Bab 12

77 1 0
                                    

Hueeekkkk Hueeekkkk

Sasa memuntah kan darah hitam pekat.

"Vero panggil dokter." Ucap Sean panik.

"Dokter.... Dokterrrr " teriak Vero.

"Dok adik saya muntah muntah Dok." Ucap Vero panik saat seorang Dokter datang.

Dokter pun masuk, Dokter memintak semua keluar dari Ruangan itu , namun Saat Sean ingin keluar tangan Sean di pegang erat oleh Sasa.

"Dok tangan saya dok." Ucap Sean.

Dokter coba melepaskan namun tidak berhasil.

"Mungkin pasien menginginkan kehadiran anda tuan."

Sasa tak henti henti nya memuntah kan darah. Darah yang hitam tadi telah berganti menjadi darah segar. Sasa pun berhenti muntah, dokter langsung memeriksa Sasa.

"Syukur lah racun di tubuh pasien telah keluar semua pak, terakhir keluar darah segar pertanda racun nya sudah habis, kondisi pasien sudah stabil." Dokter tersebut tersenyum bahagia baru pertama kali dia melihat sebuah ke ajaiban.

Sean langsung bersujud syukur, iya mencium Sasa bertubi tubi.

"Terima kasih sayang kamu bertahan untuk ku." Sean memeluk tubuh lemah itu.

****

Sasa mulai membuka mata, yang pertama dia lihat langit langit rumah sakit. Sasa merasakan tangan nya kram, Sasa melihat wajah sembab Sean.

"Uncle di sini, apa aku bermimpi ?" Tanya Sasa dalam hati.

Sasa menyetuh lembut kepala Sean. Seketika Sean terbangun.

"Kamu sudah bangun Sayang ? Mana yang sakit, bilang pada uncle." Mata Sean kembali berkaca kaca. Tangan pucat Sasa mencoba memegang pipi Sean.

Sasa tersenyum, ternyata itu bukan mimpi.

"Uncle." Panggil Sasa.

"Iya sayang ini uncle." Ucap Sean mencium tangan Sasa.

Sungguh Sean senang melihat pujaan hati nya mulai membuka mata. Air mata Sean banjir tak bisa berhenti, Sasa pun ikut menangis.

"Apa yang sakit Sa , jangan nangis uncle disini." Ucap Sean panik.

"Aku nangis melihat uncle nangis."jawab Sasa.

Aksi mereka di lihat Raisa, wijaya dan juga vero. Mereka sudah balik dari hotel, mereka tadi pamit ingin mandi, sudah 3 hari mereka tidak mandi karena menjaga Sasa.

"Putri ku pa." Ucap Raisa yang sangat merindukan putri bungsu nya.

"Ayo kita masuk ma." Ajak wijaya.

Tok tok tok.

Wijaya mengetuk pintu.

Sean langsung menghapus air mata nya.

Ceklek.

Pintu terbuka, Raisa langsung menghampur memeluk Sasa.

"kamu jahat sama mama sa, kamu jahat." Raisa memeluk tubuh Sasa dengan kuat, iya tak ingin melepas kan pelukan tersebut takut Sasa meninggalkan 'nya.

Sasa menepuk nepuk pelan Raisa,  Sasa merasa sesak di peluk kuat oleh Raisa.

Sadar Raisa telah menyakiti nya , Raisa perlahan melepaskan pelukan tersebut. Sasa bisa melihat kantung mata mama menghitam.

"Maaf ma." Itu kata kata yang sangup Sasa keluar kan.

Raisa mencium putri nya bertubi tubi, menyatukan kening mereka mengeluarkan sesak yang saat ini tengah menyiksa nya.

CEO TAMPAN DAN QUEEN MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang