Disclaimer : Anime Naruto adalah milik Masashi Kishimoto Sensei. Saya pinjem karena saya suka mereka.
Rate : M
Warning : Au, Harsh Words, tidak sesuai EYD, bahasa amburadul, Genderswitch,FemNaru, Typo(s), OOC Always, Abal Abalan, Absurd, Aneh, Halu, Gaje, Humor Gagal dan AWAS CRINGE.
Cerita ini ditulis untuk kesenangan semata dan tidak ada maksud untuk menjelek jelekan anime Naruto atau siapapun.
Mohon untuk tidak meniru adegan yang tidak pantas di sini.
Enjoy...
Naruto duduk di ranjang sambil melempar lempar botol air mineral menunggu Sasuke selesai mandi dengan wajah bosan. Wajahnya masih kusut sisa semalam, dan sialnya rasa sakit dan ngilunya terasa mencekik sampai ke ulu hati. Entah kekuatan macam apa yang ia gunakan tadi malam hingga saat ini ia seperti habis di sruduk banteng sekelurahan. Tak lama, Sasuke keluar dari bilik kamar mandi sambil mengeringkan rambut basahnya. Matanya melembut saat melihat Naruto menatap ke arahnya.
" Ayo, kamu ingin sarapan dimana " kata Sasuke sambil menyampirkan handuk.
" Aku ingin makan di kedai ramen " putusnya dengan cepat. Sekedar menjawab, tidak ada keinginan yang pasti atau gambaran akan Naruto yang gila ramen.
" Ini masih pagi, apapun selain makanan berlemak itu "
Wajah Naruto kian datar adanya. Tadi nanya, giliran dijawab malah melarang. Belum tahu aja kalau diluar sana banyak gadis yang kalau diajak makan jawabnya terserah.
" Kalau begitu kau saja yang memutuskan, aku lagi males mikir soalnya " kata Naruto akhirnya.
Mempertahankan judul gadis berbeda. Walaupun ujungnya sama aja jawabannya.
Dia menaruh botol air mineralnya lalu beranjak berdiri. Saat ia hampir melangkahkan kakinya, rasa sakitnya kembali menyerang hingga membuat Naruto hampir terjatuh. Akan tetapi, karena saking gesitnya Naruto, dia hanya terlihat oleng sebentar lalu kembali berjalan dan membuka pintu. Hal itu tak luput dari penglihatan Sasuke. Pria bermarga Uchiha itu menggeleng pelan,
" Benar-benar tidak memberi celah "
Ujungnya, Sasuke mengajak Naruto ke kedai ramen juga. Mengingat wajah segaris gadis itu dari semalam, membuat Sasuke mengesampingkan kesehatan dan libur menerapkan hidup sehat dalam hidupnya. Yah, bagaimanpun Naruto itu sosok yang luar biasa, bisa saja pencernaan gadis itu luar biasa pula. Ia teringat saat mereka pertama kali menjalin pertemanan, Naruto datang dan memesan satu porsi ramen jumbo saat mereka sarapan dikantin.
Tangan gadis itu terlihat bergetar saat menyumpit ramen di mangkoknya, setelah menggumamkan kata selamat makan, dia memaksa tangannya untuk baik baik saja dengan mencomot sumpit lalu membelahnya. Padahal jika dilihat pun rasanya pasti menyakitkan. Apa gadis ini benar-benar sudah mati rasa? Bagaimana mungkin wajahnya tetap tanpa ekspresi?
" Naruto " panggil Sasuke
Gadis itu menoleh, satu alisnya naik menyiratkan pertanyaan.
" Aku tahu tanganmu sakit, turunkan egomu biar ku suapi " pinta Sasuke.
Gadis itu hanya menarik ujung bibirnya " tidak separah itu, aku bisa sendiri "
" Naruto!! "
" Apa "
" Lukamu terbuka lagi, darahmu merembes" tunjuk Sasuke pada siku Naruto yang terdapat bercak darah lagi. " Berhenti keras kepala! Meminta bantuan orang lain tidak akan membuatmu kehilangan harga diri! "
KAMU SEDANG MEMBACA
MOST WANTED
FanfictionMEMANG SIAPA YANG MENDONGENG CERITA ROMAN PADAMU SIALAN!-Namikaze Naruto.