✦•┈๑⋅⋯ ࣪˖ ִֶָ𐀔 ⋯⋅๑┈•✦
Di bawah langit pagi menjelang siang yang disinari oleh matahari, Althea duduk di tepi sungai, kanvasnya terbentang di depannya. Pohon rindang di samping sungai menjadi objek lukisannya, daun-daunnya yang rimbun tertiup angin sepoi-sepoi, menciptakan alunan yang menenangkan baginya. Sudah sejak lama sejak terakhir kali Althea melukis.
"Indah sekali tempat ini." Gumam Althea, sapuan kuasnya menari di atas kanvas, menangkap setiap detail keindahan alam di hadapannya.
Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Althea menoleh dan melihat seorang penjaga Istana berdiri di hadapannya.
"Tuan putri, sudah waktunya kembali ke Istana, sebentar lagi akan hujan." Kata penjaga itu dengan sopan. Althea melihat ke atas langit, terlihat awan-awan yang telah menggelap, ia mengerutkan keningnya sejenak.
"Sebentar lagi, lukisanku hampir selesai." Ujarnya.
Penjaga itu ragu-ragu, namun akhirnya dia mengangguk dan pergi. Althea kembali fokus pada lukisannya, jari-jarinya bergerak dengan cekatan, menyelesaikan sapuan terakhir. Saat lukisannya selesai, Althea mengeluarkan ponselnya untuk memotret hasil karyanya. Tiba-tiba, notifikasi masuk, menunjukkan panggilan dari Xavier.
Wajah Althea yang awalnya tersenyum menjadi kusut saat melihat nama Xavier di layar ponselnya. Ia pun mengangkatnya,
"Hai, Althea." Sapa Xavier, Althea heran dengannya, tumben sekali ia meneleponnya dengan nada yang ceria.
"Ada apa meneleponku? Ganggu saja." Ungkapnya yang terdengar kesal.
"Aku dengar ada perpustakaan besar yang baru buka, koleksi bukunya sangat lengkap dan tempatnya juga katanya bagus. Jadi-"
"Aku tidak mau ikut." Jawab Althea dengan spontan, dari cara Xavier berbicara, Althea sudah dapat menebak bahwa Xavier ingin mengajaknya pergi ke perpustakaan itu.
"Kenapa tidak?"
Althea terdiam sejenak, memikirkan kembali tawaran Xavier. Dia sebenarnya ingin menyelesaikan lukisannya dan bersantai, tapi dia juga seharusnya berusaha menghabiskan waktu bersama Xavier untuk rencananya yang sudah ia susun beberapa hari yang lalu."Baiklah, aku setuju." Ujarnya.
"Bagaimana kalau kita ketemuan di sana siang nanti?" Ungkap Xavier dengan gembira.
"Oke, pada saat pukul 1 saja ya." jawab Althea.
Althea menutup teleponnya. Ia sebenarnya tidak mau pergi, ia kurang tertarik dengan buku akhir-akhir ini. Namun, ini demi memenuhi tujuannya untuk mendekatinya.
Althea kemudian lanjut membereskan peralatan lukisnya dan bersiap-siap untuk kembali ke Istana. Untung saja tempat Althea melukis itu tidak jauh dari Istana, jadi ia hanya perlu berjalan beberapa langkah sampai akhirnya kembali ke Istana. Sesampainya di dalam, Althea disambut hangat oleh Ayah dan Ibunya yang terlihat sedang berbicara ketika Althea berjalan mendekati mereka.
YOU ARE READING
Whispers of Allure [✓]
Romance"Tunggu, bukankah ini akan menjadi sangat beresiko? Kau adalah seorang vampir, sedangkan aku hanyalah seorang manusia. Seharusnya kita tidak boleh memiliki hubungan ini." Althea, putri dari Kerajaan Etheral, tak pernah menyangka dirinya akan terjer...