Hari – hari Salma jalani seperti biasa, Rony yang setiap jam makan siang mengunjungi Salma ke Lacuna. Keduanya memang selalu bertemu tapi hanya untuk sekedar makan siang, mengobrol tentang 'kisah nya' pun tidak sempat dikarenakan kesibukan masing – masing, jika bertemu pasti selalu membahas pekerjaan. Salma berfikir mungkin karena baru saja Rony buka klinik baru, sehingga ia masih harus beradaptasi untuk mengatur semuanya. Apa Rony juga berpikir hal yang sama?
Pagi ini para orang tua Salma dan Rony sudah berencana berlibur bersama dengan dalih pekan ini adalah long weekend. Bagi Salma semua hari sama saja, ia tidak begitu berminat untuk pergi berlibur, malah dalam hatinya Salma ingin sekali bermalas – malasan pada akhir pekan ini.
"Dek nanti berangkat sama Rony ya, Rony jemput kesini." Ucap Adzlan
Saat ini Salma masih betah rebahan di atas kasur nya, benar – benar ia tidak berminat untuk beranjak dari tempat ternyaman nya itu.
"Kenapa gak bareng Ayah aja?" Tanya Salma sambil mata nya tetap fokus pada layer ponsel.
"Ibok gak mau Ayah yang bawa mobil, jadi Abang sama Novia satu mobil sama kita."
"Terus di mobil keluarga Om Fikri ada Nabila sama Paul katanya." Lanjut Adzlan
"Ya udah." Tidak ada penolakan sama sekali dari Salma, biasanya ia selalu protes. Namun kali ini Salma benar – benar terlihat pasrah saja.
Adzlan menyadari jika anak gadis nya itu sedang merasakan sesuatu yang tidak biasanya.
"Dek, Ayah boleh masuk gak?" Adzlan meminta izin kepada Salma yang sedari tadi hanya mengobrol di depan pintu kamar.
"Kenapa Yah?" Salma masih dalam posisi tiduran dengan memainkan ponsel nya.
"Adek kenapa?"
Ketika kata itu keluar dari mulut sang ayah, Salma langsung bangkit dan duduk.
"Caca gapapa."
"Adek jangan bohong."
"Beneran Caca gapapa Ayah."
"Ya udah kalo adek gak mau cerita sama Ayah. Tapi kalo ada apa – apa yang ganggu pikiran adek bilang sama Ayah."
"Iya. yaudah Caca mau siap – siap dulu, belum packing."
Yang menganggu pikiran Salma sebenarnya bukan masalah yang besar, namun dasar nya saja Salma terlalu overthinking yang membuat diri nya sendiri merasa capek dan tidak mood.
-
Salma sudah siap dengan satu koper yang berisi baju dan keperluan lainnya. Kini ia tinggal menunggu Rony karena keluarga nya sudah pergi lebih dulu.
"Mbak, Caca mau minta tolong bikin susu strawberry yang dikulkas tapi di angetin boleh?" pinta Salma kepada ART nya itu.
"Iya tunggu sebentar ya dek, itu kaya nya Rony udah dateng. Mbak kebelakang dulu."
Dengan senyuman termanis nya Rony menghampiri Salma. Belum sempat menyapa gadisnya itu, Salma terlebih dahulu meminta izin untuk menunggu Mbak Dewi membuatkan susu hangat untuk nya.
"Ayo Ka." Ajak Salma
"Mbak Dewi kita pamit ya." Ucap Rony
"Hati-hati ya ron, titip adek."
"Siap Mbak tenang aja."
Ya betul, Rony bahkan sudah kenal dekat dengan asisten rumah tangga keluarga wicaksana.
Saat Rony mengendarai mobil ia teringat perkataan Ayah Salma siang tadi bahwa sepertinya Salma sedang merasakan sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle but she's my home [Salma x Rony]
FanficStruggle but she's my home, itulah yang menggambarkan perasaan Rony kepada Salma.