(arc forest of death )anak lain

42 3 0
                                    

Mereke melanjutkan perjalanan nya setelah menyelesaikan drama singkat mereka, berbeda dengan tadi sekarang hanya ada suasana hening di antara mereka.
Ian sudah membuka mulut untuk mengajaknya bicara tapi hanya di balas singkat oleh nya seperti "hmm" atau pun "ya" yang membuat suasana hati Ian menjadi buruk, dia menjadi malas untuk bicara karena itu terlihat seperti hanya dirinya lah yang bersemangat.

Ian tidak menyadari nya bahwa orang yang sedang mengabaikan nya sekarang, sedang terhanyut dalam gejolak aneh yang muncul di tubuhnya, tubuhnya yang terasa panas dan terus memberikan getaran yang aneh. Seluruh tubuhnya berubah menjadi kemerahan karena gejolak itu.'kurasa aku sakit....' dia merasakan keringat dingin mengalir di tubuhnya yang gemetaran. 'ya aku pasti sakit!'

Perjalanan yang mereka lalui terasa sangat hening sampai tiba-tiba ada suara yang menarik perhatian mereka. Itu terdengar seperti suara Isak tangis anak kecil. Di hutan belantara seperti ini apa ada anak lain yang tersesat seperti nya!? Tentu saja ada. Ian mengira itu adalah tangisan Oscar atau jenie, dia segera turun dari punggung Darwis yang menggendong nya dan segera berlari ke arah tangisan itu berada..

"Hei Oscar, jenie apa itu kalian!!?"
Teriak Ian dengan semangat sembari melewati semak yang menutupi pandangan nya.

Darwis mengerutkan alis nya, menatap Ian yang berlari seperti itu, dia lalu ikut berlari menyusul Ian sembari mengatakan "Ian tetap tenang dan Jagan menarik perhatian, tempat ini dekat dengan wilayah kelompok babi liar ".

Ian tidak peduli dengan kata-kata Darwis yang sekarang sangat menyebalkan baginya, dia terus berlari ke arah suara itu berasal dengan wajah girang menunjukkan senyum cerah nya, sembari memotong semak belukar di depan nya menggunakan dark power nya. Ketika semak terakhir di depannya itu di potong dia akan langsung tahu suara siapa yang menagis itu. Karena jarak nya yang sudah dekat Ian bisa merasakan bahwa itu adalah tangisan dari anak perempuan. dark power nya dengan cepat melahap semak belukar yang menghalangi nya itu.

"Jenie apa itu kau!!"
Ucap Ian dengan semangat sembari mencoba melihat sosok di depan nya.
Mata Ian menatap sosok di depan nya dengan keterkejutan dia seakan membeku dengan harapan nya yang di hancurkan.

Mata sosok yang dilihat Ian itu tampak bergetar dengan linangan air mata di kulit putih pucat nya, keringat yang memenuhi tubuhnya membasahi leher nya yang membuat rambut nya menempel pada kulit nya. Wajah nya yang memerah karena tangisan nya itu memberikan kesan yang agak aneh.

Darwis yang menyusul ian segera ikut melihat sosok yang membuat Ian terdiam itu " Elf? " Ucap singkat nya sembari menatap anak perempuan yang memiliki telinga panjang dengan wajah halus yang tampak sangat cantik, wajah yang tampak seperti lukisan itu membuat nya terasa seperti tidak nyata. Anak itu memiliki rambut pirang yang lebat dan panjang dengan bola mata berwarna seperti stone citrene.

Anak itu yang sebelumnya menagis dengan isakan menyediakan sekarang terdiam menatap Ian dan Darwis di depan nya. 'dia tampak tidak asing' mata Darwis kemudian beralih pandangan pada kaki nya yang memerah dengan luka.
'terjatuh?'

Ian menampakan wajah nya yang terlihat putus asa dengan bibir nya yang agak maju menunjukkan ketidak puasanya, "ah, kukira itu salah satu teman ku". Ian kemudian menghela nafas panjang nya kemudian mendekati elf itu.

Dia tampak tersentak ketika melihat Ian yang mendekati nya, tubuhnya mencoba mundur karena refleks nya walau itu tidak terlalu berpengaruh karena kaki nya yang terluka. Wajah anak itu yang awalnya tampak tenang berubah menjadi ketakutan, tubuhnya yang gemetaran ketika menatap Ian yang berada tepat didepan nya tampak seperti anak kucing jalanan.

Melihat anak didepan nya yang seperti nya ketakutan padanya, Ian membuka senyum hangat nya untuk menenangkan ketakutan anak itu yang seperti nya memang berdampak.
anak itu perlahan berhenti gemetaran Ian mengira jika itu akan menenangkan nya cukup lama, namun belum beberapa detik sejak wajah tenang itu muncul, ketika dia tertegun seolah menyadari sesuatu kegelisahan dan kekhawatiran nya muncul kembali .

Saint who looks like an angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang