13 - PT.1

157 136 25
                                    

✦•┈๑⋅⋯ ࣪˖ ִֶָ𐀔 ⋯⋅๑┈•✦

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✦•┈๑⋅⋯ ࣪˖ ִֶָ𐀔 ⋯⋅๑┈•✦

Anastasia berlari tergesa-gesa, wajahnya pucat pasi. Napasnya tersengal-sengal saat ia sampai di hadapan Xavier yang baru saja mematikan sambungan telepon genggamnya. Mata bulatnya membulat penuh kecemasan, jari-jarinya menunjuk-nunjuk ke arah Xavier seakan ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting.

"Xavier, aku baru saja mendengar sesuatu!" suaranya bergetar, penuh dengan kepanikan.

Terlihat Xavier yang tengah asyik menunduk menatap layar ponselnya di atas sofa yang berada di ruang tamu, dia terkejut mendengar teriakan Anastasia. Dengan cepat mendongak, alisnya bertaut heran.

"Apa yang terjadi, Ana? Tenanglah, tidak perlu terburu-buru." Nada suaranya lembut, berusaha menenangkan kekasihnya.

Namun, Anastasia tampak tak bisa diam. Dia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri.

"Aku mendengar Althea dengan Ibunya berbicara tentangmu, dan aku yakin bahwa kau tidak akan percaya apa yang akan kukatakan." Matanya berkaca-kaca, menatap Xavier dengan penuh harap. Xavier semakin penasaran. Ia berdiri, mendekati Anastasia, dan meraih kedua tangannya.

"Apa yang dikatakannya, Ana? Jelaskan dengan jelas!" Nada suaranya berubah menjadi tegas, namun tetap dipenuhi kekhawatiran.

Dengan suara bergetar, Anastasia mulai menceritakan apa yang telah dia dengar. Setiap kata yang keluar dari mulutnya semakin membuat wajah Xavier menegang. Raut wajahnya berubah dari heran menjadi marah, kemudian berubah lagi menjadi sedih.

"Selama ini Althea tidak benar-benar memiliki perasaan terhadapmu, ini hanya semata-mata rencananya untuk menghabisimu," ujar Anastasia, suaranya semakin lirih di akhir kalimat. Dia menunduk, seolah tidak sanggup menatap mata Xavier.

Xavier terdiam sejenak, pikirannya kalut. Ia tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Althea yang selama ini dia cintai, ternyata menyimpan rahasia kelam yang begitu berat. Tangannya mengepal erat, urat-urat di lehernya tampak menonjol.

"Tidak mungkin! Althea tidak akan melakukan itu padaku!" bantahnya, namun suaranya terdengar tidak yakin. Dia menggelengkan kepala berkali-kali, seolah menolak kenyataan pahit ini.

Anastasia menggelengkan kepala, dia benar-benar terlihat serius dengan apa yang telah dia sampaikan.

"Aku tidak ingin percaya juga, Xavier. Tapi aku mendengarnya sendiri dengan telingaku. Aku takut padanya, Xavier. Aku takut dia akan menyakitimu." Dia memeluk tubuhnya erat-erat, seolah mencari perlindungan di dalam pelukannya sendiri.

Wajah Xavier memerah padam. Dia merasa darahnya mendidih mendengar semua yang disampaikan Anastasia. Ia merasa dikhianati oleh orang yang paling ia cintai. Dengan langkah cepat, dia berjalan menjauh dari Anastasia, meninggalkan perempuan itu sendirian di ruangan tersebut.

Whispers of Allure [✓] Where stories live. Discover now