28

9.4K 821 68
                                    

Pada akhirnya, Harris keluar dari dapur setelah berkeras kalau Mia harus makan nasi dan sop, tak lupa buah irisnya juga.... terserah kalau urusan mau ditambahkan telur rebus atau tidak.

Ulfa menunggu sampai Harris keluar dari dapur, sebelum menoleh ke kedua rekan kerjanya yang lebih senior, yang dia panggil Bu Cicih dan Bu Isro yang juga hanya berdiri menatap pintu dapur tempat Harris keluar tadi.

Ulfa menatap ke arah Cicih dan Isro bergantian. Tak seperti Ulfa yang masih berdiri mematung, mereka berdua segera kembali ke pekerjaannya masing-masing yang tadi ditinggalkan karena ada Harris--menyiangi sayur dan mengelap meja. 

Cicih berkata dari balik bahunya, "Ulfa, coba kamu rebusin telus tiga butir... biar bisa kita kasih ke Ibu."

Meskipun kepalanya penuh pertanyaan, Ulfa menurut. Dia berjalan ke arah rak tempat menaruh telur, lalu memasukkannya ke dalam panci. Setelah dia meletakkanya di atas kompor, di sisi panci sop, Ulfa menyalakan api dan termenung melihat isi panci. 

Sebagai orang yang paling muda, belum menikah apalagi punya anak, bahkan Ulfa bisa menebak apa yang sedang terjadi pada Mia. 

Tahun lalu, ketika kakak iparnya hamil anak pertama, penanda awalnya bukan muntah dan mual seperti yang sering diperlihatkan di TV-TV, tapi kemampuan penciuman yang luar biasa tajam. 

Kakak iparnya dulu bisa mencium aroma mobil sampah yang masih berjarak dua gang dari rumah mereka.

Ulfa sendiri tidak mengerti kenapa bisa begitu--apakah itu bagian dari kemampuan bertahan hidup purba? Karena janin di kandungannya masih terlalu rapuh, maka ketajaman indra penciuman memungkinkan ibu hamil terhindar dari makanan yang busuk atau beracun?

Tapi sayangnya, dari kasus kakak iparnya dulu, dia malah jadi tidak bisa makan apa-apa. Bahkan baso dari kedai baso favoritnya pun dihindari sampai berbulan-bulan. Dan melihat Harris sampai harus mengumpulkan pekerjanya di pagi untuk membersihkan tiap senti dari rumah dengan alasan 'Ibu mencium bau yang bikin mual', Ulfa curiga mabuk hamilnya Mia akan lebih parah dari kakak iparnya dulu.

Ulfa berjalan mendekati Cicih yang sedang menyiangi buncis di konter dapur. Ulfa memeperhatikan Cicih bekerja beberapa saat--tangan kanan wanita paruh baya itu cekatan menggunakan pisau, mematahkan ujung buncis, lalu menarik seratnya hingga ke ujung.

Ulfa berkata pelan, "Bu Cicih, kita nggak bilang sama Pak Harris?"

"Bilang apa?" kata Cicih.

"Kalau... mmm... jangan-jangan Bu Mia hamil?"

Meskipun yang diajak bicara Cicih, tapi decakan keras datang dari arah belakang mereka. Baik Cicih dan Ulfa sama-sama balik badan, melihat ke arah Isro yang sedang menyemprot permukaan meja dengan cairan pembersih lalu menggosoknya dengan lap mirofiber.

"Ulfa, kalau kamu masih betah kerja di sini, jangan coba-coba..." kata Isro.

Ulfa kini mendekati Isro. "Ya aku betah Bu, tapi kan--"

Isro berkata, "Yang bisa kita lakukan cuma menganggap Ibu sedang hamil... kebayang nggak kalau cium nasi aja mabok disuruh makan nasi dan sop daging? Tapi jangan berani-berani bilang gitu di depan Bapak..." kata Isro.

"Bu Mia itu susah hamil... dulu dia kalau mens sakit, kata orang sembilangen, tapi kalau Bu Mia tuh kayak ada kista coklat di rahim, gitu... namanya apa ya...." kata Cicih. 

"Endometrium?" tanya Ulfa.

"Iya deh pokoknya itu," kata Cicih. "Di antara Ibu sama Bapak, Ibu yang paling pengen cepet punya anak.  Dulu waktu masih ada almarhum Bu Sari, masih sering Bu Mia pijat kesuburan, minum jamu buat cepat hamil... sampai akhirnya badan Bu Mia nggak kuat dan sempat masuk RS. Waktu Bu Mia nginap di RS, Pak Harris udah kayak pengen ngamuk tapi ditahan-tahan... akhirnya bilang ke semua orang yang hari-harinya ketemu sama Bu Mia, dari kita-kita, sampai ke supir, termasuk ke almarhum Bu Sari, nggak boleh ada lagi yang ungkit-ungkit soal hamil, bayi, kesuburan, gitu.... Jadi bener kata Teh Isro, Ulfa, kamu kalau masih betah kerja sama Pak Harris mending pura-pura buta pura-pura tuli aja sama keadaan Bu Mia. Nggak usah pake ngasih tahu, mending bener hamil.... kalau salah?"

Luka SegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang