07 - PT.2

112 112 17
                                    

✦•┈๑⋅⋯ ࣪˖ ִֶָ𐀔 ⋯⋅๑┈•✦

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✦•┈๑⋅⋯ ࣪˖ ִֶָ𐀔 ⋯⋅๑┈•✦

"Maaf lama, tadi aku sempat kelupaan." Ujar Xavier dengan nada terengah-engah. Althea tersenyum maklum.

"Tidak apa-apa, Xavier. Aku juga baru sampai kok." Balasnya.

Mereka pun berjalan berdampingan, menyusuri lorong-lorong perpustakaan. Althea menceritakan tentang konsep Vintage Library yang sangat ia sukai dari perpustakaan ini, dan Xavier mendengarkan dengan antusias. Sesekali, mereka berhenti di depan rak buku untuk melihat-lihat koleksi yang ada.

"Buku ini bagus sekali, aku sudah pernah baca sebelumnya." Althea merekomendasikan beberapa buku favoritnya kepada Xavier, dan Xavier pun melakukan hal yang sama.

"Kau menyukai penulis yang ini juga?" Tanya Xavier yang menyadari bahwa dari tadi mata Althea tertuju pada buku yang kebetulan juga disukai olehnya.

"Iya, Aku suka gaya tulisnya."

"Oh, sama dong." Balasnya dengan senyum di wajah, Xavier tidak menyangka bahwa mereka memiliki selera yang sama mengenai buku.

Mereka semakin asyik berbincang dan saling berbagi minat tentang buku. Suasana perpustakaan yang tenang dan nyaman membuat mereka merasa semakin dekat. Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Althea dan Xavier memutuskan untuk mencari tempat makan di sekitar perpustakaan.

"Di sini kan ada kafe." Jelas Xavier, menunjuk ke arah depan mereka.

"Tumben sekali ada kafe di dalam perpustakaan." Ungkap Althea, Ia melihat di mana kafe itu berada. Tepatnya, tak jauh dari tempat mereka berada sekarang.

Mereka berjalan masuk kafe tersebut, untung saja tidak terlalu ramai saat ini. Jadi, tidak perlu mengantre terlalu lama.

"Thea, aku saja yang pesanin, kau mau yang mana emangnya?" Xavier menawarkan diri untuk memesan makanan.

"Ini dan itu, sepertinya lezat." Althea menunjuk menu yang terlihat enak baginya. Xavier mengangguk mengerti, setelah itu menyuruh Althea untuk mencari meja yang kosong dulu sambil menunggu ia memesannya.

Althea berjalan menyusuri lorong kafe yang bergaya modern minimalis itu, matanya mencari meja kosong. Cahaya lampu redup dan alunan musik jazz yang menenangkan hati terasa begitu pas untuk suasana siang yang terik itu.

Tak lama, ia menemukan sebuah meja di sudut ruangan dengan sofa empuk berwarna abu-abu. Althea pun duduk di sana, menanti Xavier kembali dengan pesanan mereka.

Saking lama menunggu, Althea menjadi sangat bosan dan hanya termenung ke arah dinding. Ia merasa bahwa menghabiskan waktu bersama Xavier tidaklah buruk. Althea bertanya-tanya pada dirinya sendiri akan bagaimana bisa ia justru merasa nyaman dengannya.

Whispers of Allure [✓] Where stories live. Discover now