Struggle but she's my home [Salma x Rony]

33.

"pacaran disini aja gak akan kita ganggu juga" ledek Lio

"orang kita cuma ngobrol biasa" bela Salma

"iya iya percaya" balas Novia

namun entah kenapa semua orang seolah tidak mempercayai Salma, karena mereka hanya membalas dengan senyuman yang penuh arti.

--

keesokan harinya,

POV SALMA

"loh tumben masak banyak banget ini, mau ada tamu siapa?"

"temen lama Ayah" jawab Kiki

"Rony nanti jadi kan dek kesini?"

"kemarin sih bilang nya jadi"

"ya udah suruh Rony kesini sekarang ya, kalo nanti keburu tamu Ayah dateng"

"dadakan benget yah"

"ya adek coba dulu, Rony bisa apa enggak kalo sekarang"

"nanti Caca coba"

"sekarang dek"

"iya Ayahhhhhh, kenapa heboh banget"

setelah itu Salma beranjak menuju kamar nya, entah kenapa sang Ayah terlihat memaksa agar Salma menghubungi Rony untuk datang kerumah saat ini juga.

-

POV RONY

pagi menuju siang ini pukul 09.30 dan ditemani gitar seperti biasa Rony sedang di balkon kamar nya membakar sebatang rokok dan segelas hot matcha latte.

tiba-tiba ponsel nya berbunyi menampilkan panggilan dari kekasihnya,

Rony :

hallo, kenapa sayang?

Salma :

Kaka gak lupa kan hari ini ketemu Ayah?

Rony :

gak dong, nant siangan ya aku ke rumah

Salma :

Ayah minta sekarang Ka

Rony :

oh yaudah gapapa, aku kerumah sekarang ya..

Salma :

beneran gapapa?

Rony :

gapapa dong, lagian aku gak ada agenda apa-apa

Salma :

ya udah hati-hati ya Ka

Rony :

iya sayang, aku siap-siap dulu dahhh

sebenarnya Rony sangat gugup, buah dari memberi Salma gift sebuah cincin ternyata berujung ia di minta menemui Ayah nya.

saat ini Rony sedang bersiap-siap walau perasaannya sedang tidak karuan karena ini kali pertama ia akan menemui orang tua Salma dengan pembahasan yang pastinya akan melangkah menuju masa depan yang sakral.

"Mama, Papa sama Bila mau pergi juga?"

"iya mau ke rumah temen Papa" jawab Danty

"kenapa Bila harus ikut sedangkan Kaka enggak? Bila udah janjian sama temen tauuuu"

"lebih penting temen mu daripada keluarga?" ucap Fikri

Sedikit merasa tersindir kali ini, Rony hanya bisa terdiam tidak berbicara dulu karena takut Papa nya berbicara yang tidak-tidak lagi.