43

566 107 6
                                    


•••

Sementara itu di mansion, Jennie sama sekali belum turun dari semenjak gadis itu pulang kesana. Namun, akhirnya Choi ahjumma memberanikan diri untuk mengetuk lagi pintu kamar sang majikan. Karena keadaan darurat, wanita paruh baya itu baru saja mendapatkan kabar yang mengejutkan dari Jisoo.

Tok.. tok..

"Nona Jennie!" Panggilnya.

"Nona Jennie! Buka pintunya! Nona!"

Dugh.. dugh.. dugh..

Wanita paruh baya itu tidak lagi mengetuk dengan pelan, tapi sudah seperti ingin merobohkan pintu kamar tersebut.

"Nona! Anda tidak pingsan kan didalam?!"

"Buka pintunya!"

Klek~

Ahjumma mengurungkan niatnya yang akan menubruk pintu dengan badannya, padahal wanita itu sudah mengambil ancang-ancang akan melakukannya. Namun, pintu kamar tersebut sudah lebih dulu dibuka.

"Ada apa?! Ahjumma bisakan mengetuk dengan biasa saja? Ahjumma ingin merobohkan pintu kamarku?!" Kesalnya pada sang pembantu.

"Maaf nona, kami sudah mengetuknya dari yang pelan sampai yang keras. Tapi anda sama sekali tidak menyahutnya, ahjumma kira anda pingsan didalam." Jelasnya.

"Aku meminum obat tidur, supaya lebih nyenyak. Ada apa?" Barulah ahjumma teringat tujuan awal dirinya kekamar Jennie.

"Anu.. nona Chiquita.."

"Bukankah saudaraku yang lain ada dirumah? Kenapa mengganggu aku, panggil saja yang lain." Belum juga ahjumma melanjutkan ucapannya, Jennie lebih dulu memotongnya.

"Bukan, bukan seperti itu.. nona Chiquita.. itu nona."

"Ahjumma tidak memiliki riwayat gagu, jadi cepat bicara yang benar!"

"Nona Chiquita kecelakaan, sekarang keadaannya kritis!" Ucap ahjumma dengan cepat.

"Apa?!"

"Nona Chiquita kecelakaan, dan sekarang dia sedang kritis dirumah sakit. Ahjumma hanya ingin menyampaikan pesan itu saja, karena nona Jisoo bilang dia menelfon anda. Tetapi tidak diangkat."

"Oh shit! Aku lupa jika handphoneku di silent sejak kemarin." Jennie menyugar rambutnya kebelakang, lalu menatap kearah wanita paruh baya yang masih berdiri didepannya.

"Aku akan langsung kesana!" Jennie dengan cepat menuruni tangga dan mengambil asal kunci mobil.

Namun sebelumnya gadis itu berdiri sambil menatap kearah mobil yang terparkir di garasi mansionnya.

"Kemana perginya mobilku?" Gumamnya, dan langsung masuk kedalam mobil yang sudah ia bawa kuncinya.

Gadis itu dengan segera melesat kerumah sakit setelah melihat pesan dari sang kakak, bahkan dia masih menggunakan piyama serta sendal bulu miliknya.

Tak butuh waktu lama untuk Jennie bisa sampai kerumah sakit yang menjadi tujuannya, karena gadis itu membawa mobil diatas rata-rata.

𝙰𝚍𝚎𝚕𝚏é𝚜 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang