Whispers of Allure [✓]

01 - PT.2

✦•┈๑⋅⋯ ࣪˖ ִֶָ𐀔 ⋯⋅๑┈•✦

"Apa yang kau barusan bilang, Versace?" Althea bertanya dengan nada dingin, memastikan apa yang didengarnya.

Xavier, yang tampak bingung dengan ekspresi Althea, hanya bisa menjawab,

"Iya, kenapa?"

Althea terdiam, kakinya terpaku di tempat. Dia teringat pada perintah tegas Ayahnya untuk tidak berkomunikasi dengan siapapun dari Kerajaan Versace. Di satu sisi, dia penasaran dengan Xavier. Namun, dia takut melanggar perintah Ayahnya.

Xavier, yang melihat Althea diam membisu, mulai merasa heran.

"Althea, kau kenapa?" Ucapnya dengan nada khawatir. Suasana semakin terasa tegang. Keheningan hanya dipecahkan oleh suara Xavier

"Oh, aku hanya terbengong tadi, lupakan saja, aku harus pergi." Jawabnya dengan canggung dan terlihat sangat panik. Althea berjalan mundur dan berbalik arah, meninggalkan Xavier yang masih berdiri di sana.

Xavier menyenderkan tubuhnya di pembatas balkon sambil meminum darah di gelasnya.

"Althea, sungguh wanita yang menarik." Gumamnya. Ia menatap Althea dari kejauhan, seyum tipis terlihat di sudut bibirnya.

Di sisi lain, Althea melangkah kembali ke dalam ruangan besar itu. Matanya menjelajah mencari sosok yang ia kenal. Dan di sanalah dia melihatnya, seorang pemuda dengan rambut coklat yang tersisir rapi dan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya. Althea pun menghampirinya,

"Gabriel!" Sapanya.

Mendengar suara yang dikenalnya, Gabriel berbalik arah. Matanya terbelalak kaget saat melihat Althea di hadapannya.

"Thea, kok tumben ikut acara ini? Padahal 3 tahun lalu kau gak ikut." Tanyanya dengan perasaan heran, Althea memang jarang sekali menghadiri acara seperti ini.

"Terpaksa, Kakakku lagi sibuk, jadi aku menggantikannya." Jawab Althea singkat, berusaha menyembunyikan perasaannya yang campur aduk sebab tadi.

"Oh, pantesan." Ucap Gabriel sambil tertawa kecil.

Gabriel adalah sepupu Althea yang selalu dekat dengannya sejak kecil. Mereka bagaikan sahabat karib yang selalu berbagi suka dan duka. Namun, akhir-akhir ini mereka jarang bertemu dan komunikasi mereka pun semakin renggang.

Althea selalu merasa kasihan dengan Gabriel. Ia tahu bahwa Gabriel memiliki nasib yang malang. Ibunya dibunuh oleh Ayahnya sendiri saat ia masih berusia 12 tahun. Tragedi itu meninggalkan luka mendalam di hati Gabriel dan mengubahnya menjadi pribadi yang berbeda.