat ke arah nya.

Saint who looks like an angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang