41

6.8K 829 111
                                    

Dua bulan kemudian....

Sampai sekarang, kalau ada yang bertanya, "Apa yang terjadi di hari-hari terakhirnya bekerja di rumah bos yang sebelumnya?" Ulfa masih kesulitan menjawabnya. 

Semua rasanya seperti mimpi, seperti melihat film yang dilakoni orang lain, tapi kita tahu detail kejadiannya, detik demi detiknya.

Kadang, Ulfa malah merasa itu memang benar-benar seperti mimpi. Kalau sudah begitu, untuk mengecek kewarasannya, Ulfa akan mencari berita di Internet tentang insiden di rumah Pak Harris dua bulan lalu.

Lima Pelaku Penganiayaan dan Penyekapan Pengusaha Sudah Ditangkap, Dua Pelakunya Tertembus Timah Panas

Kronologi Lengkap Penganiayaan dan Penyekapan Pengusaha Muda

Motif Penganiayaan dan Penyekap Pengusaha Muda Masih Didalami, Apakah Dalangnya Masih Belum Tertangkap?

Pengusaha Angkutan Sampah Dianiaya dan Disekap Dalam Kamar Mandi Bersama Delapan Orang Lainnya 

Headline berita yang terakhir itu, Ulfa baca dengan seksama, terutama di tiga kata terakhir.... bersama delapan orang lainnya.

Dari delapan orang itu, salah satunya adalah Ulfa. 

***

Petaka datang dalam tiga. 

Konon dalam satu lingkungan, kalau ada yang meninggal, biasanya tidak berhenti sekali. Akan ada dua yang menyusul. 

Kalau ada gempa bumi, habis itu disusul erupsi gunung lalu banjir.

Kalau menurut pendapat Ulfa, sebenarnya petaka pertama di rumah Harris dimulai ketika Mia meninggalkan rumah pada suatu pagi. Lalu setelah Mia pergi, Harris mengumpulkan semua orang yang bekerja di rumah itu--supir, ART, pengurus taman--mengumumkan rencana perceraiannya dengan Mia sekaligus rencananya untuk memberhentikan semua orang, mengembalikannya ke yayasan tempat mereka bernaung, atau kalau yang tanpa yayasan, Harris akan membantu mengedarkan CV-nya ke kenalannya. Meskipun saat itu masih pertengahan bulan, Harris akan menggaji mereka penuh, tapi Harris sudah tidak mengharapkan kehadiran mereka per awal pekan depan. 

Pekan ini adalah pekan terakhir mereka bekerja di rumah itu. 

Semua orang tidak tahu mana yang lebih mengagetkan, rencana perceraian Harris dan Mia, atau PHK mereka. 

Tapi semua orang memahami mereka ada di sini untuk mempermudah hidup Mia, jadi tentu saja masuk akal kalau saat tidak ada lagi Mia di sini, mereka jadi sudah tidak diperlukan lagi.

Bagi Ulfa, pemecatan ini merupakan petaka kedua baginya. Dia sudah terlanjut betah tinggal di sini, suasana bekerja yang menyenangkan dengan Bu Cicih dan Bu Isro, serta punya bos yang santai dan tak banyak mengatur seperti Mia dan Harris rasanya seperti hanya bisa terjadi seumur hidup sekali.

Ulfa mengerti, tidak ada hal yang tidak berakhir; hal buruk atau hal baik, akan selalu ada ujungnya. Jadi meski dengan amat sangat berat hati, Ulfa mulai mengemasi barang-barangnya dan membuat rencana-rencana baru. 

Di hari terakhir mereka bekerja, Harris sudah memesan katering untuk sarapan pagi; lontong cap gomeh dan nasi bogana. Harris juga ikut makan bersama, wajahnya terlihat tegang sedikit. Kata beliau, nanti dia akan pergi pukul sepuluh pagi, mungkin baru pulang malam hari. Harris mempersilakan mereka tetap di rumah, tapi siapa pun yang terakhir keluar, diminta untuk mengunci semua pintu dan jendela, dan menaruhnya di guci tempat payung di teras. 

Hampir semuanya terdiam, tapi kemudian bergumam mengiyakan.

Acara sarapan pagi itu baru berlangsung setengah jam, ketika mendadak terdengar suara langkah kaki berderap, dan puluhan orang mendadak berhamburan masuk dari pintu depan. 

Luka SegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang